Pecihitam.org – Terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama mengenai Nabi dan Rasul yang berpredikat sebagai uluz azmi (Nabi yang memiliki hukum syariat serta gigih dalam mendasarkan dan menetapkannya. Mereka juga memiliki kesabaran yang luar biasa dalam menanggung penderitaan). Namun pendapat yang masyhur adalah Nabi Nuh a.s, Nabi Ibrahim a.s, Nabi Musa a.s, Nabi Isa a.s, Nabi Muhammad saw. Masing-masing memiliki gelar, dan gelar Nabi Isa adalah al-Masih.
Gelar al-Masih kiranya sangat familiar di telinga kita sebagai umat Islam. Gelar ini tidak hanya dimiliki oleh Nabi Isa saja, melainkan juga dimiliki oleh Dajjal. Lantas apa perbedaan gelar al-Masih Nabi Isa dengan al-Masih Dajjal?
Jika ditilik dari sejarah, gelar al-Masih Nabi Isa sungguh panjang perjalanannya. Berawal dari Nabi Isa dikandung dan dilahirkan tanpa Bapak oleh seorang wanita suci hingga fitnah besar melanda keduanya. Kisah ini diabadikan oleh Allah dalam firman-Nya, QS. Maryam: 27-33
Kemudian dia (Maryam) membawa dia (bayi itu) kepada kaumnya dengan menggendongnya. Mereka (kaumnya) berkata, “Wahai Maryam! Sungguh, engkau telah membawa sesuatu yang sangat mungkar. Wahai saudara perempuan Harun (Maryam)! Ayahmu bukan seorang yang buruk perangai dan ibumu bukan seorang perempuan pezina. Maka dia (Maryam) menunjuk kepada (anak)nya. Mereka berkata, “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?”.
Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi”. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) sholat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” [QS. Maryam: 27-33].
Hari itu, Allah memerintahkan Bunda Maryam untuk berpuasa, termasuk puasa bicara di hadapan kaumnya. Ia pasrah dan berserah diri kepada Allah apa yang telah diperintahkan-Nya.
Oleh karenanya, ketika kaumnya menghina, mengolok-olok Bunda Maryam atas lahirnya Nabi Isa tanpa ayah, ia berdiam dan berisyarat untuk menanyakannya langsung kepada Nabi Isa kecil.
Kaumnya terheran-heran, seraya berkata “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan”. Menurut Nauf al-Bakkali, saat Bunda Maryam tengah dicaci oleh kaumnya, Nabi Isa kecil sedang menetek ibunya tersebut. Lantas setelah kaumnya mengatakan demikian, lantas Nabi Isa berpaling dari payudara ibunya dan mengatakan pada sekumpulan kaum yang menghina mereka “Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku Kitab…, dan seterusnya”. Hal yang mustahil terjadi, bayi yang masih sangat kecil berbicara dengan lantangnya. Sungguh kuasa Allah yang Maha Agung.
Berdasarkan peristiwa itu dan peristiwa aneh lainnya lah Nabi Isa digelari al-Masih yang artinya orang yang sangat jujur. Dalam riwayat lainnya, al-Masih bermakna usapannya mengandung keberkahan, misal setiap penyakit yang ia usap akan sembuh seketika. Sedang menurut Yahya bin Abdurrahman, gelar al-Masih diberikan karena Nabi Isa gemar berpetualang, bisa juga karena ia tidak beristri hingga diangkat oleh Allah dari dunia.
Lantas, bagaimana dengan gelar al-Masih Dajjal?
Dalam kitab Bahr al-Madid, al-Masih pada Dajjal bermakna terhapus. Maksudnya adalah salah satu mata Dajjal terhapus, buta yang bagian kanannya bagai buah anggur yang menjorok. Hal ini didasarkan pada riwayat Imam Bukhari, dari Abdullah bin Umar:
… ثُمَّ إِذَا أَنَا بِرَجُلٍ جَعْدٍ قَطَطٍ أَعْوَرِ الْعَيْنِ الْيُمْنَى كَأَنَّهَا عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ فَسَأَلْتُ مَنْ هَذَا فَقِيلَ الْمَسِيحُ الدَّجَّالُ
Artinya: … Kemudian tiba-tiba aku bersama seseorang yang rambutnya sangat keriting, matanya buta sebelah kanan seolah-olah buah anggur yang menjorok, maka aku bertanya; ‘Siapakah orang ini?’ Ada jawaban; ‘(dia) al masih ad dajjal [HR. Bukhari]
Namun pendapat lain mengatakan bahwa al-Masih pada Dajjal bermakna seluruh permukaan bumi akan terjamah olehnya kecuali Mekah dan Madinah. Kesimpulannya, gelar al-Masih pada Nabi Isa memiliki konotasi yang baik, sedangkan gelar al-Masih pada Dajjal berkonotasi buruk.
Demikian, perbedaan gelar al-Masih Nabi Isa dengan al-Masih Dajjal, semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bishshawaab.
- Pembubaran FPI dan Nasib Masa Depan Indonesia - 08/01/2021
- Pembagian Najis dan Cara Mensucikannya, Kamu Harus Tahu - 25/10/2020
- Kritik Imam al Ghazali Terhadap Pemikiran Para Filsuf (Part 2) - 11/10/2020