Surah Al-Anbiya Ayat 48-50; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Anbiya Ayat 48-50

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Anbiya Ayat 48-50 ini; Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa dan Harun. Kitab Taurat tersebut adalah merupakan penerangan dan pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah. Selanjutnya dalam ayat ini Allah menjelaskan sifat-sifat orang yang bertakwa.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah juga mengalihkan perhatian kepada Al-Qur’an yang diturunkan-Nya kepada Nabi dan Rasul-Nya yang terakhir, Allah menegaskan bahwa Al-Qur’an itu merupakan peringatan dan pelajaran yang sangat bermanfaat untuk orang-orang yang bertakwa, sehingga sepatutnyalah perintah dan larangan diikuti dan dijadikan pegangan dalam meniti jalan hidup.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Anbiya Ayat 48-50

Surah Al-Anbiya Ayat 48
وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى وَهَارُونَ الْفُرْقَانَ وَضِيَاءً وَذِكْرًا لِّلْمُتَّقِينَ

Terjemahan: Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

Tafsir Jalalain: وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى وَهَارُونَ الْفُرْقَانَ (Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepada Musa dan Harun kitab Taurat) kitab yang memisahkan antara perkara yang hak dan perkara yang batil dan antara perkara yang halal dan perkara yang haram وَضِيَاءً (dan penerangan) sebagai penerang وَذِكْرًا (serta pengajaran) sebagai pengajaran لِّلْمُتَّقِينَ (bagi semua orang yang bertakwa).

Tafsir Ibnu Katsir: Sesungguhnya telah berlalu peringatan bahwa Allah banyak menggandengkan antara penyebutan Musa dan Muhammad [semoga shalawat dan salam-Nya untuk mereka berdua] serta penyebutan kedua kitab-Nya itu.

Untuk itu Dia berfirman: وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى وَهَارُونَ الْفُرْقَانَ (“Dan sesungguhnya telah Kami berikan al-Furqaan kepada Musa dan Harun.”) Abu Shalih berkata: “Yaitu Taurat.” Sedangkan Qatadah berkata: “Taurat, halal dan haramnya serta apa yang dibedakan oleh Allah antara haq dan bathil.”

Pendapat yang menghimpun ucapan-ucapan di atas dalam masalah tersebut adalah bahwa kitab-kitab langit mengandung perbedaan antara haq dan bathil, antara petunjuk dan kesesatan antara penyimpangan dan pelurusan, antara halal dan haram serta sesuatu yang dengannya dapat diperoleh cahaya di dalam hati, hidayah, rasa takut, dan taubat.

Baca Juga:  Surah Al-Anbiya Ayat 108-112; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Untuk itu Dia berfirman: الْفُرْقَانَ وَضِيَاءً وَذِكْرًا لِّلْمُتَّقِينَ (“Al-Furqan dan penerangan serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa,”) yaitu peringatan dan nasehat bagi mereka.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa dan Harun. Kitab Taurat tersebut adalah merupakan penerangan dan pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah.

Kitab Taurat juga disebut al-Furqan, sebagaimana halnya Al-Qur’an, karena Kitab Taurat tersebut juga berisi syariat, yaitu hukum-hukum dan peraturanperaturan yang membedakan antara hak dan batil, antara baik dan buruk secara hukum, sehingga setiap tingkah laku dan perbuatan manusia, baik atau buruk, dijelaskan akibat hukum atau sangsinya. Tidak demikian halnya kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s. Ia tidak membawa syariat.

Pada akhir ayat tersebut ditegaskan bahwa kitab Taurat yang berfungsi sebagai pembawa syariat, dan sebagai sinar petunjuk dan peringatan, hanyalah berguna bagi orang-orang yang bertakwa. Ini berarti kitab Taurat bagi orang-orang yang tidak bertakwa, yaitu yang tidak bersedia melaksanakan perintah-perintah Allah serta menjauhi larangan-larangan-Nya, maka Taurat itu tidaklah menjadi petunjuk. Untuk itu mereka disediakan azab yang dahsyat, karena mengingkari petunjuk Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Kami sungguh telah memberikan Tawrat kepada Musa dan Harun, sebuah kitab suci yang membedakan antara yang benar dan yang salah, dan antara yang halal dan yang haram. Lebih dari itu, Tawrat merupakan cahaya yang menerangi jalan kebaikan dan kecemerlangan, di samping merupakan peringatan yang berguna bagi orang-orang yang bertakwa.

Surah Al-Anbiya Ayat 49
الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِالْغَيْبِ وَهُم مِّنَ السَّاعَةِ مُشْفِقُونَ

Terjemahan: (yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat.

Tafsir Jalalain: الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِالْغَيْبِ (Yaitu orang-orang yang takut kepada Rabb mereka sekalipun mereka menyendiri) jauh dari khalayak ramai, وَهُم مِّنَ السَّاعَةِ (dan mereka terhadap hari kiamat) yakni kengerian-kengeriannya مُشْفِقُونَ (merasa takut) mereka merasa khawatir.

Baca Juga:  Surah Adz-Dzariyat Ayat 38-46; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian, Dia mensifati mereka dengan firman-Nya: الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُم بِالْغَيْبِ (“Yaitu orang orang yang takut akan adzab Rabb mereka, sedangkan mereka tidak melihat Nya.”) وَهُم مِّنَ السَّاعَةِ مُشْفِقُونَ (“Dan mereka merasa takut akan [tibanya] hari Kiamat,”) yaitu mereka takut dan gemetar.

Tafsir Kemenag: Selanjutnya dalam ayat ini Allah menjelaskan sifat-sifat orang yang bertakwa, yaitu Pertama, mereka senantiasa takut kepada azab Allah, walaupun azab tersebut merupakan salah satu dari hal-hal yang gaib.

Kedua, orang-orang bertakwa yang disebutkan dalam ayat ini adalah mereka yang senantiasa merasa takut akan datangnya hari Kiamat, berusaha mempersiapkan diri menghadapi hal-hal yang akan terjadi kelak di hari Kiamat itu antara lain hari perhitungan dan hari pembalasan.

Oleh karena rasa takut mereka terhadap azab Allah pada hari Kiamat yang akan menimpa orang-orang yang tidak bertakwa, maka mereka yang bertakwa ini selalu menjaga diri terhadap hal-hal dan perbuatan yang mengakibatkan dosa dan azab maka mereka senantiasa melaksanakan perintah Allah, serta menjauhi segala larangan-Nya.

Tafsir Quraish Shihab: Yaitu orang-orang yang takut kepada Pencipta dan Penguasa mereka dalam keadaan tidak diketahui orang. Mereka tidak riya atau mengharap pujian seseorang, dan selalu takut akan kedahsyatan hari kiamat.

Surah Al-Anbiya Ayat 50
وَهَذَا ذِكْرٌ مُّبَارَكٌ أَنزَلْنَاهُ أَفَأَنتُمْ لَهُ مُنكِرُونَ

Terjemahan: Dan Al Quran ini adalah suatu kitab (peringatan) yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka mengapakah kamu mengingkarinya?

Tafsir Jalalain: وَهَذَا (Dan ini) yakni Alquran ini ذِكْرٌ مُّبَارَكٌ أَنزَلْنَاهُ أَفَأَنتُمْ لَهُ مُنكِرُونَ (adalah suatu kitab peringatan yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka mengapa kalian mengingkarinya?) Istifham atau kata tanya di sini mengandung pengertian mencemoohkan.

Baca Juga:  Surah Al-Anbiya Ayat 51-56; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian, Allah Ta’ala berfirman: وَهَذَا ذِكْرٌ مُّبَارَكٌ أَنزَلْنَاهُ (“Dan ini adalah suatu Kitab yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan,”) yaitu al-Qur’an al-‘Azhim yang tidak didatangi kebathilan di hadapan dan di belakangnya serta diturunkan dan Rabb Yang Mahabijaksana lagi Mahaterpuji. أَفَأَنتُمْ لَهُ مُنكِرُونَ (“Maka, mengapakah kamu mengingkarinya?”) Apakah kalian tetap mengingkarinya, sekalipun hari tersebut begitu nyata dan jelas?

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini Allah mengalihkan perhatian kepada Al-Qur’an yang diturunkan-Nya kepada Nabi dan Rasul-Nya yang terakhir, Allah menegaskan bahwa Al-Qur’an itu merupakan peringatan dan pelajaran yang sangat bermanfaat untuk orang-orang yang bertakwa, sehingga sepatutnyalah perintah dan larangan diikuti dan dijadikan pegangan dalam meniti jalan hidup.

Pada akhir ayat ini Allah mencela sikap kaum yang masih mengingkari Al-Qur’an, padahal tidak ada satu alasan pun bagi mereka untuk mengingkarinya, memang Al-Qur’an hanya memberi pelajaran dan tuntunan yang bermanfaat bagi mereka yang mau mengikutinya. Lagi pula, kebaikan dan manfaat Al-Qur’an itu sudah dijelaskan kepada mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Alquran ini adalah peringatan yang banyak mengandung kebaikan, yang Kami turunkan kepada kalian seperti halnya Kami menurunkan peringatan kepada Musa. Bagaimana kalian mengingkarinya, padahal kalian adalah orang yang paling pantas untuk mengimaninya?

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Anbiya Ayat 48-50 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S