Surah Al-Mu’min Ayat 41-46; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Mu'min Ayat 41-46

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Mu’min Ayat 41-46 ini, menerangkan bahwa Orang yang beriman kepada Musa itu mengulangi lagi seruannya kepada kaumnya dengan mengatakan, “Wahai kaumku, aku merasa heran dengan sikap dan tindakan kamu sekalian.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah menyeru kamu mengikuti jalan keselamatan, menghindarkan kamu dari siksa neraka, dan membawamu ke dalam surga dengan beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh, sedangkan kamu menyeruku ke jalan kesengsaraan yang mengantarkan ke dalam neraka.”.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Mu’min Ayat 41-46

Surah Al-Mu’min Ayat 41
وَيَٰقَوۡمِ مَا لِىٓ أَدۡعُوكُمۡ إِلَى ٱلنَّجَوٰةِ وَتَدۡعُونَنِىٓ إِلَى ٱلنَّارِ

Terjemahan: Hai kaumku, bagaimanakah kamu, aku menyeru kamu kepada keselamatan, tetapi kamu menyeru aku ke neraka?

Tafsir Jalalain: وَيَٰقَوۡمِ مَا لِىٓ أَدۡعُوكُمۡ إِلَى ٱلنَّجَوٰةِ وَتَدۡعُونَنِىٓ إِلَى ٱلنَّارِ (Hai kaumku bagaimanakah kalian, aku menyeru kalian kepada keselamatan, tetapi kalian menyeru aku ke neraka.).

Tafsir Ibnu Katsir: Orang yang beriman itu berkata kepada mereka: “Bagaimana kalian ini, aku menyeru kalian kepada keselamatan –yaitu beribadah kepada Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya serta membenarkan Rasulullah a.s. yang diutus-Nya. وَتَدۡعُونَنِىٓ إِلَى ٱلنَّارِ (“Tetapi kamu menyeruku ke neraka.)

Tafsir Kemenag: Orang yang beriman kepada Musa itu mengulangi lagi seruannya kepada kaumnya dengan mengatakan, “Wahai kaumku, aku merasa heran dengan sikap dan tindakan kamu sekalian. Aku menyeru kamu mengikuti jalan keselamatan, menghindarkan kamu dari siksa neraka, dan membawamu ke dalam surga dengan beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh, sedangkan kamu menyeruku ke jalan kesengsaraan yang mengantarkan ke dalam neraka.”.

Tafsir Quraish Shihab: “Wahai kaumku,” lanjutnya lagi, “Mana yang lebih baik bagi diriku: aku mengajak kalian ke jalan keselamatan, sedangkan kalian mengajakku ke jalan yang sesat menuju neraka? Kalian mengajakku untuk mengingkari Allah dan menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang tidak aku ketahui, sedangkan aku mengajak kalian kepada Sang Mahakuat yang tak terkalahkan; Sang Maha Pengampun atas segala dosa.

Surah Al-Mu’min Ayat 42
تَدۡعُونَنِى لِأَكۡفُرَ بِٱللَّهِ وَأُشۡرِكَ بِهِۦ مَا لَيۡسَ لِى بِهِۦ عِلۡمٌ وَأَنَا۠ أَدۡعُوكُمۡ إِلَى ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡغَفَّٰرِ

Terjemahan: (Kenapa) kamu menyeruku supaya kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui padahal aku menyeru kamu (beriman) kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun?

Tafsir Jalalain: تَدۡعُونَنِى لِأَكۡفُرَ بِٱللَّهِ وَأُشۡرِكَ بِهِۦ مَا لَيۡسَ لِى بِهِۦ عِلۡمٌ وَأَنَا۠ أَدۡعُوكُمۡ إِلَى ٱلۡعَزِيزِ (-Kenapa- kalian menyeruku supaya kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui padahal aku menyeru kalian -beriman- kepada Yang Maha Perkasa) Yang Maha Menang atas semua perkara-Nya ٱلۡغَفَّٰرِ (lagi Maha Pengampun?) kepada orang yang bertobat kepada-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: تَدۡعُونَنِى لِأَكۡفُرَ بِٱللَّهِ وَأُشۡرِكَ بِهِۦ مَا لَيۡسَ لِى بِهِۦ عِلۡمٌ (“[Kenapa] kamu menyeruku supaya kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak aku ketahui?”) yaitu atas dasar kejahilan, tanpa dalil. وَأَنَا۠ أَدۡعُوكُمۡ إِلَى ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡغَفَّٰرِ (“Padahal aku menyerumu [beriman] kepada [Rabb] Yang Mahaperkasa lagi Mahapengampun.”) yaitu, Dia dengan keperkasaan dan kesombongan-Nya Mahapengampun dosa orang yang bertaubat kepada-Nya.

Tafsir Kemenag: Selanjutnya orang mukmin itu menyatakan, “Kamu sekalian menyeru dan mengajakku mengingkari Allah dan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu yang tidak mempunyai alasan yang benar dan tidak ada bukti-bukti yang dapat diyakini kebenarannya, yang menyatakan bahwa menyekutukan Tuhan itu adalah kepercayaan yang benar. Sedangkan aku menyeru dan mengajakmu agar kamu sekalian mengesakan Allah, tidak ada Tuhan yang lain selain Dia. Yang Mahakuasa lagi Mahaperkasa, dengan bukti-bukti yang nyata. Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Pengampun dosa-dosa hamba-Nya.”.

Tafsir Quraish Shihab: “Wahai kaumku,” lanjutnya lagi, “Mana yang lebih baik bagi diriku: aku mengajak kalian ke jalan keselamatan, sedangkan kalian mengajakku ke jalan yang sesat menuju neraka? Kalian mengajakku untuk mengingkari Allah dan menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang tidak aku ketahui, sedangkan aku mengajak kalian kepada Sang Mahakuat yang tak terkalahkan; Sang Maha Pengampun atas segala dosa.

Surah Al-Mu’min Ayat 43
لَا جَرَمَ أَنَّمَا تَدۡعُونَنِىٓ إِلَيۡهِ لَيۡسَ لَهُۥ دَعۡوَةٌ فِى ٱلدُّنۡيَا وَلَا فِى ٱلۡءَاخِرَةِ وَأَنَّ مَرَدَّنَآ إِلَى ٱللَّهِ وَأَنَّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ هُمۡ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِ

Terjemahan: Sudah pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku (beriman) kepadanya tidak dapat memperkenankan seruan apapun baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka.

Tafsir Jalalain: لَا جَرَمَ (Sudah pasti) yakni pastilah أَنَّمَا تَدۡعُونَنِىٓ إِلَيۡهِ (bahwa apa yang kalian seru supaya aku -beriman- kepadanya) artinya, supaya aku menyembahnya لَيۡسَ لَهُۥ دَعۡوَةٌ (tidak dapat memperkenankan seruan apa pun) maksudnya, tidak dapat memperkenankan suatu doa pun فِى ٱلدُّنۡيَا وَلَا فِى ٱلۡءَاخِرَةِ وَأَنَّ مَرَدَّنَآ (baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya kita kembali) atau kembali kita إِلَى ٱللَّهِ وَأَنَّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ (kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas) yakni orang-orang kafir هُمۡ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِ (mereka itulah penghuni neraka.).

Baca Juga:  Surah Qaf Ayat 6-11; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: لَا جَرَمَ أَنَّمَا تَدۡعُونَنِىٓ إِلَيۡهِ (“Sudah pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku [beriman] kepadanya.”) ia berkata: “Pasti.” As-Suddi dan Ibnu Jarir berkata bahwa makna firman Allah: laa jarama; yaitu sudah pasti. Adh-Dhahhak berkata: laa jarama; yaitu, bukan dusta.”

‘Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas tentang firman-Nya: laa jarama: “Benar, sesungguhnya berhala-berhala dan tandingan-tandingan yang kalian serukan kepadaku itu: لَيۡسَ لَهُۥ دَعۡوَةٌ فِى ٱلدُّنۡيَا وَلَا فِى ٱلۡءَاخِرَةِ (“Tidak dapat memperkenankan seruan apapun, baik di dunia maupun di akhirat.”)

Mujahid berkata: “Berhala itu tidak memiliki apapun.” Qatadah berkata: “Berhala itu tidak memberikan manfaat dan tidak memberikan mudlarat.” As-suddi berkata: “Berhala itu tidak dapat memperkenankan seruan orang yang menyerunya, baik di dunia maupun di akhirat.”

Firman Allah: وَأَنَّ مَرَدَّنَآ إِلَى ٱللَّهِ (“dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah.”) yaitu di negeri akhirat, dimana masing-masing akan dibalas sesuai amalnya. Untuk itu Allah berfirman: وَأَنَّ مَرَدَّنَآ إِلَى ٱللَّهِ (“dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka.”) maksudnya, mereka kekal di dalamnya oleh sebab melampaui batas, yaitu menyekutukan Allah.

Tafsir Kemenag: Ayat ini masih melanjutkan perkataan dari orang beriman di atas. Dia mengatakan, “Sebenarnya kamu telah menyeruku menyembah berhala-berhala, yang tidak mendengar seruan orang-orang yang menyerunya, dan tidak dapat memberi pertolongan baik di dunia maupun di akhirat, karena ia tidak dapat memberikan sesuatu mudarat dan tidak pula sesuatu manfaat kepada siapa pun.” Firman Allah:

Jika kamu menyeru mereka, mereka tidak mendengar seruanmu, dan sekiranya mereka mendengar, mereka juga tidak memperkenankan permintaanmu. Dan pada hari Kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu seperti yang diberikan oleh (Allah) Yang Mahateliti. (Fathir/35: 14)

Dan firman Allah: Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang-orang yang menyembah selain Allah (sembahan) yang tidak dapat memperkenankan (doa)nya sampai hari Kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka? (al-A.hqaf/46: 5)

Orang beriman itu melanjutkan perkataannya, “Ketahuilah kaumku, bahwa kita semua adalah milik Allah dan kepada-Nya pula kita kembali setelah mati dan dibangkitkan kembali. Waktu itu pula Dia memberi balasan kepada kita, sesuai dengan perbuatan dan amal kita masing-masing. Orang-orang yang kafir dan melampaui batas akan menjadi penghuni neraka.”.

Tafsir Quraish Shihab: Sudah pasti bahwa tuhan yang kalian ajak aku untuk menyembahnya tidak memiliki kemampuan untuk mengabulkan seruan, baik di dunia apalagi di akhirat. Sudah pasti pula bahwa tempat kembali kita adalah Allah. Dan tidak diragukan lagi, bahwa orang-orang yang melampaui bataslah penghuni neraka, dan bukan orang Mukmin yang bersikap adil.

Surah Al-Mu’min Ayat 44
فَسَتَذۡكُرُونَ مَآ أَقُولُ لَكُمۡ وَأُفَوِّضُ أَمۡرِىٓ إِلَى ٱللَّهِ إِنَّ ٱللَّهَ بَصِيرٌۢ بِٱلۡعِبَادِ

Terjemahan: Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya”.

Tafsir Jalalain: فَسَتَذۡكُرُونَ (Kelak kalian akan ingat) bila kalian menyaksikan azab dengan mata kalian sendiri مَآ أَقُولُ لَكُمۡ وَأُفَوِّضُ أَمۡرِىٓ إِلَى ٱللَّهِ إِنَّ ٱللَّهَ بَصِيرٌۢ بِٱلۡعِبَادِ (kepada apa yang kukatakan kepada kalian. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat akan hamba-hamba-Nya”) Ia mengatakan demikian ketika mereka mengancamnya jika ia menentang agama mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: فَسَتَذۡكُرُونَ مَآ أَقُولُ لَكُمۡ (“kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepadamu.”) yaitu kalian akan mengetahui kebenaran apa yang aku perintahkan, aku larang, aku nasehatkan dan aku jelaskan itu kepada kalian. Kalian pun akan ingat dan menyesal di saat penyesalan kalian tidak bermanfaat untuk kalian.

وَأُفَوِّضُ أَمۡرِىٓ إِلَى ٱللَّهِ (“dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah.”) yaitu aku bertawakal dan memohon pertolongan hanya kepada Allah serta memutuskan hubungan dan menjauhi kalian.

إِنَّ ٱللَّهَ بَصِيرٌۢ بِٱلۡعِبَادِ (“Sesungguhnya Allah Mahamelihat akan hamba-hamba-Nya.”) yaitu Dia Mahamengetahui tentang mereka dan Mahatinggi dan Mahasuci. Maka Dia memberikan petunjuk kepada siapa yang berhak mendapatkan hidayah serta menyesatkan siapa yang berhak mendapat kesesatan. Sedangkan Dia memiliki hujjah yang kuat, hikmah yang sempurna dan ketentuan yang terlaksana.

Tafsir Kemenag: Kemudian orang-orang yang beriman itu mengakhiri nasihatnya kepada kaumnya dengan mengatakan, “Wahai kaumku, di akhirat kelak kamu sekalian akan mengetahui kebenaran yang aku sampaikan kepadamu baik berupa perintah-perintah Allah maupun berupa larangan-larangan-Nya.

Baca Juga:  Surah An-Nahl Ayat 41-42; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Waktu itu kamu akan menyesal, tetapi pada waktu itu penyesalan tiada berguna lagi. Aku bertawakal kepada Tuhanku dan aku menyerahkan kepada-Nya segala urusanku dan aku mohon pertolongan kepada-Nya, agar aku terpelihara dari segala macam kejahatan yang mungkin aku lakukan dan dari segala bencana yang mungkin menimpaku.”

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya. Dia memberi petunjuk hamba-hamba-Nya yang pantas diberi petunjuk dan menyesatkan hamba-hamba-Nya yang menginginkan kesesatan itu dengan mengerjakan perbuatan-perbuatan terlarang dan tidak mengerjakan perintah-perintah yang harus mereka laksanakan.

Tafsir Quraish Shihab: Kelak kalian akan tahu kebenaran apa yang aku katakan. Aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya penglihatan Allah meliputi seluruh hamba-Nya, dan Dia akan membalas seluruh amal perbuatan mereka.”

Surah Al-Mu’min Ayat 45
فَوَقَىٰهُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِ مَا مَكَرُواْ وَحَاقَ بِـَٔالِ فِرۡعَوۡنَ سُوٓءُ ٱلۡعَذَابِ

Terjemahan: Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk.

Tafsir Jalalain: فَوَقَىٰهُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِ مَا مَكَرُواْ (Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka) terhadap dirinya, yaitu mereka merencanakan akan membunuhnya وَحَاقَ (dan turunlah) menimpa بِـَٔالِ فِرۡعَوۡنَ (kepada keluarga Firaun) maksudnya, kepada kaumnya yang mengikutinya سُوٓءُ ٱلۡعَذَابِ (azab yang buruk) yaitu ditenggelamkan.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: فَوَقَىٰهُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِ مَا مَكَرُواْ (“Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka.”) yaitu, di dunia dan di akhirat. Sedangkan di dunia, Allah menyelamatkannya bersama Musa a.s. dan di akhirat dia dimasukkan ke dalam surga.

وَحَاقَ بِـَٔالِ فِرۡعَوۡنَ سُوٓءُ ٱلۡعَذَابِ (“Dan Fir’aun beserta kaumnya dikepung oleh adzab yang amat buruk.”) yaitu tenggelam di dalam laut, kemudian dipindahkan ke neraka jahim. Sesungguhnya ruh-ruh mereka dihadapkan kepada api neraka pada waktu pagi dan petang hingga hari kiamat, ketika ruh dan jasad mereka akan disatukan di dalam api neraka.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa Allah menolong hamba-Nya yang beriman dan menghancurkan musuh-musuh mereka dengan menyatakan bahwa Dia memelihara orang-orang yang beriman itu dari segala usaha tipu daya dan penganiayaan yang dilakukan oleh Fir’aun dan para pengikutnya dengan menyelamatkan mereka beserta Musa. Sedangkan Fir’aun beserta para pengikutnya ditenggelamkan di Laut Merah. Di akhirat nanti mereka akan ditimpa azab yang pedih.

Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas, “Tatkala mengetahui keimanan orang itu, maka Fir’aun bermaksud hendak membunuhnya. Oleh karena itu, dia lari menyelamatkan diri.”.

Tafsir Quraish Shihab: Maka, Allah pun memelihara kaum Fir’aun yang Mukmin itu dari kekejaman tipu daya mereka, dan menampakkan neraka kepada keluarga Fir’aun pada pagi dan sore hari–di dunia, ketika berada di alam barzah. Dan pada hari kiamat, Allah berfirman, “Masukkanlah kaum Fir’aun ke dalam neraka yang paling dahsyat azabnya.”

Surah Al-Mu’min Ayat 46
ٱلنَّارُ يُعۡرَضُونَ عَلَيۡهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوۡمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ أَدۡخِلُوٓاْ ءَالَ فِرۡعَوۡنَ أَشَدَّ ٱلۡعَذَابِ

Terjemahan: Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”.

Tafsir Jalalain: Kemudian ٱلنَّارُ يُعۡرَضُونَ عَلَيۡهَا (neraka ditampakkan kepada mereka) maksudnya, mereka dibakar oleh api neraka غُدُوًّا وَعَشِيًّا (pada pagi dan petang) di setiap pagi dan petang وَيَوۡمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ (dan pada hari terjadinya kiamat) dikatakan kepada mereka,

أَدۡخِلُوٓاْ (“Masuklah kalian) hai ءَالَ فِرۡعَوۡنَ (Firaun dan kaumnya) menurut suatu qiraat dibaca Adkhiluu yang artinya, Masukkanlah Firaun dan kaumnya. Ini merupakan perintah Allah kepada malaikat-malaikat-Nya أَشَدَّ ٱلۡعَذَابِ (ke dalam azab yang sangat keras”) yakni azab neraka.

Tafsir Ibnu Katsir: Lalu firman Allah: وَيَوۡمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ أَدۡخِلُوٓاْ ءَالَ فِرۡعَوۡنَ أَشَدَّ ٱلۡعَذَابِ (“Pada hari terjadinya kiamat, [dikatakan kepada malaikat]: ‘Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat keras.”) yaitu adzab yang amat menyakitkan dan hukuman yang amat berat.

Ayat ini merupakan dalil yang amat kuat bagi ahlus Sunnah tentang adanya adzab alam Barzakh dalam kubur. Yang tercantum dalam firman Allah: ٱلنَّارُ يُعۡرَضُونَ عَلَيۡهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا (“Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang.”)

Di antara dalil lain yang menunjukkan hal tersebut adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari ‘Aisyah r.a. bahwa Rasulullah saw. masuk menemuinya, sedangkan saat itu dia sedang bersama seorang wanita Yahudi yang berkata:

“Apakah engkau merasa bahwa kalian akan diuji di dalam kubur kalian?” Rasulullah saw. terperanjat dan bersabda: “Yang mendapat ujian hanyalah orang-orang Yahudi.” Maka ‘Aisyah berkata: “Lalu kami diam beberapa malam.” Kemudian Rasulullah saw. bersabda: “Ketahuilah. Sesungguhnya kalian akan diuji di dalam kubur [kalian].” ‘Aisyah berkata:

Baca Juga:  Surah At-Taubah Ayat 73-74; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

“Setelah itu Rasulullah saw. meminta perlindungan kepada Allah dari siksa kubur.” Demikian yang diriwayatkan oleh Muslim, dari Harun bin Sa’id dan Harmalah yang keduanya berasal dari Ibnu Wahb, dari Yunus bin Zaid al-Ili, dari az-Zuhri dengan lafazhnya.

Telah dikatakan bahwa ayat ini menunjukkan tentang adanya siksaan ruh di alam Barzakh. Hal tersebut tidak berarti bersatunya ruh dengan jasad di dalam kubur. Tatkala hal tersebut diwahyukan kepada Rasul saw. secara khusus, maka beliau meminta perlindungan kepada Allah, wallaaHu a’lam.

Al-Bukhari meriwayatkan dari ‘Aisyah r.a. bahwa seorang wanita Yahudi masuk menemuinya, lalu berkata: “Kami berlindung kepada Allah dari adzab kubur.” Maka ‘Aisyah bertanya kepada Rasulullah saw. tentang adzab kubur. Lalu Rasulullah saw. bersabda:

“Ya, adzab kubur itu adalah haq [benar].” ‘Aisyah r.a. berkata: “Aku tidak melihat Rasulullah saw. menyelesaikan shalat setelah itu, melainkan beliau meminta perlindungan dari adzab kubur.” Hadits-hadits tentang adzab kubur amat banyak.

Qatadah berkata tentang firman Allah: غُدُوًّا وَعَشِيًّا: “Yakni di waktu pagi dan petang selama dunia masih ada.” Dikatakan kepada mereka: “Hai golongan fir’aun, ini adalah tempat-tempat tinggal kalian.” Sebagai suatu hinaan, celaan dan sikap merendahkan mereka. Ibnu Zaid berkata: “Pada hari ini setiap pagi dan petang diperlihatkan neraka kepada mereka hingga hari kiamat terjadi.”

Imam Ahmad menceritakan, bahwa Ibnu ‘Umar r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Jika salah seorang kalian mati, maka tempat duduknya akan diperlihatkan kepadanya setiap pagi dan petang. Jika dia termasuk penghuni surga, maka dia diperlihatkan sebagai penghuni surga. Dan jika dia termasuk penghuni neraka, maka dia diperlihatkan sebagai penghuni neraka. lalu dikatakan kepadanya: ‘Inilah tempat tinggalmu, sampai Allah swt. membangkitkanmu pada hari kiamat.” (Keduanya diriwayatkan di dalam ash-Shahihain dari hadits Malik)

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini digambarkan azab yang akan menimpa Fir’aun dan kaumnya yang durhaka di akhirat nanti. Sejak meninggal dunia sampai dibangkitkan kelak, mereka akan dihadapkan ke neraka pagi, petang, dan terus-menerus hingga hari Kiamat.

Pada hari Kiamat dikatakan kepada para penjaga neraka, “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam neraka dan timpakanlah kepada mereka siksa yang keras.”

Jumhur ulama berpendapat bahwa azab kubur itu ada dan dasarnya adalah ayat ini. Pendapat mereka dikuatkan oleh hadis yang diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Umar:

Bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya salah seorang kamu apabila ia meninggal dunia diperlihatkan kepadanya tempat duduknya pagi dan petang. Jika ia termasuk ahli surga, maka (tempat duduknya itu adalah) tempat duduk ahli surga, jika ia termasuk ahli neraka maka (tempat duduknya adalah) tempat duduk ahli neraka. Dikatakan kepadanya, ‘Inilah tempat duduk engkau sampai Allah membangkitkan engkau pada hari Kiamat.” (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu ‘Umar)

Dari firman Allah dan hadis di atas dapat diambil kesimpulan bahwa azab kubur itu adalah suatu kebenaran yang tidak dapat disangkal dan akan dialami oleh orang kafir pagi dan petang sampai mereka dibangkitkan kembali.

Namun ar-Razi menyatakan bahwa azab kubur tidak ada. Ayat tersebut tidak dapat dijadikan sebagai dasar penetapan adanya azab kubur, tetapi hanya menunjukkan kepada terus-menerusnya azab neraka, sama halnya dengan firman Allah yang ditujukan kepada ahli surga: Dan di dalamnya bagi mereka ada rezeki pagi dan petang. (Maryam/19: 62).

Tafsir Quraish Shihab: Maka, Allah pun memelihara kaum Fir’aun yang Mukmin itu dari kekejaman tipu daya mereka, dan menampakkan neraka kepada keluarga Fir’aun pada pagi dan sore hari–di dunia, ketika berada di alam barzah. Dan pada hari kiamat, Allah berfirman, “Masukkanlah kaum Fir’aun ke dalam neraka yang paling dahsyat azabnya.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Mu’min Ayat 41-46 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S