Benarkah Semua Bid’ah Itu Sesat? Ini Penjelasannya

Benarkah Semua Bid'ah Itu Sesat

Pecihitam.org – Seringkali Wahabi mengatakan bahwa Semua Bid’ah itu Sesat. Dan tidak ada lagi pembagian-pembagian Bid’ah sebagaimana yang dijelaskan Ulama-ulama Ahlussunnah wal Jamaah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pendapat mereka hanya Didasari oleh Hadits “Kullu Bid’atin Dholalah”. Hadits itu betul adanya, namun betulkah makna Hadits tersebut betul-betul menerangkan bahwa Semua yang baru itu adalah Bid’ah dan semua bid’ah itu sesat?

Tunggu dulu, mari kita coba lihat bagaimana Rosulullah SAW memberikan contoh dalam menyikapi hal-hal baru yang tidak beliau ajarkan secara khusus. Berikut ini, adalah hal-hal baru yang terjadi di zaman Rasululloh SAW. Antara lain:

Pertama;

Bilal bin Rabah setiap kali hadats beliau langsung bersuci. Bilal juga selalu sholat dua roka’at setiap selesai wudlu dan sehabis adzan. Hal ini beliau lakukan berdasarkan pemikiran beliau sendiri, inisiatifnya sendiri. Tidak ada petunjuk khusus dari Rosululloh SAW.

Lalu bagaimanakah respon Rosululloh SAW? apakah Rosululloh berkata: “Hai Bilal engkau telah membuat kreasi sendiri dalam ibadah. Engkau telah berbuat BID’AH ! Engkau telah SESAT ! Nerakalah tempatmu!”. Apakah Rosululloh SAW berkata seperti itu?.

Sama sekali TIDAK, bahkan Rosululloh SAW memuji Bilal, “Engkau mendahuluiku ke surga wahai Bilal !!!”

(diriwayatkan oleh Atturmudzi di dalam sunan, al-Hakim dalam al-Mustadrok, al-Bayhaqi dalam Syu’abul iman).

Kedua;

Dalam sebuah kisah yang penuh dengan patriotisme, Khubaib bin Adi al-Anshori melakukan sholat dua rokaat sebelum dibunuh oleh orang-orang qurays, hingga akhirnya kematian syahid menjemputnya ditiang salib.

Sholat yang dilakukan oleh Khubaib bin Adi ini kemudian menjadi tradisi yang dilakukan oleh para sahabat yang dengan tabah menerima kematian oleh kekejaman orang-orang kafir. (silahkan lihat al-mu’jamul kabir atthabrani, juga diriwayatkan al-Bukhori dan Ahmad)

Baca Juga:  Hukum Meminta-minta dengan Cara Memaksa dan Merendahkan Diri

Sholat dua roka’at yang dilakukan oleh Khubaib muncul dari inisiatifnya sendiri, karena beliau beranggapan sholat adalah ibadah yang paling utama dan mulia. Beliau ingin akhir hayatnya ditutup dengan sholat.

Rasululloh SAW tidak pernah memberi petunjuk khusus mengenai hal itu, misalnya Rasululloh SAW memerintahkan “Sholatlah dua roka’at sebelum engkau di bunuh oleh orang-orang kafir!”.

Tidak! …. Nabi SAW tidak mengajarkannya. Lalu apakah Rasululloh SAW kemudian berkata seperti perkataan orang WAHABI…..Apakah Nabi SAW menyesatkan Khubaib sebagaimana wahabi menyesatkan saudarax sendiri!

Apakah setelah Nabi mengetahui apa yang dilakukan oleh Khubaib kemudian beliau berkata “Khubaib telah sesat, ia telah berbuat bid’ah!” ….. tidak! Sekali lagi Tidak! ….

Beruntung sekali Khubaib Bin Adi,

Ketiga;

Salah seorang sahabat anshor yang menjadi imam di masjid Quba’, setiap kali selesai membaca surat al-fatihah beliau pasti membaca surat al-ikhlas, baru kemudian beliau membaca surat yang lain.

Jadi surat apapun yang ia baca dalam sholat pasti didahului dengan membaca surat al-ikhlas. Hingga berita ini sampai kepada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bertanya kepada sahabat yang menjadi imam itu, “Apa yang mencegahmu memenuhi permintaan teman-temanmu?, apa yang mendorongmu membaca surat al-ikhlas itu setiap raka’at?”.

Sahabat itu menjawab, “Sungguh aku mencintai surat itu”. Lalu Nabi SAW berkata, “Apa yang kau cintai akan membawamu ke surga”. (lihat fathul Bari al-Hafidh ibnu Hajar dalam bab al-jam’u baina suratain fir rok’ati)

Masya Allah …inilah Nabi kita.

Lihatlah!!! ….. Apakah Nabi langsung melotot sambil teriak, “SESAT KAU!!”, “BID’AH KAU!”, “Engkau telah membuat hal-hal baru dalam agama, engkau melakukan sesuatu yang tidak aku contohkan, yang tidak aku ajarkan!!!”

Baca Juga:  Umat Islam Harus Paham, Bagaimana Batas Antara Sunnah dan Bid'ah

Tidak..seklli lagi Tidak..bahkan Nabi SAW berkata, “Apa yang kau cintai akan membawamu ke surga”.

Keempat;

Qotadah bin Nu’man, sebagaimana diceritakan al-Hafidh ibn Hajar, setiap malam beliau menghabiskan malamnya dengan mengulang-ulang surat al-ikhlas di dalam sholat hingga masuk waktu subuh.

Hal ini kemudian dilaporkan kepada Nabi. Dan bagaimanakah tangapan Nabi? Apakah Nabi akan merespon seperti ANDA? . Apakah Nabi mengatakan “jika itu baik pasti aku lebih dulu mengerjakannya”.

Apakah Nabi berkata, “Engkau melakukan ibadah tanpa contoh dariku! Ibadahmu sia-sia! Bid’ah Kau! Sesat kau! …. TIDAK !!! sekali lagi TIDAK !!!.

Malah sebaliknya Rasulullah SAW dengan lembut dan motivasi yang tinggi beliau berkata ” Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamannya, surat al-Ikhlash itu sebanding dengan sepertiga al-Qur’an”.

beruntung sekali sahabat Qotadah bin Nu’man

Kelima;

Yang ini bahkan hingga sekarang kita lakukan dan dilakukan oleh seluruh umat Islam di seluruh penjuru dunia. Tak terkecuali org Wahabi yang hobi membid’ahkan.

Sebelum peristiwa ini terjadi, ketika para sahabat ketinggalan jama’ah, mereka akan bertanya sudah raka’at keberapakah Nabi ?, kemudian mereka akan takbir dan melakukan gerakan-gerakan yang tertinggal hingga ketika sudah sama gerakan dan raka’atnya baru mereka mengikuti gerakan imam. Sehingga jama’ah terlihat kurang teratur.

Ada yang masih berdiri, ada yang masih ruku’, ada yang sujud, dan lain sebagainya. Hingga suatu hari datanglah Mu’adz bin Jabal yang terlambat jama’ah.

(diriwayatkan oleh imam Ahmad dan Abu Dawud)

Mu’adz bin jabal langsung mengikuti gerakan Nabi, dan setelah salam beliau menambah raka’at yang tertinggal. Hal ini ia lakukan semata-mata karena kecintaannya pada Rasulullah SAW. Beliau tidak mau ketinggalan lebih banyak lagi, beliau ingin gerakannya sama dengan gerakan imam dalam hal ini Rasulullah SAW.

Baca Juga:  Memberi Nama Janin yang Keguguran, Bagaimana Hukumnya?

Lalu bagaimanakah Rasulullah SAW menyikapi tindakan Mu’adz bin Jabal tersebut, yang sama sekali belum pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Bahkan berbeda dengan sahabat-sahabat yang lain. Apakah Nabi SAW mengatakan seperti perkataan Wahabi, ” Engkau melakukan ibadah menurut kreasimu sendiri! Ibadahmu sia-sia! Bid’ah Kau! Sesat kamu! .

TIDAK !!! sekali lagi TIDAK !!!

bahkan Rasulullah SAW kemudian berkata, ” sesungguhnya Mu’adz telah membuat satu jalan (cara) baru untuk kalian, lakukanlah seperti yang dilakukan oleh Mu’adz!” .

dan sampai sekarang kita melakukan apa yang dilakukan oleh Mu’adz bin Jabal.

ALHAMDULILLAH

Beruntung sekali Mu’adz Bin Jabal karena disetiap gerakan yang dilakukan oleh makmum masbuq mulai saat itu hingga hari qiyamat, Mu’adz bin Jabal mendapat bagian pahalanya, karena ia lah yang memulai cara yang baik itu.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, maka kesimpulannya adalah tidak semua bid’ah itu adalah sesat. Lalu yang bagaimana yang dianggap sesat? Akan dibahas di tulisan berikutnya.Insya Allah

Sebenarnya masih banyak sekali ibadah-ibadah yang tidak di ajarkan sama Nabi..tapi tidak menyimpang dari Ajaran Nabi…

Wallahu a’lam

M Resky S

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *