Imam Ahmad Ar-Rifa’i, Riwayat Singkat dan Karomah Sang Waliyullah

Imam Ahmad Ar-Rifa'i, Riwayat Singkat dan Karomah Sang Waliyullah

Pecihitam.org – Imam Ahmad Ar-Rifa’i merupakan seorang wali quthub, Ulama Sufi yang menjadi tonggak thariqah dan tokoh para wali agung, beliau bernama lengkap Syaikh Sayyid Ahmad al-Rifa`i bin Sayyid `Ali, bin Sayyid Yahya, bin Sayyid Tsabit, bin Sayyid Hazim, bin Sayyid Ahmad, bin Sayyid Ali, bin Sayyid Hasan al-Rifa`ah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Jika Nasabnya diteruskan, maka akan sampai kepada Sayyidina Husain, bin Sayyidina ‘Ali wa Sayyidatina Fatimah az-Zahra, binti Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW.

Beliau dilahirkan hari Kamis pada pertengahan bulan Rajab tahun 512 H di Ummi Abidah, daerah yang berada diantara Bashrah dan Baghdad, yang masyhur di Irak

Pertama sekali belajar fikih madzhab Syafi’i pada pamannya sendiri, yang bernama Syekh Abu Bakar al-Wasiti al-Anshari. Beliau sempat mengajar kitab Tanbih, kemudian masuk  ke dunia Thariqah dan menempa dirinya dengan sungguh-sungguh.

Beliau meninggalkan kesenangan duniawi dan memusatkan perhatiannya pada ilmu thariqah, sehingga menjadi seorang wali agung dan sangat ahli dalam bidang ilmu thariqah.

Imam Ahmad Ar-Rifa’i memiliki banyak murid dan sahabat yang sangat menghormatinya. Menurut Syeikh Ibnu Khalkan dan lainnya, santri-santrinya terkenal dengan nama Rifa`iyah, memiliki hal-hal yang aneh dan menakjubkan

Baca Juga:  Jabir bin Hayyan, Ahli Kimia yang Pertama Kali Mendapat Gelar Sufi

Imam Ahmad Ar-Rifa’i rahimahullah wafat pada waktu dhuhur, hari Kamis 12 Jumadil Ula tahun 578 H. Kalimat terakhir yang beliau ucapkan adalah:

أَشْهَدُ أَنْ لَآإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Pada hari wafatnya Imam Ahmad Ar-Rifa’i, ribuan orang datang melayat. Beliau dikebumikan di kuburan Yahya al-Bukhari di Bukhara.

Kisah Karomahnya

* Syaikh Syamsuddin Sibtu bin al-Zauji dalam kitab Tarikhnya mengatakan, bahwa disamping Sayyid Ahmad Ar-Rifa’i yang memiliki berbagai karamah dan maqam/kedudukan, santri-santrinya juga luar biasa. Mereka terkadang menaiki binatang buas dan bermain-main dengan ular. Di antara mereka bahkan ada yang memanjat pohon kurma lalu menjatuhkan diri ke tanah, namun tak merasa sakit sedikitpun.

* Imam Ahmad Ar-Rifa’i sering melihat (Tajalli/tersingkap) Nur kebesaran Allah Swt. Dan ketika hal itu terjadi, dirinya pun meleleh seperti genangan air. Namun dengan berkat Kelembutan dan Kasih Sayang Allah SWT, beliau kembali mengeras sedikit demi sedikit sehingga kembali ke wujud semula. Lantas beliau pun berkata kepada para santrinya: “Sekiranya bukan karena kemurahan Allah SWT, sungguh aku tidak akan kembali pada kalian“.

Baca Juga:  Interpretasi Surat Pengunduran Diri Tuan Guru Sapat sebagai Mufti Indragiri

* Jika ada orang yang meminta dituliskan azimat kepadanya, maka beliau mengambil kertas lalu menuliskannya dengan tangan kosong (tanpa pena/tinta).

* Suatu hari Imam Ahmad Ar-Rifa’i berangkat ke Mekkah untuk melaksanakan Haji, disaat berziarah ke Maqam Nabi Muhammad Saw, keluarlah tangan dari dalam kubur Nabi SAW lalu bersalaman dengan Imam Ahmad, lantas beliau pun mencium tangan yang mulia Nabi SAW. Kejadian tersebut dapat disaksikan oleh orang ramai yang juga berziarah ke Maqam Nabi Saw ketika itu.

* Ketika sedang mengajar di atas kursinya, Orang yang jauh sekalipun akan mendengar suara beliau seperti sedang berada di dekatnya. Bahkan, semua penduduk desa Ummi Abidah dan sekitarannya pun turut mendengar seperti berada di tempat pengajiannya. Hingga orang tuli pun apabila datang ke majelis pengajiannya, maka akan dibukakan pendengarannya oleh Allah SWT.

Beberapa Kalam Hikmahnya

  • Aku telah mencoba menempuh semua jalan menuju kepada Allah SWT. Namun tidak kutemukan jalan yang lebih mudah, lebih dekat dan lebih pantas selain dari kefakiran, kehinaan dan kesusahan.
  • Di antara tanda-tanda tenang bersama Allah SWT, adalah merasa resah ketika berada bersama orang-orang kecuali para wali. Sebab tenang bersama para waliyullah berarti tenang bersama Allah SWT.
  • Sesuatu yang lebih dekat dengan murka Allah SWT, adalah melihat (dengan penuh rasa bangga) pada diri sendiri, tingkah laku dan amal kebajikannya. Yang lebih parahnya lagi adalah meminta imbalan atas suatu amalan (ibadah)”.
Baca Juga:  Inilah Kitab-Kitab Tafsir Al-Qur'an Karangan Para Ulama Nusantara

Demikian biografi dan sejarah singkat Raja para Waliyullah, Imam Ahmad Ar-Rifa’i, serta beberapa karomah dan kalam hikmahnya. Semoga bermanfaat. Wallahua’lambisshawab!

(Referensi: Disarikan dari kitab Nur al-Abshar, Jami’ al-Karamat al-Auliya’, Thabaqat al-Kubra dan  Kitab A’lam al-Shufiyah)

Muhammad Haekal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *