Puasa Muharram: Dalil Tentang Keutamaannya

Puasa Muharram: Dalil Tentang Keutamaannya

PeciHitam.org – Puasa Muharram adalah puasa sunnah pada bulan Muharram yang sangat dianjurkan (menurut beberapa riwayat) setelah puasa di bulan Ramadhan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Hal ini merujuk kepada hadis riwayat Muslim yang bersumber dari Abu Hurairah.

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:أَفْضَلُ الصِّيَامِ، بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ، بَعْدَ الْفَرِيضَةِ، صَلَاةُ اللَّيْلِ

Rasulullah SAW bersabda, ‘Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yakni Muharram. Sementara sholat paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat malam.

Hadis ini menjelaskan bahwasannya puasa sunnah ini adalah puasa yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw. Karenanya, disunnahkan melakukannya bagi yang mampu. Hadis di atas tidak secara khususu kapan waktu puasa yang dianjurkan, apakah setiap hari atau pada hari tertentu saja di bulan Muharram.

Terkait bab ini, Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi (syarah sunan Tirmidzi) menyebutkan:

صَوْمِ الْمُحَرَّمِ ثَلَاثَةٌ الْأَفْضَلُ أَنْ يَصُومَ يَوْمَ الْعَاشِرِ وَيَوْمًا قَبْلَهُ وَيَوْمًا بَعْدَهُ وَقَدْ جَاءَ ذَلِكَ فِي حَدِيثِ أَحْمَدَ وَثَانِيهَا أَنْ يَصُومَ التَّاسِعَ وَالْعَاشِرَ وَثَالِثُهَا أَنْ يَصُومَ الْعَاشِرَ فَقَطْ

Puasa pada bulan ini ada tiga bentuk. Pertama, yang paling utama ialah puasa di hari kesepuluh beserta satu hari sebelum dan sesudahnya. Kedua, puasa di hari kesembilan dan kesepuluh. Ketiga, puasa di hari kesepuluh saja.

Baca Juga:  Tata Cara Shalat Tarawih Sendiri Selama Stay at Home

Tiga tawaran ini setidaknya menjadi pilihan yang baik dalam mengamalkan puasa sunah di bulan yang mulia ini. Kalaupun tak begitu, bisa saja puasa Senin-Kamis atau puasa pada tanggal 13, 14, dan 15 (ayyamul bidh) di bulan Muharram bagi mereka yang terbiasa mengamalkannya di bulan lain.

Bulan Muharram termasuk bulan yang dimuliakan Allah SWT. Saking mulianya, ia dijuluki dengan syahrullah (bulan Allah). Muharram disebut mulia karena di dalamnya terdapat amalan sunnah yang sangat dianjurkan untuk melakukannya. Amalan sunah yang dimaksud ialah puasa.

Kesunahan puasa di bulan Muharram didasarkan pada hadits riwayat Abu Hurairah:

 جاء رجل إلى النبي ضلى الله عليه وسلم فقال: أي الصيام أفضل بعد شهر رمضان؟ قال:  شهر الله الذي تدعونه المحرم

Artinya, “(bahwasannya) Seseorang datang menemui Rasulullah SAW, ia bertanya, ‘Setelah Ramadhan, puasa di bulan apa yang lebih afdhal (utama)?’ Nabi menjawab, ‘Puasa di Bulan Allah, yaitu bulan yang kalian sebut dengan Muharram,” (HR Ibnu Majah).

Dalam hadis riwayat Muslim disebutkan sebagai berikut.

أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم

Baca Juga:  Golongan Orang yang Boleh Tidak Puasa dalam Islam

Artinya, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan ialah puasa di bulan Allah, (yaitu bualn) Muharram.”

Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa dalam hadits diatas menjadi dalil keutamaan puasa  pada bulan Muharram.

Sementara hadits lain yang menerangkan bahwasannya Nabi Muhammad SAW lebih banyak berpuasa di bulan lain (Sya’ban), bukan pada bulan Muharram, dapat dipahami melalui dua tafsiran: pertama, ada kemungkinan (besar) Rasulullah SAW baru mengetahui keutamaan dan melaksanakan puasa pada bulan Muharram di akhir hayatnya; kedua, Rasulullah SAW mungkin sudah memahami keutamaannya, akan tetapi beliau tidak memperbanyak puasa di bulan Muharram dikarenakan udzur (berhalangan), seperti sakit, sedang di perjalanan, dan lain-lain.

Al-Qurthubi, seperti yang dikutip As-Suyuthi dalam Ad-Dibaj ‘ala Shahih Muslim menjelaskan:

إنما كان صوم المحرم أفضل الصيام من أجل أنه أول السنة المستأنفة فكان استفتاحها بالصوم الذي هو أفضل الأعمال

Artinya, “Puasa Muharram lebih utama dikarenakan awal tahun. Alangkah baiknya mengawali tahun baru dengan berpuasa, sebab puasa termasuk amalan yang paling utama.”

Memperbanyak puasa di bulan Muharram disunnahkan karena di bulan Muharram merupakan pembuka (awal tahun seperti Januari jika tahun masehi) tahun baru. Alangkah baiknya tahun baru dihiasi dengan amal saleh dan puasa termasuk amalan yang paling utama.

Baca Juga:  Valentine Menurut Islam Dan Beberapa Negara Muslim

Tentu harapannya, di bulan berikutnya, menjalankan ibadah puasa sunnah ini tetap dilakukan dan tidak berhenti (tidak hanya sampai) akhir bulan Muharram. Selain di awal tahun, dalam banyak hadits juga disebutkan bahwa tanggal 10 Muharram dianjurkan untuk berpuasa.

Karena itu, Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu’in mengemukakan pendapat, “Bulan (yang paling) utama untuk berpuasa setelah Ramadhan adalah asyhurul hurum (bulan-bulan mulia).

Sementara di antara asyhurul hurum (bulan-bulan mulia) itu bulan Muharram adalah yang paling utama, kemudian (diikuti) Rajab, Dzulhijah, Dzulqa’dah, Sya’ban, dan puasa ‘Arafah.”

Mohammad Mufid Muwaffaq

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *