Surah Az-Zumar Ayat 10-12; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Az-Zumar Ayat 10-12

Pecihitam.org – Kandungan Surah Az-Zumar Ayat 10-12 ini, Allah memerintahkan kepada rasul-Nya agar mengatakan kepada kaum musyrikin Mekah bahwa dia diperintahkan untuk menyembah Allah dan menaati perintah-Nya dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan urusan agama.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dari keterangan ini dapat dipahami bahwa sembahan-sembahan selain Allah harus dibasmi sampai ke akar-akarnya. Begitu pula mengenai urusan-urusan keagamaan, pedomannya adalah perintah yang datang dari Allah, tidak boleh berdasarkan pendapat orang.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Az-Zumar Ayat 10-12

Surah Az-Zumar Ayat 10
قُلۡ يَٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمۡ لِلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٌ وَأَرۡضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجۡرَهُم بِغَيۡرِ حِسَابٍ

Terjemahan: “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

Tafsir Jalalain: قُلۡ يَٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمۡ (Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kalian kepada Rabb kalian”) takutlah kalian akan azab-Nya, yaitu dengan jalan menaati-Nya. لِلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنۡيَا (Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh) melalui jalan ketaatan kepada Rabbnya حَسَنَةٌ (kebaikan) yakni surga.

وَأَرۡضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌ (Dan bumi Allah itu adalah luas) maka hijrahlah ke negeri yang lain meninggalkan orang-orang kafir demi menghindarkan diri dari menyaksikan hal-hal yang mungkar. إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ (Sesungguhnya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan) yang sabar di dalam menjalankan ketaatan dan sabar di dalam menahan ujian yang menimpa diri mereka أَجۡرَهُم بِغَيۡرِ حِسَابٍ (pahala mereka tanpa batas) yakni tanpa memakai neraca dan timbangan lagi.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman untuk terus menerus [senantiasa] mentaati dan bertakwa kepada-Nya: قُلۡ يَٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمۡ لِلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٌ (“Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Rabb-mu.’ Orang –orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan.”) yaitu orang yang memperbaiki amalnya di dunia, akan mendapat kebaikan di dunia dan di akhirat mereka.

Baca Juga:  Surah Az-Zumar Ayat 75; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Firman-Nya: وَأَرۡضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌ (“dan bumi Allah itu adalah luas.”) Mujahid berkata: “Maka berhijrahlah kalian, berjuanglah dan tinggalkanlah berhala-berhala itu.” Syuraik berkata dari Manshur, dari ‘Atha’ tentang firman Allah: وَأَرۡضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌ (“dan bumi Allah itu adalah luas.”) jika kalian diseru untuk bermaksiat kepada-Nya, maka larilah kalian, kemudian dia membaca:(“Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?”)(an-Nisaa’: 97)

Firman Allah: إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجۡرَهُم بِغَيۡرِ حِسَابٍ (“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”) al-Auza’i berkata: “Mereka diberi tanpa ditimbang dan ditakar, mereka diberi secara melimpah.” Ibnu Juraij berkata: “Telah sampai berita kepadaku bahwa pahala amal mereka sama sekali tidak akan dihitung. Akan tetapi, mereka diberikan tambahan.”

Tafsir Kemenag: Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya agar menyeru seluruh hamba Allah dan menasihati mereka agar tetap bertakwa kepada Allah, menaati seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Manusia diperintahkan agar bertakwa karena mereka yang berbuat baik di dunia ini akan mendapat kebaikan pula.

Mereka akan dianugerahi kesehatan, kesejahteraan, dan kesuksesan dalam melaksanakan tugas-tugas hidupnya. Semua itu dapat dicapai karena ia selalu berakhlak baik dan berbudi luhur seperti yang biasa dilakukan oleh orang-orang yang bertakwa. Di samping itu, ia akan mendapat kebaikan pula di akhirat, yaitu mendapat tempat yang penuh dengan kenikmatan, dan mendapat keridaan Allah.

Allah juga menyuruh kaum Muslimin untuk mempersiapkan diri melakukan hijrah ke Medinah, serta menyuruh mereka agar bersikap tabah karena terpisah dari tanah air, sanak keluarga, dan handai taulan. Perintah itu diberikan dengan penjelasan bahwa apabila kaum Muslimin terganggu kebebasannya dalam melakukan perintah Allah di Mekah, maka hendaklah hijrah ke negeri lain yang memungkinkan untuk memberi ketenangan dalam melakukan perintah-perintah Allah.

Baca Juga:  Tujuh Unsur Penafsiran Ibn al-Arabi dalam Kitab Ahkam al-Quran

Perintah ini terlukis dalam firman Allah yang singkat “Dan bumi Allah itu adalah luas.” Allah berfirman: “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (berpindah-pindah) di bumi itu?” (an-Nisa’/4: 97) Di akhir ayat, Allah menjelaskan bahwa hanya orang-orang yang bersabarlah yang akan mendapat pahala yang tak terbatas, seperti dirasakan oleh umat yang terdahulu dari mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Katakan pula, dengan menyampaikan pesan Tuhanmu, “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman kepada-Ku, waspadalah terhadap murka Tuhan. Sebab, sesungguhnya, orang yang berbuat kebaikan akan mendapat hasil yang baik pula: di dunia berupa pertolongan Allah, dan di akhirat berupa surga. Jangan kalian tinggal pada suatu tempat dalam keadaan terhina, karena bumi Allah amat luas.

Tabahlah dalam berpisah jauh dari tanah air dan sanak keluarga. Allah akan membalas pahala orang-orang yang tabah dengan balasan yang berlipat ganda, dan tidak termasuk dalam perhitungan.

Surah Az-Zumar Ayat 11
قُلۡ إِنِّىٓ أُمِرۡتُ أَنۡ أَعۡبُدَ ٱللَّهَ مُخۡلِصًا لَّهُ ٱلدِّينَ

Terjemahan: “Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.

Tafsir Jalalain: قُلۡ إِنِّىٓ أُمِرۡتُ أَنۡ أَعۡبُدَ ٱللَّهَ مُخۡلِصًا لَّهُ ٱلدِّينَ (Katakanlah sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya) dari perbuatan syirik.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: قُلۡ إِنِّىٓ أُمِرۡتُ أَنۡ أَعۡبُدَ ٱللَّهَ مُخۡلِصًا لَّهُ ٱلدِّينَ (“katakanlah: ‘Sesunguhnya aku diperintahkan supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam [menjalankan] agama.’”) yaitu aku diperintahkan untuk memurnikan beribadahan kepada Allah Yang Mahaesa yang tidak ada sekutu bagi-Nya.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah memerintahkan kepada rasul-Nya agar mengatakan kepada kaum musyrikin Mekah bahwa dia diperintahkan untuk menyembah Allah dan menaati perintah-Nya dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan urusan agama.

Dari keterangan ini dapat dipahami bahwa sembahan-sembahan selain Allah harus dibasmi sampai ke akar-akarnya. Begitu pula mengenai urusan-urusan keagamaan, pedomannya adalah perintah yang datang dari Allah, tidak boleh berdasarkan pendapat orang.

Baca Juga:  Surah As-Saffat Ayat 149-160; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: Katakan, “Aku diperintahkan untuk menyembah Allah dengan penuh ikhlas dan tulus murni, tanpa ada kesyirikan dan riyâ’ atau pamrih.

Surah Az-Zumar Ayat 12
وَأُمِرۡتُ لِأَنۡ أَكُونَ أَوَّلَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ

Terjemahan: “Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri”.

Tafsir Jalalain: وَأُمِرۡتُ لِأَنۡ أَكُونَ أَوَّلَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ (Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri) dari kalangan umat ini.

Tafsir Ibnu Katsir: وَأُمِرۡتُ لِأَنۡ أَكُونَ أَوَّلَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ (“Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri.”) as-Suddi berkata: “Yaitu, di antara umat Muhammad saw

Tafsir Kemenag: Rasulullah juga diperintahkan menjadi orang yang pertama kali berserah diri kepada Allah. Dengan demikian, Rasulullah menjadi suri teladan yang harus dicontoh seluruh perbuatannya dan dijauhi apa yang dilarangnya. Dia menjadi teladan dalam hal memurnikan tauhid, memurnikan ibadah, dan membersihkan diri dari tingkah laku dan perbuatan orang-orang musyrik Mekah.

Berserah diri yang dimaksud dalam ayat ini ialah tunduk pada seluruh ketentuan Allah, baik yang berhubungan dengan perintah-perintah syara’ atau pun tunduk dan patuh terhadap ketentuan Allah yang berhubungan dengan sunnah kauniyah.

Tafsir Quraish Shihab: Aku diperintahkan dengan penuh penekanan supaya aku termasuk orang-orang pertama yang tunduk dan patuh kepada-Nya.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Az-Zumar Ayat 10-12 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S