Surah As-Saffat Ayat 161-170; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah As-Saffat Ayat 161-170

Pecihitam.org – Kandungan Surah As-Saffat Ayat 161-170 ini, Allah menegaskan bahwa kaum kafir Mekah itu bersama sembahan-sembahan mereka, yaitu patung-patung dan berhala-berhala itu, tidak akan bisa mempengaruhi dan menyesatkan mereka yang beriman. Hal itu karena dasar iman mereka mempertuhankan patung-patung itu tidak ada. Begitu juga menyatakan bahwa malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dasar suatu keimanan adalah wahyu, sedangkan Allah tidak pernah menurunkan wahyu tentang benarnya penyembahan berhala dan tentang malaikat sebagai putrinya.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah As-Saffat Ayat 161-170

Surah As-Saffat Ayat 161
فَإِنَّكُمۡ وَمَا تَعۡبُدُونَ

Terjemahan: Maka sesungguhnya kamu dan apa-apa yang kamu sembah itu,

Tafsir Jalalain: فَإِنَّكُمۡ وَمَا تَعۡبُدُونَ (Maka sesungguhnya kalian dan apa-apa yang kalian sembah itu) yakni berhala-berhala sesembahan-sesembahan kalian itu.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman yang ditujukan kepada orang-orang musyrik: فَإِنَّكُمۡ وَمَا تَعۡبُدُونَ

Tafsir Kemenag: Pada Ayat-Ayat ini Allah menegaskan bahwa kaum kafir Mekah itu bersama sembahan-sembahan mereka, yaitu patung-patung dan berhala-berhala itu, tidak akan bisa mempengaruhi dan menyesatkan mereka yang beriman. Hal itu karena dasar iman mereka mempertuhankan patung-patung itu tidak ada. Begitu juga menyatakan bahwa malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah.

Dasar suatu keimanan adalah wahyu, sedangkan Allah tidak pernah menurunkan wahyu tentang benarnya penyembahan berhala dan tentang malaikat sebagai putrinya. Di samping itu mereka yang beriman kepada Allah, iman mereka kuat sehingga tidak akan terpengaruh oleh akidah mereka yang keliru.

Bila ada yang terpengaruh, maka mereka adalah calon-calon penghuni neraka juga, yaitu orang-orang yang lemah imannya. Mereka nanti akan dimasukkan ke dalam neraka Jahim bersama orang-orang yang mempengaruhinya.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya kalian, orang-orang kafir dan sembahan kalian selain Allah, dengan sikap seperti itu tidak akan dapat menyesatkan seseorang dengan rayuan dan godaan kecuali orang telah ditentukan oleh Allah termasuk penghuni neraka dan akan merasakan panasnya.

Surah As-Saffat Ayat 162
مَآ أَنتُمۡ عَلَيۡهِ بِفَٰتِنِينَ

Terjemahan: Sekali-kali tidak dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah,

Tafsir Jalalain: مَآ أَنتُمۡ عَلَيۡهِ (Sekali-kali kalian dengannya tidak akan dapat) dengan melalui sesembahan kalian itu; lafal ‘Alaihi berta’alluq kepada firman selanjutnya, yaitu بِفَٰتِنِينَ (menyesatkan) seorang pun.

Tafsir Ibnu Katsir: مَآ أَنتُمۡ عَلَيۡهِ بِفَٰتِنِينَ (Sekali-kali tidak dapat menyesatkan (seseorang) terhadap Allah,)

Tafsir Kemenag: Pada Ayat-Ayat ini Allah menegaskan bahwa kaum kafir Mekah itu bersama sembahan-sembahan mereka, yaitu patung-patung dan berhala-berhala itu, tidak akan bisa mempengaruhi dan menyesatkan mereka yang beriman.

Hal itu karena dasar iman mereka mempertuhankan patung-patung itu tidak ada. Begitu juga menyatakan bahwa malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah. Dasar suatu keimanan adalah wahyu, sedangkan Allah tidak pernah menurunkan wahyu tentang benarnya penyembahan berhala dan tentang malaikat sebagai putrinya.

Di samping itu mereka yang beriman kepada Allah, iman mereka kuat sehingga tidak akan terpengaruh oleh akidah mereka yang keliru. Bila ada yang terpengaruh, maka mereka adalah calon-calon penghuni neraka juga, yaitu orang-orang yang lemah imannya. Mereka nanti akan dimasukkan ke dalam neraka Jahim bersama orang-orang yang mempengaruhinya.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya kalian, orang-orang kafir dan sembahan kalian selain Allah, dengan sikap seperti itu tidak akan dapat menyesatkan seseorang dengan rayuan dan godaan kecuali orang telah ditentukan oleh Allah termasuk penghuni neraka dan akan merasakan panasnya.

Surah As-Saffat Ayat 163
إِلَّا مَنۡ هُوَ صَالِ ٱلۡجَحِيمِ

Terjemahan: kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala.

Tafsir Jalalain: إِلَّا مَنۡ هُوَ صَالِ ٱلۡجَحِيمِ (Kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala-nyala) menurut ilmu Allah swt.

Tafsir Ibnu Katsir: إِلَّا مَنۡ هُوَ صَالِ ٱلۡجَحِيمِ (kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala.) maksudnya orang-orang yang akan mengikuti ucapan, kesesatan dan ibadah bathil yang kalian kerjakan itu adalah orang-orang yang lebih sesat dari kalian, yaitu orang-orang yang telah diciptakan untuk mengisi neraka.

Tafsir Kemenag: Pada Ayat-Ayat ini Allah menegaskan bahwa kaum kafir Mekah itu bersama sembahan-sembahan mereka, yaitu patung-patung dan berhala-berhala itu, tidak akan bisa mempengaruhi dan menyesatkan mereka yang beriman. Hal itu karena dasar iman mereka mempertuhankan patung-patung itu tidak ada. Begitu juga menyatakan bahwa malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah.

Baca Juga:  Surah As-Saffat Ayat 71-74; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Dasar suatu keimanan adalah wahyu, sedangkan Allah tidak pernah menurunkan wahyu tentang benarnya penyembahan berhala dan tentang malaikat sebagai putrinya. Di samping itu mereka yang beriman kepada Allah, iman mereka kuat sehingga tidak akan terpengaruh oleh akidah mereka yang keliru.

Bila ada yang terpengaruh, maka mereka adalah calon-calon penghuni neraka juga, yaitu orang-orang yang lemah imannya. Mereka nanti akan dimasukkan ke dalam neraka Jahim bersama orang-orang yang mempengaruhinya.

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya kalian, orang-orang kafir dan sembahan kalian selain Allah, dengan sikap seperti itu tidak akan dapat menyesatkan seseorang dengan rayuan dan godaan kecuali orang telah ditentukan oleh Allah termasuk penghuni neraka dan akan merasakan panasnya.

Surah As-Saffat Ayat 164
وَمَا مِنَّآ إِلَّا لَهُۥ مَقَامٌ مَّعۡلُومٌ

Terjemahan: Tiada seorangpun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu,

Tafsir Jalalain: Malaikat Jibril berkata kepada Nabi saw., وَمَا مِنَّآ (“Tiada seorang pun di antara kami) para malaikat إِلَّا لَهُۥ مَقَامٌ مَّعۡلُومٌ (melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu) di langit, di tempat itu ia beribadah kepada Allah dan tidak melampaui tempat atau kedudukan yang lain.

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian Allah berfirman seraya menyucikan para malaikat dari apa yang mereka nisbatkan kepadanya berupa kekufuran serta kedustaan terhadapnya, bahwa mereka adalah anak perempuan Allah: وَمَا مِنَّآ إِلَّا لَهُۥ مَقَامٌ مَّعۡلُومٌ (“Tidak seorangpun di antara kami [malaikat] melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu.”) maksudnya, dia mempunyai kedudukan khusus di langit dan berbagai kedudukan ibadah yang tidak pernah dilanggar dan tidak pula dilampaui.

Qatadah mengatakan bahwa mereka semua –baik laki-laki maupun perempuan- mengerjakan shalat, hingga turun Ayat: وَمَا مِنَّآ إِلَّا لَهُۥ مَقَامٌ مَّعۡلُومٌ (“Tidak seorangpun di antara kami [malaikat] melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu.”) dengan demikian, laki-laki lebih didahulukan dari perempuan setelahnya.”

Tafsir Kemenag: Pada Ayat ini disampaikan pengakuan malaikat mengenai dirinya, yaitu bahwa mereka memanggul fungsi dan tugas tertentu. Mereka menjalankan fungsi dan tugasnya itu tanpa mengurangi atau menambah sedikit pun dari yang diperintahkan Allah swt sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya:

?yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (at-Tahrim/66: 6).

Tafsir Quraish Shihab: Para malaikat berkata, dengan mengakui posisi penghambaan, “Masing-masing kita memiliki posisi yang telah ditentukan dan tidak boleh dilanggar dalam pengetahuan dan penghambaan.

Surah As-Saffat Ayat 165
وَإِنَّا لَنَحۡنُ ٱلصَّآفُّونَ

Terjemahan: dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf (dalam menunaikan perintah Allah).

Tafsir Jalalain: وَإِنَّا لَنَحۡنُ ٱلصَّآفُّونَ (Dan sesungguhnya kami benar-benar bersaf-saf) artinya meluruskan telapak kaki kami dalam salat.

Tafsir Ibnu Katsir: وَإِنَّا لَنَحۡنُ ٱلصَّآفُّونَ (“Dan sesungguhnya kami benar-benar bershaff-shaff.”) yakni berdiri bershaff-shaff dalam ketaatan, sebagaimana yang telah diuraikan pada penafsiran firman Allah: وَٱلصَّٰٓفَّٰتِ صَفًّا (“Demi [rombongan] yang bershaff-shaff dengan sebenar-benarnya.”) Ibnu Juraij menceritakan dai al-Walid bin ‘Abdullah Abu Mughits, dia berkata: “Bahwa mereka tidak berdiri bershaff-shaff sehingga turun Ayat: وَإِنَّا لَنَحۡنُ ٱلصَّآفُّونَ (“Dan sesungguhnya kami benar-benar bershaff-shaff.”) maka setelah itu merekapun bershaff-shaff.”

Dan dalam kitab Shahih Muslim, disebutkan dari Hudzaifah ra. dia bercerita bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Kami dilebihkan atas umat manusia dengan tiga hal, yaitu shaff-shaff kami dijadikan seperti shaff-shaff para malaikat, bumi dijadikan sebagai masjid bagi kami, dan tanahnya mensucikan.”

Tafsir Kemenag: Lebih jauh para malaikat itu menjelaskan bahwa mereka dalam menjalankan tugasnya berbaris-baris, yaitu selalu sigap melaksanakan tugasnya dan bekerjasama dalam kesatuan-kesatuan yang kuat.

Dengan berbaris-baris seperti itu maka tugas dilaksanakan mereka dengan penuh semangat, gegap-gempita, dan sempurna, sehingga pelaksanaan tugas itu sukses secara maksimal tanpa ada yang kurang atau yang lebih. Pelaksanaan tugas secara serius itu memberikan petunjuk bahwa mereka sangat patuh kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya.

Kepatuhan dan keseriusan malaikat menjalankan tugasnya itu perlu ditiru oleh kaum muslimin. Dalam sebuah hadis sahih yang diriwAyatkan oleh Muslim yang bersumber dari Jabir bin Samurah, ia mengatakan:

Dari Jabir bin Samurah bahwa Rasulullah suatu ketika keluar menemui kami sedang kami berada di dalam masjid, lalu beliau bersabda, ‘Mengapa kalian tidak berbaris seperti malaikat berbaris di sisi Tuhannya? Lalu kami bertanya, ‘Ya, Rasulullah, bagaimana caranya malaikat-malaikat itu berbaris di sisi Tuhannya? Rasulullah bersabda, ‘Mereka mengisi sampai penuh barisan pertama dan merapatkannya.” (RiwAyat Muslim)

Baca Juga:  Surah As-Saffat Ayat 114-122; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Karena terinspirasi oleh Ayat itu, Khalifah Umar bin Khaththab mengatur saf-saf sebelum mengimami salat. Dilaporkan oleh Abu Nadhrah:

Umar r.a. ketika iqamat dilantunkan, ia menghadap kepada jamaah dan berkata, “Atur saf-saf kalian, luruskan barisan kalian! Allah Ta’ala ingin kalian mengikuti perilaku malaikat.” Kemudian ia membaca Ayat: “wa inna lanahnu ash-shaffun” “Hai Fulan mundur, hai Fulan maju!” Setelah itu ia maju ke depan dan membaca takbir (mengimami salat). (RiwAyat Ibnu Abi hatim dan Ibnu Jarir).

Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya kami berbaris dalam posisi selalu menyembah.

Surah As-Saffat Ayat 166
وَإِنَّا لَنَحۡنُ ٱلۡمُسَبِّحُونَ

Terjemahan: Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah).

Tafsir Jalalain: وَإِنَّا لَنَحۡنُ ٱلۡمُسَبِّحُونَ (Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih.”) menyucikan Allah dari hal-hal yang tidak layak bagi-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: وَإِنَّا لَنَحۡنُ ٱلۡمُسَبِّحُونَ (“Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih [kepada Allah].”) maksudnya, kami berbaris lalu bertasbih kepada Rabb seraya memuji, mensucikan dan membersihkan-Nya dari berbagai kekurangan. Kami menyadari bahwa kami adalah hamba bagi-Nya, sangat membutuhkan-Nya.

Ibnu ‘Abbas dan juga Mujahid mengatakan: وَمَا مِنَّآ إِلَّا لَهُۥ مَقَامٌ مَّعۡلُومٌ (“Tidak seorangpun di antara kami [malaikat] melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu.”) yakni para malaikat, وَإِنَّا لَنَحۡنُ ٱلصَّآفُّونَ (“Dan sesungguhnya kami benar-benar bershaff-shaff.”) yakni para malaikat, وَإِنَّا لَنَحۡنُ ٱلۡمُسَبِّحُونَ (“Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih [kepada Allah].”) yakni para malaikat, kami bertasbih kepada Allah.”

Tafsir Kemenag: Kemudian Allah menjelaskan perilaku malaikat bahwa mereka selalu bertasbih kepada-Nya. Bertasbih adalah mensucikan Allah dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya, baik berupa sifat-sifat kekurangan, seperti lemah, mengantuk, perlu pembantu/anak dan sebagainya atau sifat-sifat tercela seperti pemarah, zalim, dan sebagainya.

Bertasbih itu tidak cukup hanya dengan ucapan, dengan membaca subhanallah, tetapi perlu diiringi dengan perbuatan. Contoh tasbih yang sempurna adalah apa yang dikerjakan malaikat, dimana mereka tidak hanya terus menerus memuji Allah tetapi juga melaksanakan sepenuhnya perintah-perintah-Nya.

Tafsir Quraish Shihab: Dan kami selalu menyucikan Allah dari segala sesuatu yang tidak pantas dalam setiap keadaan.

Surah As-Saffat Ayat 167
وَإِن كَانُواْ لَيَقُولُونَ

Terjemahan: Sesungguhnya mereka benar-benar akan berkata:

Tafsir Jalalain: وَإِن (Sesungguhnya) lafal In di sini adalah bentuk Takhfif dari lafal Inna كَانُواْ (mereka) yakni orang-orang kafir Mekah لَيَقُولُونَ (akan berkata,).

Tafsir Ibnu Katsir: وَإِن كَانُواْ لَيَقُولُونَ (Sesungguhnya mereka benar-benar akan berkata:)

Tafsir Kemenag: Dijelaskan bahwa kaum kafir Mekah itu sebelum kedatangan Nabi Muhammad sebenarnya sudah berjanji bahwa seandainya mereka memiliki kitab suci yang berisi pedoman seperti yang dimiliki oleh kaum Yahudi dan Nasrani, mereka akan beriman dan melaksanakan perintah yang tertera dalam kitab suci itu dengan sepatuh-patuhnya.

Mereka mengharapkan datangnya seorang rasul untuk membimbing mereka menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat seperti yang dipunyai mereka. Mereka ingin pula mengalami kejayaan seperti yang pernah dialami kedua kaum itu di bawah nabi mereka masing-masing, karena umat di bawah pimpinan nabi pastilah terjamin kebahagiaan dan kejayaannya.

Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang kafir Mekah, sebelum datangnya Muhammad, selalu berkata, ‘Seandainya kami memiliki kitab suci semacam kitab-kitab suci umat terdahulu seperti Tawrât dan Injîl, tentu kami termasuk hamba-hamba Allah yang memurnikan ibadah hanya untukNya. ‘

Surah As-Saffat Ayat 168
لَوۡ أَنَّ عِندَنَا ذِكۡرًا مِّنَ ٱلۡأَوَّلِينَ

Terjemahan: “Kalau sekiranya di sksi kami ada sebuah kitab dari (kitab-kitab yang diturunkan) kepada orang-orang dahulu,

Tafsir Jalalain: لَوۡ أَنَّ عِندَنَا ذِكۡرًا (“Kalau sekiranya di sisi kami ada sebuah peringatan) maksudnya, sebuah kitab مِّنَ ٱلۡأَوَّلِينَ (dari orang-orang yang dahulu) yakni dari kitab-kitab yang diturunkan kepada orang-orang yang dahulu.

Tafsir Ibnu Katsir: لَوۡ أَنَّ عِندَنَا ذِكۡرًا مِّنَ ٱلۡأَوَّلِينَ (“Kalau sekiranya di sksi kami ada sebuah kitab dari (kitab-kitab yang diturunkan) kepada orang-orang dahulu,)

Tafsir Kemenag: Dijelaskan bahwa kaum kafir Mekah itu sebelum kedatangan Nabi Muhammad sebenarnya sudah berjanji bahwa seandainya mereka memiliki kitab suci yang berisi pedoman seperti yang dimiliki oleh kaum Yahudi dan Nasrani, mereka akan beriman dan melaksanakan perintah yang tertera dalam kitab suci itu dengan sepatuh-patuhnya.

Mereka mengharapkan datangnya seorang rasul untuk membimbing mereka menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat seperti yang dipunyai mereka. Mereka ingin pula mengalami kejayaan seperti yang pernah dialami kedua kaum itu di bawah nabi mereka masing-masing, karena umat di bawah pimpinan nabi pastilah terjamin kebahagiaan dan kejayaannya.

Baca Juga:  Surah As-Saffat Ayat 180-182; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang kafir Mekah, sebelum datangnya Muhammad, selalu berkata, ‘Seandainya kami memiliki kitab suci semacam kitab-kitab suci umat terdahulu seperti Tawrât dan Injîl, tentu kami termasuk hamba-hamba Allah yang memurnikan ibadah hanya untukNya. ‘

Surah As-Saffat Ayat 169
لَكُنَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلۡمُخۡلَصِينَ

Terjemahan: benar-benar kami akan jadi hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa)”.

Tafsir Jalalain: لَكُنَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلۡمُخۡلَصِينَ (Benar-benar kami akan jadi hamba Allah yang mukhlis”) maksudnya beribadah kepada-Nya semata.

Tafsir Ibnu Katsir: لَكُنَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلۡمُخۡلَصِينَ (benar-benar kami akan jadi hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa)”.) yakni sebelum engkau diutus kepada mereka, hai Muhammad, mereka ingin seandainya di tengah-tengah mereka ada orang yang mengingatkan mereka terhadap perintah Allah, serta membawa berita tentang perintah terhadap umat yang hidup pada kurun-kurun pertama, juga membawa kitab Allah kepada mereka.

Tafsir Kemenag: Dijelaskan bahwa kaum kafir Mekah itu sebelum kedatangan Nabi Muhammad sebenarnya sudah berjanji bahwa seandainya mereka memiliki kitab suci yang berisi pedoman seperti yang dimiliki oleh kaum Yahudi dan Nasrani, mereka akan beriman dan melaksanakan perintah yang tertera dalam kitab suci itu dengan sepatuh-patuhnya.

Mereka mengharapkan datangnya seorang rasul untuk membimbing mereka menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat seperti yang dipunyai mereka. Mereka ingin pula mengalami kejayaan seperti yang pernah dialami kedua kaum itu di bawah nabi mereka masing-masing, karena umat di bawah pimpinan nabi pastilah terjamin kebahagiaan dan kejayaannya.

Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang kafir Mekah, sebelum datangnya Muhammad, selalu berkata, ‘Seandainya kami memiliki kitab suci semacam kitab-kitab suci umat terdahulu seperti Tawrât dan Injîl, tentu kami termasuk hamba-hamba Allah yang memurnikan ibadah hanya untukNya. ‘

Surah As-Saffat Ayat 170
فَكَفَرُواْ بِهِۦ فَسَوۡفَ يَعۡلَمُونَ

Terjemahan: Tetapi mereka mengingkarinya (Al Quran); maka kelak mereka akan mengetahui (akibat keingkarannya itu).

Tafsir Jalalain: Allah berfirman, (“Tetapi mereka mengingkarinya) mengingkari Kitab yang diturunkan kepada mereka, yaitu Alquran kitab yang lebih mulia daripada kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya (kelak mereka akan mengetahui) akibat dari kekafiran dan keingkaran mereka itu.

Tafsir Ibnu Katsir: Oleh karena itu Allah berfirman kepada mereka: فَكَفَرُواْ بِهِۦ فَسَوۡفَ يَعۡلَمُونَ (“Tetapi mereka mengingkari [al-Qur’an]; maka kelak mereka akan mengetahui [akibat keingkaran itu].”) merupakan ancaman yang serius sekaligus intimidasi yang tegas atas kekufuran mereka kepada Rabb mereka, serta kedustaan mereka terhadap Rasul-Nya.

Tafsir Kemenag: Allah menjelaskan bahwa rasul yang mereka tunggu-tunggu itu sebenarnya sudah datang, yaitu Nabi Muhammad dan pedoman yang mereka dambakan itu sudah ada yaitu Al-Qur’an. Akan tetapi, mereka mengingkari nabi dan kitab suci tersebut. Tindakan mereka itu diterangkan dalam Ayat lain:

Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sungguh-sungguh bahwa jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat (yang lain). Tetapi ketika pemberi peringatan datang kepada mereka, tidak menambah (apa-apa) kepada mereka, bahkan semakin jauh mereka dari (kebenaran) (Fathir/35: 42)

Di akhir Ayat, Allah swt menegaskan bahwa mereka yang kafir nanti akan tahu apa akibat kekafiran mereka. Yaitu bahwa mereka akan sengsara baik di dunia dengan kekalahan, maupun di akhirat yaitu disiksa dalam neraka selama-lamanya. Ancaman itu seharusnya membuat mereka takut lalu beriman.

Tafsir Quraish Shihab: Kitab suci itu telah datang kepada mereka, tetapi mereka mengingkarinya. Maka kelak mereka akan mengetahui akibat kekafiran mereka.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah As-Saffat Ayat 161-170 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S