Pecihitam.org – Nabi Muhammad Saw sering disebut khairul khalq (makhluk terbaik), sayyidul anbiya’ wal mursalîn (pemimpin para nabi dan rasul) dan shofwat al-musthofin atau pilihan dari orang-orang terpilih memiliki silsilah yang luar biasa sucinya.
Silsilah Nabi Muhammad Saw dipenuhi orang-orang termulia dari generasinya. Tidak ada satu pun darinya yang berperilaku tercela. Hal ini dikarenakan Nabi Muhammad Saw adalah nur (cahaya) yang dijaga oleh Allah Swt selama ribuan tahun sebelum diciptakannya Nabi Adam AS. Oleh sebab itu, umat Islam sudah sepantasnya harus mengetahui nasab atau silsilah Nabi Muhammad Saw secara terperinci.
Daftar Pembahasan:
Silsilah Nabi Muhammad Sampai Nabi Adam
Berdasarkan sirah Nabawiyyah, berikut adalah urutan lengkap silsilah Nabi Muhammad Saw jalur ayah sampai dengan nabi Adam As.
- Muhammad bin
- Abdullah bin
- Abdul Muthalib/Syaibah bin
- Hasyim/Amr bin
- Abdu Manaf/al-Mughirah bin
- Qushay/Zaid bin
- Kilab/Hakim/ Urwah bin
- Murrah/Handzhalah alias Alqamah bin
- Ka’b bin
- Luay bin
- Ghalib bin
- Fihr / Quraisy bin
- Malik/Abu al-Harits bin
- al-Nadlhr/Qais bin
- Kinanah bin
- Khuzaimah bin
- Mudrikah /Amir alias Amr bin
- Ilyas bin
- Mudlhar bin
- Nizar bin
- Ma’add bin
- Adnan
- Udda bin
- Muqawwim bin
- Naahuur bin
- Tayrah bin
- Ya’rub bin
- Yasyjub bin
- Nabit bin
- Ismail bin
- Ibrahim bin
- Tarih bin
- Naahuur bin
- Saaruugh bin
- Raa’uu bin
- Faalikh bin
- Aybar bin
- Syalikh bin
- Arfakhsyadz bin
- Sam bin
- Nuh bin
- Lamak bin
- Mattu Syalakh bin
- Idris bin
- Yard bin
- Mahlil bin
- Qaynan bin
- Yanisy bin
- Syits bin
- Adam.
Silsilah diatas sebagaimana keterangan yang tertulis dalam kitab al-Sirah Nabawiyyah, Imam Ibnu Hisyam berikut ini:
هَذا كِتَابُ سِيْرَةِ رَسُوْلِ اللهِ صلي الله عليه وسلّم, هُوَ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بن عَبْدِ الْمُطَّلِبِ—وَاسْمُ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ: شَيْبَةَ بن هَاشِمِ—وَاسْمُ هَاشِمِ: عُمَرُو بن عَبْدِ مَنَافِ—وَاسْمُ عَبْدِ مَنَافِ: المغِيْرَةُ بن قُصَيّ بن كِلَابِ بن مُرَّةَ بن كَعْبِ بن لُؤَيِّ بن غَالِبِ بْن فِهْرِ بن مالِكِ بن النَّضْرِ بن كِنَانَةَ بنِ خُزَيْمَةَ بن مُدْرِكَةَ—واسمُ مُدْرِكَةَ: عَامِرِ بن إِلْيَاس بن مُضَر بن نِزَار بن مَعَدِّ بن عَدْنَانَ بن أُدَّ—ويقالُ أُدَدَ بن مُقَوِّمِ بن نَاحُوْر بن تَيْرَح بن يَعْرُبَ بن يَشْجُبَ بن نَابَت بن إِسْمَاعِيْلَ بن إِبْرَاهِيْمَ—خليلُ الرَّحمنِ—بن تَارِح—وهوَ آزَر—بن نَاحُوْر بن سَارُوْغ بن رَاعُو بن فَالِخ بن عَيْبَر بن شَالِخ بن أَرْفَخْشَذ بن سَام بن نُوْح بن لَمَك بن مَتُّو شَلَخ بن أَخْنُوْخ—وَهو إِدْرِيْسُ النَّبِي—وَكانَ أَوَّلَ بَنِي آدَمَ أُعْطِي النُّبُوَّةَ وَخَطَّ بِالْقَلَمِ—ابن يَرْد بن مَهْلَيِل بن قَيْنَن بن يَانِش بن شِيْث بن آدَمَ عليه السلام
“Ini adalah kitab Sirah Rasulullah Saw, dia adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib—nama asli Abdul Muttalib adalah Syaibah bin Hasyim—nama asli Hasyim adalah Umar bin Abdu Manaf—nama asli Abdu Manaf adalah Mughirah bin Qusayy bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Lu’ayy bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin al-Nadlr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah—nama asli Mudrikah adalah ‘Amr bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin ‘Adnan bin Udda—dilafalkan juga Udada bin Muqawwim bin Nahur bin Tayrah bin Ya’ruba bin Yasyjuba bin Nabat bin Ismail bin Ibrahim—khalil al-rahman—bin Tarih—dia adalah Azar—bin Nahur bin Sarug bin Ra’u bin Falikh bin Aybar bin Syalikh bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh bin Lamak bin Mattu Syalakh bin Akhnunkh—dia adalah Nabi Idris, bani Adam pertama yang dianugerahi kenabian dan baca tulis—bin Yard bin Malayil bin Qainan bin Yanisy bin Syits bin Adam ‘alaihis salam.” (Imam Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiyyah, ed. Umar Abdul Salam Tadmuri, Dar al-Kutub al-‘Arab, 1990, juz 1, h. 11-16)
Perbedaan Pendapat Ulama
Meski Imam Ibnu Hisyam menyebutkan silsilah Nabi Muhammad secara lengkap dari Abdullah sampai Nabi Adam, namun para ulama dan ahli sejarah ternyata berbeda pendapat perihal nasab Rasulullah di atas Adnan.
Silsilah Nabi Muhammad Saw yang disepakati para ulama hanya nasab dari Abdullah sampai Adnan, sedangkan nasab dari Adnan ke atas, para ulama berbeda pendapat. Mengenai hal ini Syekh Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi mengatakan:
أَمَّا مَا فَوْقَ ذَالِكَ فَمُخْتَلَفٌ فِيْهِ, لَا يُعْتَمَدُ عَلَيْه في شَيْئٍ غَيْرُ أَنَّ مِمَّا لَا خِلَافَ فِيْهِ أَنَّ عَدْنَانَ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ نَبِيِّ اللهِ ابْنِ إِبْرَاهِيْمَ خَليْلِ اللهِ عَلَيْهِمَا الصَّلَاةُ والسَّلامُ
“Adapun nasab Rasulullah di atas Adnan, para ulama berbeda pendapat, tidak ada yang bisa dianggap paling shahih. Namun, semua ulama sepakat bahwa Adnan merupakan keturunan dari Ismail, Nabi Allah putra Ibrahim Khalilullah ‘alaihis salam.” (Syeikh Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi, Fiqh al-Sîrah al-Nabawiyyah Ma’a Mujaz li al-Tarîkh al-Khilâfah al-Rasyîdah, Damaskus: Dar al-Fikr, 1991, h. 73)
Memang terjadi banyak perbedaan pendapat mengenai silsilah Nabi Muhammad Saw dari Adnan ke atas. Bahkan beberapa ahli mengatakan tidak ditemukan seorang pun yang mengetahui hal ini secara pasti.
Urwah bin Zubeir bin Awam (644-713 M) berkata: “Ma wajadna man ya’rifu ma wara’a ‘adnana—kami tidak menemukan seorang pun yang mengetahui (secara pasti) nasab Rasul dari Adnan seterusnya.” (Imam Muhammad al-Dzahabi, Tarikh al-Islam wa Wafayat al-Masyahir wa al-A’lam: al-Sirah al-Nabawiyyah, Damaskus: Dar al-Kitab al-‘Arabi, tt, juz 2, h. 18).
Hal yang serupa juga sampaikan oleh Abu al-Aswad bin Muhammad bin Abdul Rahman, salah satu anak asuh Urwah bin Zubeir. Ia berkata:
سَمِعْتُ أَبَا بَكْر بْنِ سُلَيْمَانَ ابْنِ أَبِي خَيْثَمَةَ, وَكَانَ مِنْ أَعْلَمِ قُرَيْشٍ بِأَنْسَبِهَا وَأَشْعَارِهَا يَقُوْلُ: مَا وَجَدْنَا أَحَدًا يَعْلَمُ مَا وَرَاءَ مَعَدَّ بْنِ عَدْنَانَ فِي شِعْرِ شَاعِرٍ وَلَا فِي عِلْمِ عَالِمٍ
“Saya mendengar Abu Bakar bin Sulaiman bin Abu Khaitsamah, salah seorang yang paling berpengetahuan mengenai nasab bangsa Quraish dan syair-syairnya berkata: “Tidak ditemukan seorang pun yang mengetahui nasab Rasul setelah Ma’ad bin Adnan, baik dalam syairnya para penyair maupun dalan pengetahuannya orang berilmu.” (Imam Muhammad al-Dzahabi, Tarikh al-Islam wa Wafayat al-Masyahir wa al-A’lam: al-Sirah al-Nabawiyyah, juz 2, h. 18)
Oleh karenanya wajar saja jika terjadi banyak perbedaan jumlah maupun nama silsilah Nabi Muhammad dari Adnan sampai ke Nabi Adam yang banyak ditemukan di kitab-kitab Sirah Nabawiyyah dan hadits. Salah satu perbedaan yang paling mencolok adalah riwayat Ibnu Abbas ra:
أَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بن عَبْدِ الْمُطَّلِبِ بن هَاشِمِ بن عَبْدِ مَنَافِ بن قُصَيّ بن كِلَابِ بن مُرَّةَ بن كَعْبِ بن لُؤَيِّ بن غَالِبِ بْن فِهْر بن مالِكِ بن النَّضْرِ بن كِنَانَةَ بنِ خُزَيْمَةَ بن مُدْرِكَةَ بن إِلْيَاس بن مُضَر بن نِزَار بن مَعَدّ بن عَدْنَان بن أُدّ بن أُدَدَ بن الهَيْسَع بن بَنَت بن حَمَل بن قَيْذَار بن إِسْمَاعِيْل بن إِبْرَاهِيْم الخ…..
“Saya Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushayy bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Luayy bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin al-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin Adnan bin Udda bin Udada bin Alhaysa’ bin Nabat bin Hamal bin Qaidzar bin Isma’il bin Ibrahim ……..” (Imam al-Hafidh al-Dailami, Firdaus al-Akhbar bi Ma’tsur al-Khitab al-Mukharraj ‘ala Kitab al-Syihab, Damaskus: Dar al-Kitab al-‘Arabi, juz 1, hlm 73)
Dalam riwayat yang ditulis oleh Imam Ibnu Hisyam, nama Adnan merupakan anak Udda yang terkadang disebut dengan Udada. Sedangkan dalam riwayat Sayyidina Ibnu Abbas, Udda merupakan anak dari Udada. Bahkan perbedaan lebih mencolok lagi terjadi pada urutan nasab setelah Udada.
Imam Ibnu Hisyam menyebut (riwayat pertama), “Udada bin Muqawwim bin Nahur bin Tayrah bin Ya’ruba bin Yasyjuba bin Nabat bin Ismail bin Ibrahim.” Sementara riwayat Sayyidina Ibnu Abbas mengatakan (riwayat kedua), “Udada bin Alhaysa’ bin Nabat bin Hamal bin Qaidzar bin Isma’il bin Ibrahim.”
Kemudian Imam al-Kinani dalam Mukhtashar-nya juga mengutip urutan silsilah yang berbeda, yaitu Adnan bin Udda bin Udada bin Alyasa’ bin Alhamaisa’ bin Salaman bin Nabat bin Hamal bin Qaidzar bin Ismail bin Ibrahim. (Imam al-Hafidh al-Dailami, Firdaus al-Akhbar bi Ma’tsur al-Khitab al-Mukharraj ‘ala Kitab al-Syihab, juz 1, hlm 73).
Itu artinya, di selain perbedaan urutan, juga terjadi perbedaan jumlah orang.
Kemudian, banyak juga terjadi perbedaan penulisan yang dmulai dari Adnan ke atas, seperti Falikh, ‘Aibar, Ra’u, dan lainnya dalam riwayat yang dikutip oleh Imam Ibnu Hisyam.Adapun penulisan Faligh, ‘Abir, Raghu, dan lainnya dalam riwayat Sayyidina Ibnu Abbas. Hal ini terjadi karena kebanyakan dari nama-nama itu adalah isim ‘ajam (nama bukan Arab). Imam Ibnu Sa’ad berkata:
سَائِرُ هَذهِ الْأَسْمَاءِ أَعْجَمِيَّةٌ وَبَعْضُهَا لَا يُمْكِنُ ضَبْطُهُ بِالْخَطِّ إِلَّا تَقْرِيْبًا
“Sisa nama-nama ini adalah nama-nama ajam (non-Arab), sebagiannya tidak mungkin ditulis dengan tepat kecuali dengan cara memperkirakannya.” (Imam Muhammad al-Dzahabi, Tarikh al-Islam wa Wafayat al-Masyahir wa al-A’lam: al-Sirah al-Nabawiyyah, juz 2, h. 22)
Silsilah Nabi Muhammad Jalur Ibu
Dari sisi ibunya, Sayyidah Aminah, urutan silsilah Nabi Muhammad adalah:
هِيَ آمِنَةُ بِنْتُ وَهْبٍ بْنِ عَبْدِ مَنَافِ بْنِ زُهْرَةَ بْنِ كِلَابِ بْنِ مُرَّةَ. ]وَأُمُّهَا بَرَّةُ بِنْتُ عَبْدِ الْعُزَّي بن عُثْمَانَ بن عَبْدِ الدَّارِ بن قُصَيِّ بن كَلَاب. وَأُمُّهَا أُمُّ حَبِيْبِ بنت أَسَد بن عَبْدِ الْعُزَّي بن قُصَيِّ بنِ كِلَاب[
“Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah. [Ibunya Sayyidah Aminah adalah Barrah binti Abdul ‘Uzza bin Utsman bin Abdul Dar bin Qushayy bin Kilab. Ibunya Barrah binti Abdul ‘Uzza adalah Ummu Habib binti Asad bin Abdul ‘Uzza bin Qushayy bin Kilab].” (Imam Abdul Aziz al-Kinani, al-Mukhtashar al-Kabir fi Sirah al-Rasul, Amman: Dar al-Basyir, 1993, h. 19)
Nasab Sayyidah Aminah dengan Sayyid Abdullah di nama Kilab. Begitu pun dengan Barrah, ibu Sayyidah Aminah, yang jika dirunut semuanya bertemu pada satu sumber, yaitu Nabi Ismail As.
Keterangan dalam Hadits Nabi
Perbedaan pendapat memanglah wajar, namun dari semua keterangan-keterangan diatas, yang jelas pastinya adalah sebagaimana keterangan Rasululah Saw sebuah hadits berikut ini:
إِنَّ اللهَ اصْطَفَي كِنَانَةَ مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيْلَ وَاصْطَفَي قُرَيْشًا مِنْ كِنَانَةَ وَاصْطَفَي هَاشِمًا مِنْ قُرَيْشٍ وَاصْطَفَانِي مِنْ بَنِي هَاشِمٍ
“Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari keturunan Ismail, memilih Quraisy dari keturunan Kinanah, memilih Hasyim dari keturunan Quraisy dan memilihku dari keturunan Bani Hasyim.” (HR. Imam Muslim)
Wallahua’lam bisshawab.