Surah Yasin Ayat 33-36; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Yasin Ayat 33-36

Pecihitam.org – Kandungan Surah Yasin Ayat 33-36 ini, diterangkan bahwa salah satu dari tanda-tanda kekuasaan Allah dan adanya hari kebangkitan, ialah adanya tanah yang semula mati, tandus dan gersang, serta tidak menumbuhkan tanaman apa pun, namun dengan kekuasaan Allah semuanya menjadi hidup dengan turunnya hujan dari langit.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah juga menciptakan di bumi ini kebun, ladang, dan sawah, yang dapat ditanami bermacam-macam tanaman yang menghasilkan bahan makanan bagi manusia, seperti korma dan anggur yang menjadi bahan makanan bangsa Arab.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Yasin Ayat 33-36

Surah Yasin Ayat 33
وَءَايَةٌ لَّهُمُ ٱلۡأَرۡضُ ٱلۡمَيۡتَةُ أَحۡيَيۡنَٰهَا وَأَخۡرَجۡنَا مِنۡهَا حَبًّا فَمِنۡهُ يَأۡكُلُونَ

Terjemahan: Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan.

Tafsir Jalalain: وَءَايَةٌ لَّهُمُ (Dan suatu tanda bagi mereka) yang menunjukkan bahwa mereka akan dibangkitkan kembali, lafal Ayat ini berkedudukan menjadi Khabar Muqaddam ٱلۡأَرۡضُ ٱلۡمَيۡتَةُ (adalah bumi yang mati) dapat dibaca Al Maytati atau Al Mayyitati أَحۡيَيۡنَٰهَا (Kami hidupkan bumi itu) dengan air, menjadi Mubtada Muakhkhar وَأَخۡرَجۡنَا مِنۡهَا حَبًّا (dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian) seperti gandum فَمِنۡهُ يَأۡكُلُونَ (maka daripadanya mereka makan.).

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Tabaaraka wa Ta’ala berfirman: وَءَايَةٌ لَّهُمُ (“Dan suatu tanda [kekuasaan Allah yang besar] bagi mereka.”) yaitu tanda bagi mereka tentang adanya Mahapencipta, kekuasaan-Nya yang sempurna dan perbuatan-Nya menghidupkan yang mati. ٱلۡأَرۡضُ ٱلۡمَيۡتَةُ (“adalah bumi yang mati”) yaitu dahulu bumi itu mati dan gersang, tidak ada tumbuhan satu pun. Lalu ketika Allah Ta’ala menurunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah serta menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.

Untuk itu Allah Ta’ala berfirman: أَحۡيَيۡنَٰهَا وَأَخۡرَجۡنَا مِنۡهَا حَبًّا فَمِنۡهُ يَأۡكُلُونَ (“Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan.”) yaitu Kami jadikan hal itu sebagai risky bagi mereka dan binatang-binatang ternak mereka.

Tafsir Kemenag: Pada Ayat ini diterangkan bahwa salah satu dari tanda-tanda kekuasaan Allah dan adanya hari kebangkitan, ialah adanya tanah yang semula mati, tandus dan gersang, serta tidak menumbuhkan tanaman apa pun, namun dengan kekuasaan Allah semuanya menjadi hidup dengan turunnya hujan dari langit.

Hal itu memungkinkan tumbuhnya bermacam-macam tanaman yang menghasilkan bahan makanan bagi manusia dan makhluk lainnya yang hidup di bumi ini. Dengan demikian, manusia dan makhluk itu memperoleh makanan untuk menumbuhkan jasmani dan memberikan kekuatan kepada mereka. Di samping itu, hasil-hasil bumi tersebut dapat pula dijadikan bahan perniagaan untuk diperdagangkan oleh manusia.

Tafsir Quraish Shihab: Bukti untuk mereka bahwa Kami Mahakuasa membangkitkan dan mengumpulkan adalah tanah kering- kerontang yang Kami hidupkan dengan air. Lalu, dari tanah itu, Kami keluarkan biji-bijian yang kemudian dapat mereka makan.

Baca Juga:  Surah Al-Hajj Ayat 38; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Surah Yasin Ayat 34
وَجَعَلۡنَا فِيهَا جَنَّٰتٍ مِّن نَّخِيلٍ وَأَعۡنَٰبٍ وَفَجَّرۡنَا فِيهَا مِنَ ٱلۡعُيُونِ

Terjemahan: Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air,

Tafsir Jalalain: وَجَعَلۡنَا فِيهَا جَنَّٰتٍ (Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun) ladang-ladang مِّن نَّخِيلٍ وَأَعۡنَٰبٍ وَفَجَّرۡنَا فِيهَا مِنَ ٱلۡعُيُونِ (kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air) dari sebagian kebun-kebun itu.

Tafsir Ibnu Katsir: وَجَعَلۡنَا فِيهَا جَنَّٰتٍ مِّن نَّخِيلٍ وَأَعۡنَٰبٍ وَفَجَّرۡنَا فِيهَا مِنَ ٱلۡعُيُونِ (“Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air.”) yaitu, Kami jadikan di dalamnya sungai-sungai yang mengalir di tempat-tempat yang mereka butuhkan agar mereka dapat memakan buah-buahnya.

Dia telah memberikan nikmat-Nya kepada para makhluk dengan diadakannya tanam-tanaman, lalu Dia menyambungnya dengan menyebutkan buah-buahan, macam-macam dan jenis-jenisnya.

Tafsir Kemenag: Allah juga menciptakan di bumi ini kebun, ladang, dan sawah, yang dapat ditanami bermacam-macam tanaman yang menghasilkan bahan makanan bagi manusia, seperti korma dan anggur yang menjadi bahan makanan bangsa Arab. Demikian pula padi, gandum, dan jagung yang menjadi makanan pokok bagi bangsa-bangsa lainnya.

Di samping itu, Allah menciptakan pula sumber-sumber air yang kemudian mengalir menjadi sungai-sungai, yang sangat diperlukan bagi kehidupan di bumi. Bahkan pada masa kita sekarang, air tidak hanya diperlukan untuk minum, mandi, dan mencuci saja, bahkan juga untuk irigasi dan pembangkit tenaga listrik yang amat penting untuk memajukan pertanian dan industri.

Tafsir Quraish Shihab: Di atas tanah itu Kami jadikan kebun-kebun serta taman-taman dari pohon korma dan anggur. Lalu Kami pancarkan beberapa mata air yang diserap oleh pepohonan. Pepohonan itu kemudian mengeluarkan buah yang dapat mereka nikmati. Semua itu bukanlah hasil perbuatan mereka. Jika demikian kenyataannya, lalu mengapa mereka tidak menunaikan kewajiban kepada Allah dengan beriman dan memuji-Nya?

Surah Yasin Ayat 35
لِيَأۡكُلُواْ مِن ثَمَرِهِۦ وَمَا عَمِلَتۡهُ أَيۡدِيهِمۡ أَفَلَا يَشۡكُرُونَ

Terjemahan: supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?

Tafsir Jalalain: لِيَأۡكُلُواْ مِن ثَمَرِهِۦ (Supaya mereka dapat makan dari buahnya) dapat dibaca Tsamarihi atau Tsumurihi, yakni buah pohon yang telah disebutkan tadi, yaitu buah kurma dan buah-buah lainnya وَمَا عَمِلَتۡهُ أَيۡدِيهِمۡ (dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka) bukan dari hasil buah-buahan. أَفَلَا يَشۡكُرُونَ (Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?) atas nikmat-nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: Dan firman Allah: وَمَا عَمِلَتۡهُ أَيۡدِيهِمۡ (“Dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka.”) yaitu, semua itu tidak mungkin kecuali dari rahmat Allah Ta’ala kepada mereka, bukan semata-mata kemampuan dan kekuatan mereka. Itulah yang dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas dan Qatadah.

Baca Juga:  Surah Al-Anbiya Ayat 71-75; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Untuk itu Allah Ta’ala berfirman: أَفَلَا يَشۡكُرُونَ (“Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?”) maka mengapakah mereka tidak bersyukur atak kenikmatan yang telah dianugerahkan kepada mereka berupa nikmat-nikmat yang tidak terhingga dan tidak terhitung.

Ibnu Jarir memilih –bahkan memastikannya, dan tidak menceritakan pendapat lainnya, kecuali beberapa kemungkinan-, bahwa pada firman-Nya: wa maa ‘amilathu aidiihim, bermakna agar mereka memakan buah-buahannya dan apa-apa yang diusahakan oleh tangan-tangan mereka, yaitu mereka tanam dan gali. Begitu pula dalam qira’at Ibnu Mas’ud: لِيَأۡكُلُواْ مِن ثَمَرِهِۦ وَمَا عَمِلَتۡهُ أَيۡدِيهِمۡ أَفَلَا يَشۡكُرُونَ

Tafsir Kemenag: Allah menciptakan dan menganugerahkan semuanya itu kepada manusia, agar mereka memperoleh makanan dari buah dan hasilnya. Begitu pula dari hasil usaha kerajinan tangan mereka, yang sekarang ini kita kenal dengan hasil-hasil pertanian dan industri yang hampir tak terhitung jumlahnya.

Jika mereka mau memikirkan betapa besarnya kekuasaan dan nikmat Allah, mengapa mereka tak mau juga bersyukur kepada-Nya. Sikap dan tingkah laku semacam ini sungguh tak layak bagi orang-orang yang berakal.

Tafsir Quraish Shihab: Di atas tanah itu Kami jadikan kebun-kebun serta taman-taman dari pohon korma dan anggur. Lalu Kami pancarkan beberapa mata air yang diserap oleh pepohonan. Pepohonan itu kemudian mengeluarkan buah yang dapat mereka nikmati. Semua itu bukanlah hasil perbuatan mereka. Jika demikian kenyataannya, lalu mengapa mereka tidak menunaikan kewajiban kepada Allah dengan beriman dan memuji-Nya?

Surah Yasin Ayat 36
سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلۡأَزۡوَٰجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلۡأَرۡضُ وَمِنۡ أَنفُسِهِمۡ وَمِمَّا لَا يَعۡلَمُونَ

Terjemahan: Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.

Tafsir Jalalain: سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلۡأَزۡوَٰجَ (Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-pasangan) yang berjenis-jenis كُلَّهَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلۡأَرۡضُ (semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi) berupa biji-bijian dan lain-lainnya وَمِنۡ أَنفُسِهِمۡ (dan dari diri mereka) yaitu jenis pria dan wanita وَمِمَّا لَا يَعۡلَمُونَ (maupun dari apa yang tidak mereka ketahui) yaitu makhluk-makhluk yang ajaib dan aneh.

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian Allah berfirman: سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلۡأَزۡوَٰجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلۡأَرۡضُ (“Mahasuci Rabb yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi,”) yaitu berupa tumbuh-tumbuhan, buah-buahan dan tanam-tanaman.

وَمِنۡ أَنفُسِهِمۡ (“Dan dari diri mereka.”) dimana Dia menjadikan mereka laki-laki dan perempuan. وَمِمَّا لَا يَعۡلَمُونَ (“Maupun dari apa yang mereka tidak ketahui”) yaitu berupa makhluk-makhluk lain yang tidak mereka ketahui. Sebagaimana Allah Yang Mahaagung berfirman: وَمِن كُلِّ شَىۡءٍ خَلَقۡنَا زَوۡجَيۡنِ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ (“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah.” (adz-Dzaariyaat: 49)

Baca Juga:  Surah Yasin Ayat 71-73; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Pada Ayat ini diterangkan bukti lain tentang kekuasaan Allah, yaitu Dia telah menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasangan, baik pasangan jenis, yaitu lelaki dan perempuan, maupun berpasangan sifat, seperti: besar dan kecil, kuat dan lemah, tinggi dan rendah, kaya dan miskin, dan lain sebagainya.

Bahkan perpasangan itu juga terjadi pada arus listrik, yaitu arus positif dan negatif, yang kemudian menimbulkan kekuatan yang dapat membangkitkan tenaga listrik dan menimbulkan cahaya. Tenaga listrik dan cahaya yang dihasilkan sangat vital dalam kehidupan manusia zaman modern ini.

Itu semuanya adalah hal-hal yang berhasil diketahui manusia sampai saat sekarang ini. Akan tetapi perpasangan yang belum dapat dijangkau oleh pengetahuan dan penemuan manusia sampai masa kini, masih banyak lagi. Boleh jadi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia di masa datang akan dapat pula menyingkapkan sebagian dari rahasia-rahasia yang masih tersimpan tentang adanya perpasangan dalam bidang-bidang yang lain yang belum diketahui pada masa kita sekarang ini.

Pada Ayat ini diterangkan tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah, yang terdapat dalam pasangan-pasangan yang telah diciptakan-Nya, yaitu:

  1. Benda-benda yang ditumbuhkan-Nya di bumi yang telah diketahui manusia seperti tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
  2. Pada diri mereka sendiri, seperti adanya jenis laki-laki dan jenis perempuan. Dari hubungan kedua jenis itu lahirlah keturunan-keturunan mereka.
  3. Hal-hal yang belum diketahui manusia. Ilmu Allah amat luas dan tidak terhingga, sedangkan yang diketahui manusia hanyalah sebagian kecil saja. Mengenai pasangan, juga terdapat hal-hal yang belum terungkap oleh manusia.

Tafsir Quraish Shihab: Mahasuci Allah yang telah menciptakan segala sesuatu secara berpasangan–jantan dan betina–baik dalam dunia tumbuh-tumbuhan, diri mereka sendiri dan hal-hal yang tidak diketahui oleh manusia(1).

(1) Kata “min” dalam Ayat ini berfungsi sebagai penjelas. Yakni, bahwa Allah telah menciptakan pejantan dan betina pada semua makhluk ciptaan-Nya, baik berupa tumbuh-tumuhan, hewan, manusia dan makhluk hidup lainnya yang tak kasat mata dan belum diketahui manusia.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Yasin Ayat 33-36 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S