Kisah Aisyah Binti Abu Bakar Istri Nabi Muhammad

Kisah Aisyah Binti Abu Bakar Istri Nabi Muhammad

Pecihitam.org – Aisyah Binti Abu Bakar adalah perempuan mulia ia dikenal sebagai perempuan yang cerdas, lincah dan bertakwa, ia adalah anak dari Abu Bakar Ash Shiddiq sahabat terdekat Rasulullah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Nasabnya bertemu dengan Rasulullah pada Murrah bin Ka’ab, nasabnya yaitu Aisyah binti Abdullah bin Quhafah bin Amir bin Amr bin Ka’ab bin Sa’ad bin Tamim bin Marrah bin Ka’ab bin Luay yang berasal dari suku Quraisy at-Taimiyah al-Makkiyah.

Ibunya bernama Ummu Ruman namun juga ada riwayat lain yang mengatakan bahwa ibunya adalah Zainab atau Wa’id binti Amir bin Uwaimir bin Abdi Syams. Aisyah memiliki saudara kandung yaitu Abdurrahman.

Anak lain dari Abu Bakar yaitu Abdullah dan Asma dari istri pertamanya Qatlah binti Abdul Uzza, setelah Abu Bakar memeluk agama islam ia menikahi Asma binti Umais dan memiliki anak yang bernama Muhammad. Selain itu Abu Bakar juga menikahi Habibah binti Kharijah dan memiliki anak darinya yaitu Ummu Kultsum.

Aisyah Binti Abu Bakar yang masih belia dalam riwayat disebutkan bahwa usianya adalah sepuluh tahun ia dinikahi Rasulullah, atas perintah dari Allah melali sebuah mimpi. Rasulullah menyampaikan mimpinya kepada Aisyah.

“Aku melihat dirimu dalam mimpiku, malaikat membawa sutera berwarna hijau, ketika dibuka tabirnya tampaklah wajahmu. Malaikatpun mengatakan bahwa kamulah istri di dunia dan akhirat untukku, dan aku menyampaikan kepadanya jika ini benar dari Allah maka akan terlaksana”.

Baca Juga:  Siti Khadijah, Seorang Janda yang Menjadi Istri Pertama dan Tercinta Nabi Muhammad SAW

Dalam sebuah hadits disebutkan tentang pemberian maskawin Rasulullah kepada Aisyah Binti Abu Bakar dan para istrinya.

وَعَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ اَلرَّحْمَنِ ; أَنَّهُ قَالَ : ( سَأَلْتُ عَائِشَةَ زَوْجَ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم كَمْ كَانَ صَدَاقُ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَتْ : كَانَ صَدَاقُهُ لِأَزْوَاجِهِ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ أُوقِيَّةً وَنَشًّا قَالَتْ : أَتَدْرِي مَا اَلنَّشُّ ? قَالَ : قُلْتُ : لَا  قَالَتْ : نِصْفُ أُوقِيَّةٍ فَتِلْكَ خَمْسُمِائَةِ دِرْهَمٍ , فَهَذَا صَدَاقُ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم لِأَزْوَاجِهِ )  رَوَاهُ مُسْلِمٌ 

Abu Salamah Ibnu Abdurrahman Radliyallaahu ‘anhu berkata: Aku bertanya kepada ‘Aisyah r.a: Berapakah maskawin Rasulullah SAW Ia berkata: Maskawin beliau kepada istrinya ialah dua belas uqiyyah dan nasy. Ia bertanya: Tahukah engkau apa itu nasy? Ia berkata: Aku menjawab: Tidak. ‘Aisyah berkata: Setengah uqiyyah, jadi semuanya lima ratus dirham. Inilah maskawin Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi waSallam kepada para istrinya. Riwayat Muslim.

Dalam perjalanan hidupnya, Aisyah pernah terkena fitnahan yang membuat dia bersedih luar biasa. Kala itu ia akan ikut berperang bersama Rasulullah dalam perang Bani al-Musthaliq.

Kala perang telah usai dan kaum muslimin mendapatkan kemenangan Rasululah kembali ke Madinah, kala itu pasukan tentara islam tengah beristirahat dan Aisyah keluar dari sekedup untanya untuk menunaikan hajatnya, dan ia kembali.

Ternyata kalungnya terjatuh dan iapun lantas mencarinya, dalam proses pencarian itu, pasukan islam dipersilahkan kembali pulang oleh Rasulullah, para tentara itu mengira Aisyah sudah berada dalam sekudup kudanya, dituntunlah kuda itu untuk pulang.

Baca Juga:  Inilah Teladan dari Diamnya Khalifah Umar bin Khatthab Saat Dimarahi Istri

Aisyahpun tertinggal oleh pasukan, dalam fikirannya tentu nanti penuntun unta akan tahu bahwa Aisyah tidak berada dalam sekedupnya dan menghampirinya kembali. Ketika Aisyah tertidur lewatlah Shafwan bin Mu’thil yang terhern melihat Aisyah tertidur.

Iapun mempersilahkan Aisyah menaiki untanya dan ia menuntunnya, dari kejadian itulah fitnah menerka dirinya, penyukut dari fitnah itu adalah Abdullah bin Ubay bin Salul.

Rasulullahpun mengumpulkan para sahabat untuk mendengarkan pendapat dari mereka setelah mendengar berita bohong yang sudah tersebar. Banyak pertentangan dalam waktu itu, Aisyah bersedih sangat terlebih sikap Rasulullah yang berbeda kepadanya.

Rasulullahpun menghampiri Aisyah tatkala ia duduk bersama orang tuanya, Rasul pun bersabda kepada Aisyah.

“Wahai Aisyah aku mendengar berita bahwa kau telah begini begitu. Jika engkau benar-benar suci maka Allah akan menyucikanmu, namun jika kau telah berbuat dosa maka bertaubatlah dengan penuh penyesalan, niscaya Allah mengampuni dosamu”

Aisyahpun menjawab “Demi Allah, aku tahu bahwa engkau telah mendengar berita begini dan kau mempercayainya. Seandainya aku katakan aku tetap suci pun hanya Allah yang mengetahui kesucianku.

Akan tetapi jika aku mengakui perbuatan itu, sedangkan Allah mengetahui bahwa aku tetap suci, maka kau akan mempercayai perkataanku. Aku hanya dapat mengatakan apa yang dikatakan Nabi Yusuf, “maka bersabar itu lebih baik dan Allah pula yang menolong atas apa yang kau gambarkan.”

Baca Juga:  Berbagai Cobaan Di Masa Kerasulan Nabi Muhammad

Hingga Ahirnya turun wahyu sebelum orang-orang meninggalkan rumah Rasullah untuk menerangkan kesucian Aisyah, Rasulullah bersabda kepada Aisyah “wahai  Aisyah, Allah telah mensucikanmu dengan firman-Nya”.

“sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa ia adalah baik bagimu. Tiap-tiap  seseorang dari mereka endapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa diantara mereka yang mengambil kebahagiaan yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar. (QS. An-Nuur:11)

Demikianlah kemuliaan yang diberikan kepada Aisyah, sehingga bertambahlah kemuliaannya dan rasa cinta di hati Rasulullah.

Kamar Aisyah berdampingan dengan masjid Nabawi, sehingga banyak wahyu yang turun dikamar tersebut. Aisyah merupakan istri yang amat dicintai oleh Rasulullah terbukti ketika Rasulullah ditanya oleh Amru bin Ash.

“Siapakah manusia yang paling engkau cintai ?” beliau menjawab, “Aisyah!” Amru bin Ash bertanya lagi “dari golongan laki-laki?” Beliau menjawab,”Ayahnya!” (Muttafaq Ailaihi).

Sebelum Rasulullah wafat beliau meminta izin kepada istri-istrinya untuk beristirahat di rumah Aisyah. Dari sakitnya yang semakin parah hingga ahirnya Rasulullah wafat dalam pangkuan Aisyah.

Lukman Hakim Hidayat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *