Surah At-Taubah Ayat 81-82; Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an

Surah At-Taubah Ayat 81-82

Pecihitam.org – Kandungan Surah At-Taubah Ayat 81-82 ini disebutkan bahwa sewaktu perang Tabuk, orang-orang Munafik tidak hanya absen dalam peperangan tersebut. Karena mereka juga aktif menggembosi kaum Muslimin yang lain agar tidak berpartisipasi dalam peperangan tersebut. Mereka menyebut sejumlah alasan seperti udara panas, jauhnya jarak yang harus ditempuh dan tibanya musim panen.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Di dalam Surah At-Taubah Ayat 81-82 ini dijelaskan bahwa orang-orang Munafik tidak hanya absen dalam jihad, tetapi mereka juga gembira dapat melarikan diri dari kewajiban perang. Mereka bahkan menyebut tindakan tersebut sebagai tanda kecerdikan dan keahlian Munafikin itu, sehingga jiwa mereka dapat terselamatkan dalam peperangan.

Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an Surah At-Taubah Ayat 81-82

Surah At-Taubah Ayat 81
فَرِحَ الْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلَافَ رَسُولِ اللَّهِ وَكَرِهُوا أَنْ يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَالُوا لَا تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ ۗ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا ۚ لَوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ

Terjemahan: Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: “Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini”. Katakanlah: “Api neraka jahannam itu lebih sangat panas(nya)” jika mereka mengetahui.

Tafsir Jalalain: فَرِحَ الْمُخَلَّفُونَ (Orang-orang yang ditinggalkan merasa gembira) yaitu mereka yang tidak ikut ke Tabuk بِمَقْعَدِهِمْ (dengan tinggalnya mereka) dengan ketidakikutan mereka خِلَافَ (sesudah) keberangkatan

رَسُولِ اللَّهِ وَكَرِهُوا أَنْ يُجَاهِدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَالُوا (Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah dan mereka berkata,) artinya sebagian dari mereka mengatakan kepada sebagian yang lain

لَا تَنْفِرُوا (“Janganlah kalian berangkat) maksudnya janganlah kalian pergi untuk berjihad فِي الْحَرِّ ۗ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا (dalam panas terik ini.” Katakanlah, “Api neraka Jahanam itu lebih sangat panas) daripada panasnya Tabuk.

Yang lebih utama ialah hendaknya mereka menghindarkan diri daripada panasnya Jahanam itu, yaitu dengan ikut berperang dan tidak tinggal di tempat لَوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ (jika mereka mengetahui) artinya jika mereka mengetahui hal tersebut, tentulah mereka tidak akan tinggal di tempat dan pasti ikut berjihad.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman (yang firman-Nya ini) sebagai bentuk celaan bagi orang-orang munafik yang tidak mau menemani para sahabat Rasulullah saw. dalam perang Tabuk. Dan justru mereka merasa gembira dengan ketidakberangkatan mereka setelah kepergian beliau. وَكَرِهُوا أَنْ يُجَاهِدُوا (Dan mereka tidak suka berjihad) Bersama beliau.

Baca Juga:  Surah At-Taubah Ayat 113-114; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَالُوا (Dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah dan mereka berkata) Yaitu, sebagian mereka kepada sebagian lainnya. لَا تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ (Janganlah kalian berangkat pergi berperang dalam panas terik ini)

Yang demikian itu karena pada saat berangkat menuju perang Tabuk dalam keadaan benar-benar panas, pada musim panen buah. Oleh karena itu mereka mengatakan: لَا تَنْفِرُوا فِي الْحَرِّ (Janganlah kalian berangkat [pergi berperang[ dalam panas terik ini).

Maka Allah berfirman kepada Rasul-Nya: قُلْ (katakan) Kepada mereka. نَارُ جَهَنَّمَ (Api neraka jahanam itu) yang akan kalian tuju akibat keingkaran kalian atas panggilan jihad adalah: أَشَدُّ حَرًّا (lebih panas) daripada panas yang kalian lari darinya. Bahkan lebih panas daripada api.

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Malik, dari Abi az-Zinad, dari al-A’raj, dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Api yang dimiliki oleh anak cucu Adam yang kalian nyalakan itu merupakan satu bagian saja dari tujuh puluh bagian api neraka Jahannam.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, tetapi api dunia itu sudah cukup panas.” Kemudian beliau bersabda: “Api tersebut akan bertambah lagi dengan enam puluh sembilan bagian.”

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim dalam ash-Shahihain, dari Malik.

Sedangkan Imam Ahmad meriwayatkan, Sufyan memberitahu kami, dari Abu az-Zinad, dari al-A’raj, dari Abu Hurairah, dari Nabi saw, beliau bersabda: “Sesungguhnya api yang ada pada kalian ini adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari api neraka Jahannam dan dipukulkan ke laut dua kali. Seandainya tidak demikian, niscaya Allah tidak menjadikan manfaat padanya bagi seorangpun.” (HR. Ahmad dengan isnad yang shahih.)

Imam Abu Isa at-Tirmidzi dan Ibnu Majah telah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ad-Duuri, dan dari Yahya bin Abi Bukair, dari Abu Hurairah menceritakan, Rasulullah telah bersabda: “Allah telah menyalakan api itu seribu tahun hingga menjadi merah. Kemudian Allah menyalakan lagi seribu tahun sehingga menjadi putih. Selanjutnya Allah menyalakan lagi seribu tahun hingga menjadi hitam, yaitu hitam laksana malam yang gelap.”

Baca Juga:  Surah At-Taubah Ayat 3; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Setelah itu, Imam at-Tirmidzi mengatakan: “Aku tidak mengetahui seorang pun yang memarfu’kan (menyampaikan riwayat kepada Rasulullah saw. hadits ini kecuali Yahya.”

Juga diriwayatkan oleh al-Hafizh Abu Bakar bin Mardawaih Syuraik, yaitu Ibnu Abdillah an-Nakha’i.

Ibnu Mardawaih juga meriwayatkan dari riwayat Mubarak bin Fadhalah, dari Tsabit dari Anas ia menceritakan, Rasulullah saw. pernah membaca ayat: naaraw wa quuduHan naasu wal hijaaratu (Api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu) Kemudian beliau bersabda: “Allah menyalakan api itu selama seribu tahun hingga menjadi putih, dan seribu tahun lagi sehingga menjadi merah, dan seribu tahun lagi sehingga menjadi hitam, yakni hitam laksana malam yang tidak bercahaya.”

Al-Hafizh Abul Qasim ath-Thabrani juga meriwayatkan dari hadits Tamam bin Najih, dan telah terjadi perbedaan pendapat di dalamnya, dari al-Hasan, dari Anas, dan ia memarfu’kannya (menyampaikan riwayatnya sampai pada Rasulullah), Rasulullah saw. bersabda: “Seandainya kilatan api itu, yaitu api dari neraka jahannam ada di belahan timur, maka panasnya (pun) akan terasa di belahan barat.”

Al-Hafizd Abu Ya’la juga meriwayatkan dari Abu Hurairah menceritakan, Rasulullah bersabda, dan juga al-A’masy berkata, dari Abu Ishaq, dari an-Nu’man bin Basyir, bersabda Rasulullah saw: “Sesungguhnya penghuni neraka yang mendapatkan adzab yang paling ringan pada hari Kiamat kelak adalah orang yang mempunyai satu pasang sandal dan 2 tali sandal yang terbuat dari api neraka Jahannam, yang membakar otaknya, sebagaimana terbakarnya periuk. Ia tidak mengetahui, bahwa ada seorang dari penghuni neraka yang mendapatkan adzab yang lebih keras dari dirinya, dan sesungguhnya ia adalah orang yang mendapatkan adzab yang paling ringan di antara mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang munafik itu menolak ikut serta berperang bersama Rasulullah dan umat Islam. Mereka merasa lebih enak tinggal di Madinah setalah Rasulullah meninggalkan kota itu, dan merasa senang tidak menaati perintah untuk berjihad bersamanya.

Selain itu, mereka tidak suka berjuang dengan harta dan berkorban jiwa demi membela dan menegakkan agama Allah. Mereka lantas mempengaruhi orang lain untuk tinggal bersama mereka dan menakut-nakuti betapa sengsaranya berperang di musim panas. Katakanlah kepada mereka, wahai Muhammad, “Jika kalian mau berfikir, kalian tentu ingat bahwa api neraka jauh lebih panas dan lebih kejam dari apa yang kalian takuti sekarang.”

Baca Juga:  Surah Ibrahim Ayat 21; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Surah At-Taubah Ayat 82
فَلْيَضْحَكُوا قَلِيلًا وَلْيَبْكُوا كَثِيرًا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Terjemahan: Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan.

Tafsir Jalalain: فَلْيَضْحَكُوا قَلِيلًا (Maka hendaklah mereka tertawa sedikit) di dunia وَلْيَبْكُوا (dan hendaklah mereka menangis) di akhirat nanti كَثِيرًا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (banyak sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan) ayat ini merupakan berita tentang keadaan mereka, diungkapkan dalam bentuk ungkapan amar/perintah.

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian Allah berfirman dengan nada mengancam orang-orang munafik, atas apa yang mereka perbuat tersebut: فَلْيَضْحَكُوا قَلِيلًا وَلْيَبْكُوا كَثِيرًا (Maka hendaklah mereka sedikit tertawa dan banyak menangis).

Ibnu Abi Thalhah menceritakan dari Ibnu Abbas: “Dunia ini hanya sebentar, maka biarlah mereka tertawa sekehendak hati mereka. Jika dunia ini telah berakhir dan mereka kembali kepada Allah maka mereka akan menyambung tertawanya itu dengan tangisan yang tidak akan pernah berakhir untuk selamanya.”

Demikian itulah yang dikemukakan oleh Abu Razin, al-Hasan al-Bashri, Qatadah, ar-Rabi’ bin Khutsaim, Aun al-Uqaili dan Zaid bin Aslam.

Tafsir Quraish Shihab: Biarkan mereka tertawa karena gembira dengan tidak ikut berperang dan bangga dengan mengejek orang-orang Mukmin. Sebab, tawa mereka itu tidak akan berlangsung lama, karena akan berhenti bersama habisnya masa hidup mereka di dunia. Setelah itu mereka akan menangis tiada hentinya di akhirat, sebagai balasan perbuatan buruk yang dahulu mereka lalukan.

Alhamdulillah, kita telah mentadaburi bersama kandungan Surah At-Taubah Ayat 81-82 menurut Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga semakin menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S