Apa itu Wahabi dan Siapa Muhammad bin Abdul Wahhab?

apa itu wahabi

Pecihitam.org – Sebagain orang mungkin ada yang penasaaran, dan bertanyaa-tanya, apa sih Wahabi itu? Secara singkat dan dengan bahasa yang sederhana kami coba mau menjawabnya. Berikut ulasannya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Wahabi merupakan sebutan bagi pengikut ajaran Muhammad bin Abdul Wahab. Banyak yang mengatakan bahwa ajaran Wahabi yang dibawanya itu sebagai pemurnian apa yang dinamakan tauhid.

Muhammad bin Abdul Wahab lahir di kampung Uyainah, Najd kota Riyadh atau yang sekarang adalah Arab Saudi. Wahabi lahir dari dakwahnya Muhammad bin Abdul Wahab yang beraliran Islam keras, kemudian pendukungnya percaya bahwa gerakan mereka adalah gerakan reformasi.

Awal mula wahabi dimaksudkan untuk mengembalikan Islam menjadi ajaran monoteisme murni, kembali pada ajaran Islam yang sesungguhnya yang menyandarkan sepenuhnya dari hukum yang tertera dalam Al-Qur’an dan Hadits, bersih dari segala ketidak murnian atau sesuatu yang baru dan terhindar dari bid’ah, syirik dan khurafat. Namun sayangnya yang terjadi mereka kemudian lebih bersifat takfiri atau mudah mengkafirkan kelompok lainnya.

Sejarah Aliran dan gerakan wahabi mendominasi di negara Arab Saudi sebagai tempat lahirnya Muhammad bin Abdul Wahab dan di negara Qatar. Wahabi berkembang melalui pendanaan atau bantuan untuk masjid, sekolah maupun program sosial lainnya dimana dakwahnya adalah pemurnian Islam atau ketauhidan yaitu keesaan Allah. Adapun Muhammad bin Abdul Wahab dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Ibnu Taimiyah.

Baca Juga:  Betulkah Pendiri Wahabi adalah Abdul Wahab bin Rustum?

Menurut penulis Arab Saudi yang bernama Abdul Aziz Qasim bahwa yang pertama kali memberi julukan Wahabi kepada ajaran yang dibawa oleh Muhammad bin Abdul Wahab adalah kesultanan Utsmaniyah yang kemudian bangsa Inggris mengadopsinya dan selanjutnya digunakan di Timur Tengah. Namun para pengikutnya tidak menyukai sebutan tersebut karena bagi mereka bahwa aliran yang mereka ikuti adalah salafi dan gerakannya dinamakan Salafiyah.

Bantahan tersebut juga pernah disampaikan oleh A. Ma’ruf Asrori dalam bedah buku “Rekam jejeak radikalisme Salafi Wahabi; Sejarah; Doktrin, dan Akidah” bedah buku tersebut bertempat di Masjid Agung kota Sidoarjo yang diselenggarakan oleh LPPQ Al-Karim Jawa Timur, dalam pengajian Ramadhan bersama LDNU, LTMNU dan LTNNU PCNU Sidarjo. Bantahan mereka beralasan bahwa tokoh yang disebut bernama Muhammad bin Abdul Wahab, semestinya menjadi Muhammadiyah bukan Wahabi.

Hal tersebut karena nama yang membawa aliran ini adalah Muhammad dan ayahnya bernama Abdul Wahab, sehingga wahabi malah dinisbatkan kepada Abdul Wahab bin Rustum yang pada dasarnya memanglah Khawarij. Inilah tipu daya untuk menghindari sorotan buruk dari kaum Muslimin yang telah menyaksikan sejarah kelam Wahabi di masa lampau maupun sekarang ini.

Awal mula gerakan wahabi dimulai sebagai gerakan yang menjadi angin segar bagi masyarakat dikala itu, dimana dengan runtuhnya Kesultanan Utsmani, gerakan ini memulai di wilayah terpencil dan gersang di Najd. Setelah perang dunia ke I, Dinasti Al-Saud menjadi penyokong utama wahabi. Dan kemudian menyebar ke kota suci yaitu Makkah dan Madinah.

Baca Juga:  Daftar Nama 70 Tokoh Wahabi Indonesia yang Masih Aktif Hingga Saat ini

Hal ini dimanfaatkan oleh para elit politik untuk menyebarkan ajaran wahabisme, dimana setelah ditemukan sumber minyak di dekat Teluk Persia dan menjadikan kerajaan Saudi memiliki akses terhadap pendapatan ekspor minyak dan menjadikan pendapatan yang dihasilkan berkembang berkali-kali lipat.

Kemudian hasil tersebut dijadikan sebagi sumber dana untuk mengembangkan ajaran wahabi, dengan media buku, sekolah, universitas, masjid, beasiswa, pekerjaan untuk para jurnalis, dan banyak media lainnya yang menjadikan wahabi semakin memiliki posisi yang kuat.

Wahabi pertama kali masuk di Indonesia yaitu pada awal Abad ke-19 yang masuk di tanah Minangkabau Sumatra Barat. Ajaran ini bermula dari kepulangan tiga orang haji yang kala itu wahabi sedang berkembang di Arab Saudi.

Secara tidak langsung ketiga haji tersebut membawa ajaran wahabi dan menyebarkannya. Mereka menyebarkan ajaran tersebut dengan sistem paksa. Dimana kala itu minangkabau masih kental dengan adat istiadat, dan itu menjadikan pertentangan di dalamnya.

Mereka mendakwahkan wahabi yang pada dasarnya adalah ajaran Islam yang kaku, tidak dapat diterima langsung oleh masyarakat Minangkabau terutama pemuka adat. Mereka langsung melarang penggunaan tembakau dan juga memakai kain sutra sehingga banyak yang tidak langsung mengikuti aliran yang dibawa ketiga haji tersebut.

Baca Juga:  Membantah Tuduhan Wahabi Tentang Ziarah Makam Nabi adalah Perjalanan Maksiat

Gerakan mereka didukung oleh kaum paderi. Bangsawan minang yang masih menjalankan praktik yang bertentanagan dengan Islam menurut mereka akhirnya berselisih. Puncaknya yaitu terjadi perang saudara yang disebut dengan perang paderi.

Karena aliran wahabi adalah paham yang kaku, ketat dan tanpa toleransi serta dengan ciri membid’ahkan orang yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan hadits. Pemahaman mereka telah melampaui batas tentang penetapan definisi ketauhidan, dan pendukung wahabi dianggap terlalu mudah membid’ahkan, mengkafirkan atau menyesatkan orang lain.

Jadi secara singkatnya apa itu Wahabi, yaitu ajaran yang dibawa Muhammad bin Abdul Wahab dengan mengatasnamakan pemurnian islam dan Tauhid, namun sayangnya ajaran mereka banyak mengandung intoleransi dan jauh dari kata islam (damai) itu sendiri. Wallahua’lam.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik