Puasa Syaban, Dalil Kesunnahan dan Niatnya

puasa syaban

Pecihitam.org – Bulan Rajab telah berakhir, kini kita memasuki bulan Sya’ban. Yaitu satu bulan sebelum bulan Ramadan. Banyak sekali amalan yang dapat dikerjakan pada bulan Sya’ban ini, di antaranya adalah puasa. Puasa pada bulan Syaban hukumnya sunah. Berikut dalil-dalil melaksanakan puasa Syaban dan niatnya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pertama, hadis riwayat Imam Nasa’i dari Aisyah

أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ خَالِدِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَعْبَانَ

Artinya: Telah mengabarkan kepada kami Ahmad bin Sulaiman dia berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Dawud dari Sufyan dari Manshur dari Khalid bin Sa’d dari ‘Aisyah dia berkata; “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa di bulan Sya’ban.” [HR. Nasa’i]

Hadis ini termaktub dalam kitab Sunan Nasa’i, kitab as-Shiyaam, bab Dzikr Ikhtilaaf Alfaadz an-Naqilin li Khabar Aisyah juz 4 halaman 151 nomor 2181. Hadis ini berstatus marfu dengan kualitas danad sahih.

Kedua, hadis riwayat Imam Abu Daud dari Ummu Salamah

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ تَوْبَةَ الْعَنْبَرِيِّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنْ السَّنَةِ شَهْرًا تَامًّا إِلَّا شَعْبَانَ يَصِلُهُ بِرَمَضَانَ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja’far, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Taubah Al ‘Anbari dari Muhammad bin Ibrahim dari Abu Salamah dari Ummu Salamah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa ia tidak pernah berpuasa sunah satu bulan penuh kecuali Bulan Sya’ban, beliau menyambungnya dengan Ramadhan. [HR. Abu Daud]

Hadis ini termaktub dalam kitab Sunan Abi Daud, kitab as-Shaum, bab Fiiman Yashil Sya’baan bi Ramadhaan juz 2 halaman 521 nomor 2336. Hadis ini berstatus marfu dengan kualitas sahih.

Baca Juga:  Takbiratul Ihram Rukun Shalat Kedua: Ini Tata Cara Takbiratul Ihram yang Harus Anda Pahami

Ketiga, hadis riwayat Imam Ibnu Majah dari Aisyah

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَمْزَةَ حَدَّثَنِي ثَوْرُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ خَالِدِ بْنِ مَعْدَانَ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ الْغَازِ أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ عَنْ صِيَامِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ حَتَّى يَصِلَهُ بِرَمَضَانَ

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Hamzah berkata, telah menceritakan kepada kami Tsaur bin Yazid dari Khalid bin Ma’dan dari Rabi’ah Ibnul Ghaz Bahwasanya ia pernah bertanya kepada ‘Aisyah tentang puasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu ‘Aisyah menjawab, “Beliau puasa di bulan sya’ban secara penuh hingga menyambungnya dengan ramadlan.” [HR. Ibnu Majah]

Hadis ini termaktub dalam kitab Sunan Ibnu Majah, kitab as-Shiyaam, bab Maa Ja’a fii Wishaal Sya’baan bi Ramadhaan juz 3 halaman 153 nomor 1649. Hadis ini berstatus marfu dengan kualitas hasan sahih.

Baca Juga:  Perkara yang Membatalkan Wudhu Menurut Mazhab Syafi'i

Keempat, hadis riwayat Imam Muslim dari Aisyah

و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَعَمْرٌو النَّاقِدُ جَمِيعًا عَنْ ابْنِ عُيَيْنَةَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ ابْنِ أَبِي لَبِيدٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنْ صِيَامِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ كَانَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ قَدْ صَامَ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ قَدْ أَفْطَرَ وَلَمْ أَرَهُ صَائِمًا مِنْ شَهْرٍ قَطُّ أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلَّا قَلِيلًا

Artinya: Dan Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Amru An Naqid semuanya dari Ibnu Uyainah – Abu Bakr berkata- Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin Uyainah dari Ibnu Abu Labid dari Abu Salamah ia berkata, saya pernah bertanya kepada Aisyah radliallahu ‘anha tentang puasa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka ia pun berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sering berpuasa hingga kami mengira bahwa beliau akan puasa seterusnya. Dan beliau sering berbuka (tidak puasa) sehingga kami mengira beliau akan berbuka (tidak puasa) terus-menerus. Dan aku tidak pernah melihat beliau berpuasa terus sebulan penuh kecuali Ramadlan. Dan aku juga tidak pernah melihat beliau puasa sunnah dalam sebulan yang lebih banyak dariada puasanya di bulan Sya’ban. Beliau berpuasa pada bulan Sya’ban hingga sisa harinya tinggal sedikit. [HR. Muslim]

Sebenarnya hadis-hadis yang menerangkan kesunahan puasa Syaban sangatlah banyak. Hingga seorang Imam hadis tidak hanya meriwayatkan satu hadis saja, melainkan banyak hadis dengan jalur yang berbeda-beda. Hanya saja penulis menyertakan sebagiannya karena keterbatasan ruang.

Baca Juga:  31 Lokasi Ini Dilewati Gerhana Matahari Cincin Besok! Begini Panduan Sholatnya

Para ulama yang berfatwa dengan hadis-hadis ini terkait kesunahan puasa di bulan Syaban. Salah satunya termaktub dalam kitab Majmu’ miliknya Imam Nawawi juz 6 halaman 386.

ﻗﺎﻝ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻭﻣﻦ اﻝﺻﻮﻡ اﻟﻤﺴﺘﺤﺐ ﺻﻮﻡ اﻻﺷﻬﺮ اﻟﺤﺮﻡ ﻭﻫﻲ ﺫﻭاﻟﻘﻌﺪﺓ ﻭﺫﻭ اﻟﺤﺠﺔ ﻭاﻟﻤﺤﺮﻡ ﻭﺭﺟﺐ … ﻭﻣﻦ اﻟﻤﺴﻨﻮﻥ ﺻﻮﻡ ﺷﻌﺒﺎﻥ

Artinya: Ashab kami berkata “di antara puasa sunah adalah puasa di bulan-bulan haram yaitu Zulqa’dah, Zulhijah, Muharram dan Rajab. … Kemudian di antara puasa sunah juga adalah puasa Sya’ban.

Adapun niat puasa Syaban adalah

نويت صوم شعبان سنة لله تعالى
Nawaitu shauma Sya’baan sunnatan lillaahi ta’aalaa

Artinya: Aku berniat melaksanakan puasa Sya’ban karena Allah swt.

Demikian uraian mengenai dalil-dalil puasa Syaban dan niatnya. Semoga bermanfaat. Waalaahu a’lam bishshawaab.

Azis Arifin