PCINU Tiongkok: Tempatkan Persoalan Muslim Uighur dalam Perspektif Urusan Dalam Negeri China

Tempatkan Persoalan Muslim Uighur dalam Perspektif Urusan Dalam Negeri China

Pecihitam.org, Tiongkok – Imron Rosyadi Hamid (Rois Syuriah PCINU Tiongkok) menjelaskan tentang persoalan Xinjiang yang melibatkan Muslim Uighur tidak bisa dikaitkan dengan kebijakan anti Islam, Hal tersebut ia jelaskan melalui Akun Facebooknya, Selasa (18/12)

Berikut Tulisan Kyai Imron yang dikutip tim redaksi Pecihitam.org:

Baca juga: TGH. Muhammad Zainul Majdi: Wacana Khilafah Tidak Relevan di Indonesia

Saya mengikuti berita2 viral tentang persoalan muslim di Xinjiang. Tetapi ada beberapa hal yg juga harus dipahami publik Indonesia.

Pertama: Bahwa Persoalan Xinjiang (tidak bisa dikaitkan dgn kebijakan anti Islam) Yang dilakukan otoritas China adalah (tindakan untuk mencegah gerakan separatisme), sehingga jikapun ada dugaan terjadinya tindakan pelanggaran HAM di sana tetap harus ditempatkan pada persoalan cara penanganan separatisme yg kurang tepat, bukan pada kesimpulan bahwa Pemerintah China anti Islam.

Baca Juga:  Minta Masjid Milik Pemerintah Dikelola Baik, Menko Polhukam: Jangan Ada Ceramah Adu Domba!

Kedua: Indonesia juga memiliki sejarah kelam dalam hal penanganan gerakan separatisme seperti di Aceh. Dengan kebijakan DOM, tetapi (dunia internasional tetap memandang persoalan tsb sbg masalah dlm negeri Indonesia)

Ketiga: Masyarakat juga perlu tahu bahwa konstitusi (China menjamin kebebasan beragama termasuk Islam). Kehidupan muslim di China, di luar Xinjiang, sejauh yg saya ketahui berjalan baik bahkan pemerintah China juga membangun fasilitas bagi kepentingan Muslim seperti Hui Culture Park senilai 3,7 milyar dolar/ 51 triliun rupiah. Ketua umum PBNU & kalangannya NU juga pernah mengunjungi berbagai situs keislaman di China termasuk pesantren/ madrasah.

Keempat:. Dalam Rencana Aksi Nasional China berkait pelaksanaan HAM tahun 2016-2020 terdapat juga paragraf tentang perbaikan pelayanan haji.

Baca Juga:  Pelepasan Mahasiswa KKN, Rektor UNUSIA : Kabupaten Bogor Akan Bangga dengan UNUSIA

Kelima: Kebijakan Luar Negeri Indonesia sejak era Gus Dur, Megawati, SBY hingga Jokowi menempatkan China sbg mitra penting & strategis. Calon presiden Prabowo Subianto sewaktu berkunjung ke Peringatan berdirinya Republik Tiongkok ke 69 di Jakarta juga menginginkan tetap dipeliharanya hubungan baik dengan China.

Baca juga: Indonesia Bisa Menjadi Pengekspor Ulama Ke Seluruh Dunia, Jika Lakukan Hal Ini

Demikian pendapat saya berkaitan dgn terjadinya viral berita tentang Muslim Xinjiang di Indonesia.

Ia pun menilai, kebijakan luar negeri Indonesia sejak era Presiden Gusdur hingga Presiden jokowi menempatkan China sebagai mitra penting dan Strategis. (BDN)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *