Beginilah Seharusnya Adab Murid Terhadap Guru dalam Islam

Adab Murid Terhadap Guru

Pecihitam.org – Akhir-akhir ini kita dibuat bersedih dengan wajah muram pendidikan Indonesia. Anjuran untuk menghormati guru, kian lama semakin terkikis oleh zaman. Banyak diantara kita yang mulai menyepelekan mereka, seolah kita lupa  bahwa guru merupakan salah satu sarana penerjemah ilmu pengetahuan yang paling pokok. Lewat lisan, tulisan, dan contoh sikapnya lah, kita bisa mengambil banyak pelajaran hidup. Jadi sudah seyogianya kita sebagai seorang murid, menaruh penghormatan yang tinggi kepada mereka. Lalu, bagaimanakah sebaiknya adab murid  terhadap guru kita?

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dalam hal ini, kita sudah sering di ingatkan oleh para ulama akan pentingnya menjaga adab baik kita kepada guru. Karena itu merupakan salah satu faktor dari berhasilnya proses belajar mengejar yang dilaksanakan.

Bagaimana Seharusnya Adab Murid Terhadap Guru?

Dalam Ta’lim Mutaa’lim, yang merupakan kitabnya para penuntut ilmu, Sheikh Az-Zarnuji menerangkan tentang bagaimana pentingnya menjaga adab terhadap guru.

Dalam uraiannya Sheikh Az-Zarnuji membagi setidaknya ada 9 adab yang harus dipenuhi oleh seorang murid terhadap gurunya

  • Pertama, ketika seorang guru sedang berjalan, dilarang berjalan didepannya atau bahakan sampai mendahuluinya. Tunjukan penghormatan kita sebagai murid dengan mengutamakan kepentingannya,  tanpa berjalan mendahuluinya.
  • Kedua, tidak boleh menduduki tempat duduk guru, dan selalu memastikan agar tempat duduknya selalu dalam keadaan bersih dan rapi.
  • Ketiga, tidak diperbolehkan untuk memulai pembicaraan kepada guru, tanpa mendapatkan izin terlebih dulu dari yang bersangkutan.
  • Keempat, tidak diperbolehkan berbicara tepat dihadapan guru, sehingga perlu kiranya memberikan jarak dan menunjukkan sikap hormat.
  • Kelima tidak diperbolehkan untuk bertanya akan suatu hal ketika seorang guru dalam keadaan lelah atau sedang sibuk.
  • Keenam, mengetahui waktu mana yang baik untuk bertemu guru, sehingga tidak sampai mengganggu waktu istirahatnya
  • Ketujuh, berusaha mendapat ridho dari guru, dengan menjauhi apa yang guru larang, dan melaksanakan apa yang seorang guru perintahkan, asal tidak bertentangan dengan syariat agama.
  • Kedelapan, menghormati guru, begitu juga dengan sanak familinya
  • Kesembilan jangan sampai menyakiti hati guru, dikarenakan hal tersebut akan berdampak pada keridhoan guru kepada murid-murinya.
Baca Juga:  Bisakah Bu Nyai Menjadi Penguasa di Lingkungan Pesantren?

Berhubungan dengan keterangan diatas, kita sebagai seorang murid juga harus bersikap selektif dalam memilih guru. Banyak diantara orang-orang yang mengaku dirinya bisa mengajar tetapi kenyataanya apa yang dia perbuat jauh dari apa yang selama ini dia sampaikan. Mereka hanya memanfatkan nama besar mereka dan penghormatan yang mereka dapat sebagai alat memuaskan kepentingan pribadi. Orang seperti ini hanya menyesaki otaknya dengan ilmu-ilmu, tanpa ada amaliyah yang sejalan dengan apa yang selama ini dia ajarkan.

Allah SWT menyindir keras orang-orang yang demikian dengan menyebutnya layaknya Keledai yang memanggul kitab-kitab (QS 62: 5). Jadi sebanyak apapun kitab yang dibawa oleh keledai tersebut, tetap saja tidak akan memberikan manfaat pengetahuan kepada orang-orang disekelilingnya, bahkan bisa menyesatkan. Perangai guru yang seperti ini sangat tidak layak dijadikan sebagai suritauladan bagi muridnya. Jadi, bukannya hanya adab saja yang perlu kita perhatikan, tetapi juga selektif dalam memilih guru pun sangat diperlukan.

Baca Juga:  Sorogan dan Balaghan, Rahasia Pondok Pesantren Lahirkan Santri Berkualitas

Kesimpulannya adab merupakan hal yang paling penting yang harus dimiliki sorang murid pun juga guru. Tanpa adab, ilmu yang didapat tidak akan menjadi jalan hidup yang berkah.  Masih keterangan dari kitab yang sama Ta’lim Mutaa’lim, bahwa puncak dari ilmu pengetahuan adalah keluhuran akhlaq. Sehingga, seakan-akan keluhuran akhlaq tersebut menjadi jaminan dari tanda-tanda ilmu yang bermanfaat. Dan ketika kita sudah mendapatkan ilmu yang manfa’at insyaallah ridho dari Allah SWT pun akan selalu menyertai langkah kita, aamiin

Demikianlah penjelasan singkat mengenai Adab Murid terhadap Guru yang kami kutip dari Kitab Ta’lim Muta’allim, kitab yang banyak mejadi rujukan di Pondok Pesantren dalam membentuk karakter dan kepribadian Santri.

Baca Juga:  Mengenal Santri Kalong dalam Khazanah Pondok Pesantren
Habib Mucharror

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *