Humor dan Inspirasi Gus Dur di Prancis

humor dan inspirasi gus dur di prancis

Pecihitam.org – Gus Dur dan humor tak bisa dipisahkan. Seperti kiai-kiai NU pada umumnya, Gus Dur sosok yang humoris. Bahkan Gus Dur adalah grand master humornya warga Nahdliyin. Begitulah, tampaknya salah satu tanda orang cerdas itu adalah pandai membuat jokes. Jokes yang segar, yang tidak basi, istilah popularnya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Humor Gus Dur memiliki jam tayang global. Ia berhumor tak cuma di Indonesia. Saat bertemu Fidel Castro di Kuba, tatkala ke Israel, dan negara-negara di Eropa dan Amerika lainnya, Gus Dur tak segan membuat orang yang ditemuinya terpingkal-pingkal.

Pada 16 Oktober 2007, salah satu orang dekat Gus Dur, pak Mahfud MD, hendak bertandang ke beberapa negara Eropa karena tugas MPR. Sebelum berangkat, pak Mahfud pamit ke Gus Dur. Bukannya membekali hal-hal yang serius, Gus Dur malah melontarkan jokes. Gus Dur berkata ke pak Mahfud, bahwa jika di Paris ada orang menyapa “bonjour”, pak Mahfud tidak boleh salah jawab.

Baca Juga:  Humor Gus Dur Tentang Agama Siapa yang Paling Dekat dengan Tuhan

Mengapa?

Gus Dur bercerita: dulu seorang dosen dari Mesir pernah “kikuk” di Paris. Saat dosen itu masuk ke hotel untuk sarapan, dia disapa dengan sopan oleh seseorang. “Bonjour,” kata penyapa. Karena mengira ditanya nama, dosen Mesir ini menjawab, “Ana Abbas Hasan.” (Saya Abbas Hasan).

Siang esok harinya, Abbas Hasan bertemu lagi dengan penyapa dan juga menyapanya dengan sapaan bonjour. Abbas Hasan menjawab lagi, “Ana Abbas Hasan.” Penasaran disapa terus dengan sapaan yang sama, padahal sudah dijawab dengan menyebut nama dirinya, Abbas Hasan lalu membuka kamus.

Ia kaget, sebab arti bonjour ternyata bukan nama. Esoknya lagi, Abbas Hasan berinisiatif menyapanya lebih dulu. “Bonjour,” sapa Abbas Hasan. Dia kaget bukan kepalang karena orang Paris itu justru menjawab “Anna Abbas Hasan.” Orang Paris itu mengira kalimat “Abbas Hasan” adalah jawaban atas sapaan “bonjour”.

Menurut pak Mahfud, sebenarnya Gus Dur ingin berpesan agar dirinya tak terburu-buru menjawab atau menanggapi sesuatu sebelum memahami betul apa maksudnya.

Baca Juga:  Sekilas Peristiwa Dibalik Doa Nabi Yunus

Di Paris, kata pak Mahfud, Gus Dur sangat dikenal dan dikagumi oleh pejabat-pejabat tinggi di sana. Ketika mereka tahu bahwa pak Mahfud MD adalah mantan menteri pertahanan era Gus Dur, seorang anggota parlemen, Marie le Guin, langsung antusias berbicara tentang Gus Dur. Marie mengatakan bahwa Gus Dur adalah orang yang luar biasa, otaknya cerdas, tokoh Islam yang sangat kosmopolit, dan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi.

Anggota parlemen itu menyatakan bahwa Gus Dur berhasil menanamkan semangat dan rasa percaya diri yang tinggi di kalangan orang-orang cacat di Prancis. Sebab, ketika menjadi Presiden dengan masalah penglihatan yang serius, Gus Dur menampakkan kehebatannya sebagai tokoh dunia yang mampu berpikir, berdebat, dan berdiri sejajar dengan tokoh-tokoh lain dari negara maju.

Sejak saat itu, gerakan hak asasi kaum cacat di Prancis terus meningkat. Wacana tentang hak-hak protokoler bagi kaum cacat terus berkembang. Karena ada bukti nyata bahwa seorang yang cacat pun bisa hebat seperti yang ditunjukkan oleh Gus Dur.

Baca Juga:  Pancasila Sudah Final Bagi Bangsa Indonesia! Tidak Bisa Ditawar-Tawar Lagi

Begitulah Gus Dur, namanya menggema di mana-mana. Dalam kasus Papua akhir-akhir ini pun tak sedikit orang yang menyebut nama Gus Dur sebagai orang yang mampu menyentuh hati orang Papua. Gus Dur bapak Papua, Gus Dur bapak bangsa, Gus Dur adalah ceruk air bening kemanusiaan kita.

Untuk mbah wali Gus Dur, alfatihah.

Mutho AW

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *