Pecihitam.org – Setiap manusia seharusnya mengetahui bahwa Allah SWT telah menyeru agar beribadah dan beramal saleh sebaik dan sebanyak mungkin. Agar kita menjadi pribadi yang bertakwa, setidaknya sunah atau amalan harian Nabi Muhammad SAW yang bisa kita contoh dan amalkan dalam keseharian antara lain, pertama, zikir pagi dan sore.
Imam Muslim, Abu Dawud, At-Turmudzi yang merupakan seorang perawi hadits mencatat doa yang dibaca oleh Rasulullah SAW di pagi dan sore hari. dalam Al-Adzkar, (Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H), halaman 64-66, Imam An-Nawawi mengutip sejumlah perawi tersebut perihal doa pagi dan sore hari sebagai berikut:
- Doa perlindungan dari ciptaan-Nya (dibaca 3 kali):
أعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
Artinya, “Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan ciptaan-Nya,” (HR Muslim dan Ibnu Sinni).
- Doa perlindungan dari nafsu, setan, dan sekutunya:
اللَّهُمَّ فَاطِرَ السَمَوَاتِ
وَالأَرْضِ، عَالِمَ الغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ،
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ
وَشَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ
Artinya, “Tuhanku, pencipta langit dan bumi,
yang mengetahui hal yang ghaib dan nyata, tuhan dan penguasa segala sesuatu.
Aku bersaksi tiada tuhan selain Kau. Aku berlindung kepada-Mua dari kejahatan
nafsuku, kejahatan setan dan sekutunya,” (HR Abu Dawud dan At-Turmudzi).
- Doa agar terhindar dari mudharat (dibaca 3 kali):
بِسْمِ
اللهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ
وَهُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ
Artinya, “Dengan nama Allah, Zat yang apa pun di
bumi dan di langit tidak mudharat dengan asma-Nya. Dia mahadengar dan
mahatahu,” (HR Abu Dawud dan At-Turmudzi).
- Baca dua kalimat syahadat dengan Allah dan malaikat sebagai saksi:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَصْبَحْتُ
أَشْهَدُكَ وَأَشْهَدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ وَمَلَائِكَتَكَ وَجَمِيْعَ خَلْقِكَ
أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُكَ وَرَسُولُكَ
- Baca pujian kepada Allah:
اللَّهُمَّ
مَا أَصْبَحَ بِي مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لَا شَرِيْكَ لَكَ، لَكَ
الحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ
Artinya,
“Tuhanku, nikmat yang menyertaiku berpagi hari ini semata berasal dari-Mu yang
esa, tiada sekutu bagi-Mu. Bagi-Mu segala puji dan syukur,” (HR Abu
Dawud). Wallahu a‘lam.
Amalan yang istiqamah adalah amalan yang disukai
Nabi SAW, sekalipun amalan itu sederhana dan kecil. Apapun amalan yang kita
lakukan selama dilakukan terus-menerus dan istiqamah maka akan disukai Nabi SAW.
Sebagaimana diketahui, istiqamah beramal tentu tidak semudah mengucapkannya.
Butuh usaha keras untuk mewujudkannya. Sebab itu, ada ulama yang mengatakan,
“Jadilah kalian pencari istiqamah dan jangan mencari karamah.”
Sahabat Bilal pernah ditanya Rasulullah SAW setelah shalat Shubuh, “Wahai Bilal, apakah amalan yang paling sering kamu lakukan? Karena aku mendengar suara langkah kakimu di surga.” Bilal menjawab, “Aku tidak melakukan amalan apapun melainkan aku membiasakan shalat sunah setelah berwudhu’, baik siang ataupun malam,” (HR Al-Bukhari, Ishaq bin Rahaweh, dan lain-lain).
Kisah Bilal ini menunjukkan bahwa karena keistiqamahannya dalam beramal, ia memperoleh surga. Meskipun amalan yang dilakukan Bilal terlihat sederhana, yaitu membiasakan shalat sunah setelah berwudhu’. Artinya, apapun amalan yang kita lakukan, akan mengantarkan kita pada keridhaan Allah SWT, selama dilakukan secara istiqamah. Nabi adalah orang yang maksum, akan tetapi masih memohon ampun kepada Allah, lalu bagaimana dengan kita yang selalu melakukan kemaksiatan? Semoga kita bisa mengamalkan amalan harian Nabi Muhammad SAW tersebut.