Pecihitam.org – Menurut Imam Al-Gahazali dalam Bidayah al-Hidayah, ada 3 golongan penuntut ilmu. Golongan pertama termasuk yang beruntung. Golongan kedua, mereka yang beresiko. Golongan ketiga ialah mereka merugi.
Berikut penjelasan lengkap beliau
Pertama, golongan orang yang beruntung
رجل طلب العلم ليتخذه زاده إلى المعاد، ولم يقصد به إلا وجه الله والدار الآخرة؛ فهذا من الفائزين
Seseorang yang menuntut ilmu yang dengannya ia jadikan bekal untuk menuju kehidupan akhirat yang kekal, di mana ia hanya ingin mengharap ridha Allah dan negeri akhirat. Inilah termasuk kelompok yang beruntung.
Golongan pertama Ini disebut beruntung, karena orang yang memnuntut ilmu dengan niat mengharapkan ridha Allah, maka ia akan mendapatkan yang ia niatkan dan bahkan akan Allah beri bonus berupa kemuliaan dan kebahagiaan waktu di dunia.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat As-Syura berikut
مَنْ كَانَ يُرِيْدُ حَرْثَ الْاٰخِرَةِ نَزِدْ لَهٗ فِيْ حَرْثِهٖۚ
Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya. (QS. As-Syura ayat 20)
Kedua, golongan orang yang beresiko
ورجل طلبه ليستعين به على حياته العاجلة، وينال به العز والجاه والمال، وهو عالم بذلك، مستشعر في قلب ركاكه حاله وخسة مقصده، فهذا من المخاطرين
Seseorang yang menuntut ilmu guna dimanfaatkan dalam kehidupannya di dunia, sehingga ia bisa memperoleh kemuliaan, kedudukan, dan harta. Ia tahu dan sadar bahwa keadaannya lemah dan niatnya hina. Orang ini termasuk ke dalam kelompok yang berisiko.
Kenapa disebut beresiko? Karena ini adalah berbahaya baginya jika ia terus menerus. Jika saja ajalnya tiba sebelum ia sempat bertaubat, yang dikhawatirkan ia mati dalam keadaan suul khatimah.
Tapi jika ia sempat bertaubat sebelum ajal tiba, lalu berilmu dan beramal serta menutupi kekurangan yang ada, maka ia termasuk orang yang beruntung pula. Sebab sebagaimana sabda Nabi: orang yang bertaubat dari dosanya seperti orang yang tak berdosa.
Ketiga, golongan orang yang bodoh serta merugi
ورجل ثالث استحوذ عليه الشيطان؛ فاتخذ علمه ذريعة إلى التكاثر بالمال، والتفاخر بالجاه، والتعزز بكثرة الأتباع، يدخل بعلمه كل مدخل رجاء أن يقضى من الدنيا وطره،ن وهو مع ذلك يضمر في نفسه أنه عند الله بمكانة، لاتسامه بسمة العلماء، وترسمه برسومهم في الزى والمنطق، مع تكالبه على الدنيا ظاهرا وباطنا.. فهذا من الهالكين، ومن الحمقى المغرورين
Seseorang yang terperdaya oleh setan. Ia pergunakan ilmunya sebagai sarana untuk memperbanyak harta, serta untuk berbangga dengan kedudukannya dan menyombongkan diri dengan besarnya jumlah pengikut.
Ilmunya menjadi tumpuan untuk meraih sasaran duniawi. Bersamaan dengan itu, ia masih mengira bahwa dirinya mempunyai posisi khusus di sisi Allah karena ciri-ciri, pakaian, dan kepandaian berbicaranya yang seperti ulama, padahal ia begitu tamak kepada dunia lahir dan batin. Orang dari kelompok ketiga di atas termasuk golongan yang binasa, dungu, dan tertipu.
Kenapa disebut demikian? Karena orang seperti inial tak bisa diharapkan untuk bertaubat, sebab ia tetap beranggapan dirinya termasuk orang baik. Ia lalai dari firman Allah SWT dalm Surah As-Shaff
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لَا تَفْعَلُوْنَ. كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS.As-Shaff ayat 1 – 2)
Setelah menyebutkan 3 golongan penuntut ilmu di atas, akhirnya Imam Al-Ghazali berpesan: “Maka dari itu, jadilah engkau termasuk golongan yang pertama. Waspadalah agar tidak menjadi golongan kedua, karena betapa banyak orang yang menunda-nunda, ternyata ajalnya tiba sebelum bertaubat sehingga akhirnya rugi dan kecewa.
Lebih dari itu, waspadalah! Jangan sampai engkau menjadi golongan ketiga karena engkau betul-betul akan binasa, tak mungkin selamat dan bahagia”