Shalat Sunnah Fajar, Pahalanya Lebih Utama dari Dunia dan Seisinya

shalat sunnah fajar

Pecihitam.org – Ada percakapan antara tiga orang laki-laki dari 3 kalangan yang berbeda, orang pertama mengatakan aku lho baru dapat durian runtuh yaitu menang hadiah mobil, orang ke2 mengatakan “aku dong baru daftarkan haji sekeluarga ” dan orang ketiga pun hanya mengatakan “aku tadi pagi melaksanakan shalat sunnah fajar”. Seketika kedua orang tersebut kaget. Apa maksudnya … ?

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dalam agama islam terdapat banyak sekali ibadah yang jika diamalkan akan mendapat pahala. Namun ternyata ada ibadah yang ketika dikerjakan pahalanya adalah lebih utama dari pada dunia dan seisinya. Hal tersebut adalah shalat sunnah qabliyah subuh atau sholat sunnah fajar.

Shalat sunnah qobliyah subuh atau shalat sunnah fajar adalah dua rakaat shalat yang dikerjakan sebelum melakukan shalat subuh. Jadi ketika kita mendengar adzan subuh cepet-cepet bangun agar tidak ketinggalan sholat sunnah fajar dan dapat pahala keutamaan dunia dan seisinya ya.

Dalam beberapa hadits dijelaskan berbagai keutamaan melaksanakan shalat fajar. Hadits yang cukup masyhur adalah hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidah ‘Aisyah ra sebagaimana berikut ini:

Baca Juga:  Zakat Penghasilan; Pengertian, Qiyas hingga Syarat dan Nisabnya

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

Artinya: “Dua rakaat shalat fajar lebih utama dari dunia dan seisinya” (HR. Muslim).

Istilah lain dari shalat sunnah fajar adalah shalat sunnah barad mungkin karena dilaksanakan ketika hari masih dingin. Ada pula yang menamakan shalat sunnah ghadat yaitu shalat sunnah yang dilakukan pagi-pagi sekali.

Tatacara Shalat Sunnah Fajar

Niat

Dalam kitab Nihayatuz Zain, Syaikh Nawawi al Bantani memperbolehkan niat shalat dua rakaat sebelum subuh ini dengan berbagai macam redaksi seperti berikut:

أُصَلِّي سُنَّةَ الْفَجْرِ رَكْعَتَيْنِ أَدَاءً لِلّهِ تَعَالى

(Ushalli sunnatal fajri rok’ataini ada’an lillahi ta’ala)

“Saya niat shalat sunnah fajar dua rakaat karena Allah Ta’ala”

Atau boleh juga dengan,

أُصَلِّي سُنَّةَ الْبَرَدِ رَكْعَتَيْنِ أَدَاءً لِلّهِ تَعَالى

(Ushalli sunnatal barodi rok’ataini ada’an lillahi ta’ala)

أُصَلِّي سُنَّةَ الْبَرَدِ رَكْعَتَيْنِ أَدَاءً لِلّهِ تَعَالى

Baca Juga:  Niat, Waktu dan Tata Cara Shalat Taubatan Nasuha, Tuntunan Paling Lengkap

(Ushalli sunnatas subhi rok’ataini ada’an lillahi ta’ala)

Atau boleh juga yang lebih lengkap adalah,

اُصَلِّيْ سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

(Usholli sunnatas shubhi rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta’aala.)

“Saya niat shalat sunnah subuh dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala”

Pelaksanaan

Pada rakaat pertama setelah membaca surat al-Fatihah disunnahkan membaca surat al-Kafirun, sedangkan pada rakaat kedua membaca surat al-Ikhlas. Hal ini didasarkan pada hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abu Hurairah Ra,

عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم “قرأ في ركعتي الفجر قل يا أيها الكافرون وقل هو الله أحد

Artinya: “Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah Saw membaca al-Kafirun dan al-Ikhlas pada saat shalat fajar dua rakaat.”

Adapun Rasulullah Saw ketika melaksanakan shalat sunnah ini, beliau melaksanakannya dengan ringan dan tidak terlalu lama. Hal ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Sayyidah Aisyah Ra,

Baca Juga:  Hukum Jual Beli Secara Kredit Dalam Pandangan Madzhab Syafi'iyah

كان النبي صلى الله عليه وسلم يخفف الركعتين اللتين قبل صلاة الصبح حتى إني لأقول هل قرأ بأم الكتاب

Artinya: “Nabi Saw meringankan bacaan dalam dua rakaat sebelum subuh sehingga aku berkata ‘apakah beliau membaca al-Fatihah saja?’”

Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya yang taat dengan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Apalagi bagi hambanya yang selalu melaksanakan wajib namun juga tidak melupakan yang sunnah. Demikian semoga bermanfaat. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik