3 Golongan Penuntut Ilmu Menurut Imam Al-Ghazali, Semoga Kita Tidak Menjadi yang Ketiga

3 Golongan Penuntut Ilmu Menurut

Pecihitam.org – Menurut Imam Al-Gahazali dalam Bidayah al-Hidayah, ada 3 golongan penuntut ilmu. Golongan pertama termasuk yang beruntung. Golongan kedua, mereka yang beresiko. Golongan ketiga ialah mereka merugi.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Berikut penjelasan lengkap beliau
Pertama, golongan orang yang beruntung

رجل طلب العلم ليتخذه زاده إلى المعاد، ولم يقصد به إلا وجه الله والدار الآخرة؛ فهذا من الفائزين

Seseorang yang menuntut ilmu yang dengannya ia jadikan bekal untuk menuju kehidupan akhirat yang kekal, di mana ia ha­nya ingin mengharap ridha Allah dan negeri akhirat. Inilah termasuk kelompok yang beruntung.

Golongan pertama Ini disebut beruntung, karena orang yang memnuntut ilmu dengan niat mengharapkan ridha Allah, maka ia akan mendapatkan yang ia niatkan dan bahkan akan Allah beri bonus berupa kemuliaan dan kebahagiaan waktu di dunia.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat As-Syura berikut

مَنْ كَانَ يُرِيْدُ حَرْثَ الْاٰخِرَةِ نَزِدْ لَهٗ فِيْ حَرْثِهٖۚ

Barangsiapa menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya. (QS. As-Syura ayat 20)

Kedua, golongan orang yang beresiko

ورجل طلبه ليستعين به على حياته العاجلة، وينال به العز والجاه والمال، وهو عالم بذلك، مستشعر في قلب ركاكه حاله وخسة مقصده، فهذا من المخاطرين

Baca Juga:  Tingkatan Ikhlas Menurut Syekh Nawawi Al-Bantani

Seseorang yang menuntut ilmu guna dimanfaatkan dalam kehidupan­nya di dunia, sehingga ia bisa memperoleh kemuliaan, kedudukan, dan harta. Ia tahu dan sadar bahwa keada­annya lemah dan niatnya hina. Orang ini termasuk ke dalam kelompok yang berisiko.

Kenapa disebut beresiko? Karena ini adalah berbahaya baginya jika ia terus menerus. Jika saja ajalnya tiba sebelum ia sempat bertaubat, yang dikhawatirkan ia mati dalam keadaan suul khatimah.

Tapi jika ia sempat bertaubat sebe­lum ajal tiba, lalu berilmu dan beramal serta menutupi kekurangan yang ada, maka ia termasuk orang yang beruntung pula. Sebab sebagaimana sabda Nabi: orang yang bertaubat dari dosa­nya seperti orang yang tak berdosa.

Ketiga, golongan orang yang bodoh serta merugi

ورجل ثالث استحوذ عليه الشيطان؛ فاتخذ علمه ذريعة إلى التكاثر بالمال، والتفاخر بالجاه، والتعزز بكثرة الأتباع، يدخل بعلمه كل مدخل رجاء أن يقضى من الدنيا وطره،ن وهو مع ذلك يضمر في نفسه أنه عند الله بمكانة، لاتسامه بسمة العلماء، وترسمه برسومهم في الزى والمنطق، مع تكالبه على الدنيا ظاهرا وباطنا.. فهذا من الهالكين، ومن الحمقى المغرورين

Baca Juga:  Keutamaan Menolong Orang Lain Menurut Imam Al Ghazali

Seseorang yang terperdaya oleh setan. Ia pergunakan ilmunya sebagai sarana untuk memperbanyak harta, serta untuk berbang­ga dengan kedudukannya dan menyombongkan diri de­ngan besarnya jumlah pengikut.

Ilmunya menjadi tumpuan untuk meraih sasaran duniawi. Bersamaan dengan itu, ia masih mengira bahwa dirinya mempunyai posisi khusus di sisi Allah karena ciri-ciri, pakaian, dan ke­pandaian berbicaranya yang seperti ulama, padahal ia begitu tamak kepada dunia lahir dan batin. Orang dari kelompok ketiga di atas termasuk golongan yang binasa, dungu, dan tertipu.

Kenapa disebut demikian? Karena orang seperti inial tak bisa diharap­kan untuk bertaubat, sebab ia tetap beranggapan dirinya ter­masuk orang baik. Ia lalai dari firman Allah SWT dalm Surah As-Shaff

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لَا تَفْعَلُوْنَ. كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS.As-Shaff ayat 1 – 2)

Baca Juga:  Inilah Keutamaan dan 3 Amal yang Dianjurkan di Hari Kamis

Setelah menyebutkan 3 golongan penuntut ilmu di atas, akhirnya Imam Al-Ghazali berpesan: “Maka dari itu, jadilah engkau ter­masuk golongan yang pertama. Waspadalah agar tidak menjadi golongan kedua, karena betapa banyak orang yang menunda-nunda, ternyata ajalnya tiba sebelum ber­taubat sehingga akhirnya rugi dan kecewa.

Lebih dari itu, waspadalah! Jangan sampai engkau menjadi golong­an ketiga karena engkau betul-betul akan binasa, tak mungkin selamat dan bahagia”

Faisol Abdurrahman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *