Ketika Virus Mujassimah Melanda Pengikut Madzhab Hanbali

Virus Mujassimah yang Melanda Pengikut Madzhab Hanbali

Pecihitam.org – Di abad 3 H, madzhab Hambali pernah terkena bencana. Pengikut madzhab tersebut terkena virus Mujassimah yang mengatakan bahwa Allah punya fisik seperti tangan dll. (Perlu digaris bawahi yang terkena virus ini adalah pengikut madzhab Hanbali bukan Imam Hanbali).

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Mereka juga dikenal radikal, dan mudah menuduh kafir bahkan membunuh para ulama Ahlusunnah. Mereka biasanya punya ciri-ciri:

  • Sering menyebut-nyebut nama Imam Ahmad bin Hanbal (karena mereka ngaku-nya adalah murid-murid imam Ahmad, padahal mereka telah menyimpang dari ajaran beliau).
  • Sering menuduh orang lain sebagai syiah.
  • Senang membahas perkara yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik Allah, seperti tangan Allah, Allah berdiam di ‘Arsy dan lain sebagainya.

Salah satu ulama yg menjadi korban kaum mujassimah ini adalah Imam Ath-Thabari yang merupakan ahli tafsir terbesar sepanjang masa, dan kisahnya direkam oleh para ulama ahli sejarah dari kalangan Ahlu Sunnah dalam kitab-kitab mereka. Baca: Imam Ath Thabari di Tuduh Syiah dan Atheis.

Salah satu tokoh dari madzhab Hambali yang terkena virus mujassimah ini adalah Ibnu Taimiyah. Yang akhirnya para ulama empat madzhab mengadili dan menyatakannya sesat, lalu dia dipenjara hingga wafatnya.

Sayangnya, pemikiran dan ajaran Ibnu Taimiyah ini terus berkembang di Damaskus yang dulunya merupakan pusat Kesultanan bani Umayyah.

Disinilah beberapa ratus tahun kemudian, ada orang yg belajar islam, mewarisi pemikiran Ibnu Taimiyah bernama Muhammad bin Abdul Wahhab yang kemudian mendirikan aliran Wahabi.

Baca Juga:  Apa Itu Aliran Wahabi dan Mengapa Kaum Mahasiswa Banyak yang Tertarik?

Jika dulu mereka mengatakan Imam Ath-Thabari sesat, maka sekarang mereka menuduh bahwa Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dan Imam Nawawi telah sesat dalam beberapa sisi aqidahnya.

Bahkan salah seorang ustadz mereka mengatakan bahwa Asy’ariyah dan Maturidiyah adalah aliran sesat, padahal dua madzhab aqidah ini adalah madzhab utama Ahlussunnah yang sudah mewakili selama lebih dari seribu tahun sejarah Islam di muka bumi ini.

Selain itu Damaskus adalah pusat Nashibi warisan bani Umayyah. Nashibi adalah aliran yang sangat membenci bani Hasyim, terutama sekali ahlul bait dari keturunan Sayyidina Ali ra.

Maka ketika Wahabi dan bani Saud menguasai Haromain, mereka pun mengusir bani Hasyim dari sana. Itu alasannya mengapa wahabi sangat membenci Syiah, karena wahabi memang berasal dari kelompok yang membenci keluarga nabi.

Dan tidak heran pula kalau kita melihat bahwa banyak ulama panutan Wahabi berasal dari Damaskus seperti Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, Muhammad bin Abdul Wahhab dan juga Syaikh Albani atau lainnya, semuanya dari Damaskus atau lama tinggal di Damaskus.

Damaskus merupakan benang merah antara kaum Nashibi yang membenci ahlul bait dengan kaum Wahabi yang mewarisi ideologi tersebut, lalu ideologi ini dipakai oleh bani Saud dari Najd.

Baca Juga:  Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin: Nilai-Nilai Yang Bisa Terapkan Di Indonesia

Bani Saud sendiri awalnya berasal dari kalangan arab Badui di daerah Najd di Riyadh, lalu dengan bantuan Inggris Britania mereka memberontak terhadap khilafah Turki Utsmani dan mengalahkan Bani Hasyim di wilayah Hijaz, kemudian menguasai Jazirah Arab dengan nama Saudi Arabia.

Kelompok Wahabi biasanya akan mengatakan bahwa Bani Saud di Najd tidak memberontak kepada khilafah Turki Utsmani, padahal khalifah Turki Utsmani berkali-kali memerangi pemberontakan mereka.

Kelompok Wahabi juga mengatakan bahwa kekuasaan Khilafah Turki Utsmani tidak mencakup jazirah Arab, padahal di awal abad 20 Masehi, khilafah Turki Utsmani pernah membuat Jalur kereta dari Istambul menuju Makkah, dan proyek ini berhenti di tengah jalan karena adanya pemberontakan suku-suku Arab.

Jalur kereta antara Damaskus – Madinah, sebagai bagian dari jalur kereta dari Istanbul ke Makkah. Ini adalah Hijaz Railway pada tahun 1914, sebelum Perang Dunia I terjadi, dan sebelum suku-suku Arab memberontak terhadap kekhalifahan Turki Utsmani.

Ketika Bani Saudi di Najd menjatuhkan bani Hasyim dari kekuasaannya di tanah Haromain, nubuwah nabi kembali terbukti. Orang kampung yg biasa berjalan telanjang kaki, mereka akan menjadi tuan bagi kaum terhormat, dan ini salah satu tanda kiamat. Saat itu, tuan yang tidak bisa berfikir panjang ini, akan membuat keonaran di sana-sini. Dan mungkin itulah makna Najd sebagai pusat tanduk setan. Wallahua’lam.

Baca Juga:  Sejarah Lahirnya GP Ansor (Gerakan Pemuda Ansor)

Dan sekarang, kelompok Arab Badui yang mewarisi paham Mujassimah yang tidak hanya sesat karena menganggap Allah punya fisik, namun juga radikal karena mudah menuduh dan mudah menyalahkan orang lain yang berbeda pendapat. Cukup jelas kiranya, orang-orang yang suka memaki, mencaci, mencerca, membid’ahkan dan mengkafirkan akan mudah muncul dari kelompok ini.

Fakta membuktikan, hampir semua teroris di Indonesia mengaku bahwa mereka mengikuti pemahaman Muhammad bin Abdul Wahhab (MBAW) dan itu dibuktikan dalam buku para teroris itu sendiri. Bahkan, ISIS juga menginduk pada pemahaman Wahabi.

Kesimpulannya, Madzhab Hambali pernah terkena bencana yang mana pengiikutnya terkena virus Mujassimah. Pengikut aliran inikemudian menjadi radikal, dan mereka mudah menuduh bahkan membunuh para ulama Ahlussunnah wal Jamaah.

Mereka sering mengaku sebagai murid dan pengikut Imam Ahmad, namun faktanya mereka telah menyimpang dari ajaran imam Ahmad. Semoga kita dijauhkan dari kelompok seperti ini. Aamiin. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik