Mengenal Intelektual Muslimah Pertama di Dunia, Siapakah Dia?

intelekual wanita muslimah

Pecihitam.org Siapa yang tak pernah mendengar nama Sayyidah Asiyah, istri yang paling dicintai Rasulullah Saw.? Ia adalah putri dari seorang sahabat mulia nan setia, Abu Bakar As-Siddiq r.a. Namanya termaktub dalam sejarah Islam, kisahnya diabadikan dalam kitab suci Al-Qur’an, dan ia adalah intelektual Muslimah pertama di dunia.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sayyidah Aisyah dilahirkan pada tahun 614 M dari rahim Ummu Ruman, istri kedua Abu Bakar As-Siddiq. Perempuan yang dijuluki humairah ini adalah istri ketiga yang dinikahi Nabi Saw. setelah Sayyidah Khadijah dan Saudah binti Jam’ah.

Sebelum dikhitbah oleh Rasulullah Saw, sebenarnya Muthim bin Adi’ telah mengkhitbahkan Aisyah untuk putranya, Jubair bin Muth’im. Namun rencana pernikahan itu dibatalkan lantaran Abu Bakar dan keluarganya telah memeluk islam. Sementara itu, Muth’im bin Adi tidak mau masuk islam dan tidak ingin berkerabat dengan umat Muslim.

Aisyah adalah istri yang paling dicintai Nabi Muhammad Saw. Hal ini tercantum dalam hadis riwayat Muslim bahwa dari Amr bin Al-Ash berkata “Wahai Rasulullah Saw., siapakah orang yang paling engkau cintai?” Beliau berkata “Aisyah”. Aku bertanya lagi “dan dari laki-laki?” beliau menjawab “Ayahnya”.

Baca Juga:  Mengapa Fatwa Ulama Bisa Beda Meski Rujukannya Sama

Kelebihan Aisyah dari para istri Rasulullah Saw. yang lain adalah, ia yang paling banyak meriwayatkan hadis. Namanya bahkan menduduki urutan keempat dari al-muktsirun fi ar-riwayah (orang-orang yang paling banyak meriwayatkan hadis).

Tercatat ada sebanyak 2210 hadis telah diriwayatkannya. Banyak pula sahabat dan tabiin yang menimba ilmu kepadanya, beberapa diantaranya adalah Abu Hurairah, Ibnu Abbas, Ummi Kultsum, Abu Burdah, dan Urwah bin Zubair.

Abu Musa pernah berkata, “apa-apa yang musykil bagi kami para sahabat Rasulullah Saw. tentang hadis apa saja, kami tanyakan kepada Aisyah, maka kami peroleh ilmu daripadanya.” (H.R.Tirmidzi)

Sayyidah Aisyah mempunyai banyak berkontribusi dalam keilmuan Islam dan menguasai berbagai ilmu, diantaranya adalah ilmu Al-Qur’an, hadis, fiqih, bahasa arab dan syair. Hisyam bin Urwah pernah berkata dari ayahnya “Aku tidak menemukan seseorang yang lebih tahu ilmu fiqih, ilmu pengobatan dan dalam bersyair dari Aisyah”.

Baca Juga:  Rahasia dan Alasan Rasulullah Menikahi Aisyah ra

Sementara itu, pada suatu waktu Az-Zuhri pernah berkata, “apabila ilmu Aisyah dikumpulkan dengan seluruh ilmu Ummul Mukminin dan ilmu seluruh perempuan, maka ilmu Aisyah lebih baik.”

Keilmuan Sayyidah Aisyah tidak diragukan lagi karena ia adalah salah satu orang yang paling dekat dengan Rasulullah Saw. Ia banyak menghabiskan waktu bersama Nabi, bahkan ialah yang mendampingi Nabi di akhir hayat beliau. Inilah salah satu alas an mengapa Sayyidah Aisyah dijuluki sebagai intelektual Musmilah pertama di dunia.

Aisyah selalu menjaga dirinya dari keburukan. Saat kabar dusta (hadits al-ifk) mengenai perzinaan Aisyah dengan Shofwan bin Muathal menyebar, Allah Swt. bahkan langsung menyatakan kesucian Aisyah, sebagaimana termaktub dalam surat An-Nur 11-18.

Pada suatu ketika, Rasulullah Saw. bertanya kepada Bariroh, “Wahai Barirah, apakah engkau melihat sesuatu yang membuatmu ragu (tentang Aisyah)? Ia kemudian menjawab “Demi Allah, aku tidak pernah melihat aib pada dirinya, kecuali saat aku sedang membuat adonan, lalu aku memerintahkannya untuk menjaga adonan tersebut, kemudian ia tertidur dan kambing datang memakan (adonan) itu.”

Baca Juga:  Wafat di Mekkah, Mbah Moen Akan Dikebumikan Dekat Makam Istri Rasulullah SAW

Salah satu keistimewaan Aisyah yang tidak ada di istri-istri Rasulullah Saw. lainnya adalah wahyu turun saat Nabi Saw. berselimut dengannya. Sebagaimana sabdanya “Demi Allah, sesungguhnya Allah tidak pernah menurunkan wahyu ketika aku sedang berselimut dengan siapapun selain Aisyah.” (H.R. Bukhari)

Aisyah wafat pada Selasa, 17 Ramadhan 58 H di usianya yang ke-66 tahun dan dimakamkan di Baqi. Peran Aisyah dalam sejarah keilmuan Islam menunjukkan bahwa Islam tidak membatasi perempuan untuk menuntut ilmu.

Demikian artikel tentang kisah Sayyidah Aisyah sebagai intelektual Muslimah pertama di dunia. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam Bissawab.

Ayu Alfiah