Amalan Tertinggi Seorang Ahli Ibadah, Apakah Itu?

amalan tertinggi

Pecihitam.org – Tidakkah kita ketahui bahwasanya setiap langkah, perbuatan maupun tingkah laku kita sebagai manusia dapat bernilai ibadah. Jenis Ibadah dalam islam dapat dikategorikan menjadi dua, pertama ibadah mahdhoh yang berupa ritual seperti shalat, zakat, haji.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Dan kedua ibadah ghoiru mahdhoh yang berupa muamalah dalam kehidupan sehari-hari seperti mencari nafkah, tolong menolong dan lain sebagainya.

Semua amalan ibadah yang kita lakukan adalah semata-mata sebagai sarana untuk mendekatkan diri dan mencari ridha Allah SWT. Namun tahukah apakah amalan tertingggi seorang ahli ibadah itu?

Dalam Manazil al-Ubbad, al-Hakim at-Tirmidzi dijelaskan bahwa Allah SWT memiliki golongan hamba yang hidupnya senantiasa dilimpahi rahmat-Nya. Mereka adalah para ahli ibadah yang dikaruniai Allah SWT pintu taubat dan dibukakan mata hati mereka atas segala hal.

Itulah sebabnya berkat karunia Allah tersebut, para ahli ibadah selalu menyadari hal-hal maksiat yang dapat menutupi mata hati mereka dan jika itu terjadi maka mereka segera bertaubat. Itulah amalan tertinggi ahli ibadah, bertaubat dengan kesadaran hati.

Baca Juga:  Hati-hati! Jangan Mudah Memvonis Kafir Kepada Orang Lain

Ketika mereka melepaskan diri dari jerat maksiat dengan bertaubat, berarti mereka telah memutihkan kembali hati mereka dari noda hitam kemaksiatan yang mengotorinya. Sebagaimana Rasulullah pernah bersabda

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيْئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإْنَ عَادَ زِيْدَ فِيْهَا حَتَّى تَعْلُوْ قَلْبَهُ

Artinya: “Jika seorang hamba berdosa, noda-noda hitam akan mengotori hatinya. Namun, jika dia bertaubat maka hatinya bersih kembali.” (HR. Ibnu Majah)

Jika seseorang benar-benar bertaubat, atau dalam istilah yang sering disebut dengan taubatan nasuha, maka mereka akan mampu melepaskan diri dari segala jerat maksiat, memperbaiki hari-hari yang lalu dengan berbagai kebajikan, dan tidak akan mengulangi lagi perbuatan-perbuatan itu.

Jika itu semua dilakukannya maka ia akan menghapus segala dosa yang menutupi hati dan jiwanya. Itulah makna yang dimaksudkan dalam hadis Rasulullah SAW di atas.

Baca Juga:  Bersabarlah! Jangan Jengkel Ketika Merawat Orang Tua di Usia Senja Mereka

Taubat adalah termasuk tahapan tertinggi seorang ahli ibadah, karena berbuat merupakan tahapan pertama, pertengahan dan akhir. Oleh karena itu, sebagai seorang hampa hendaknya senatiasa bertaubat hingga kematian menjemputnya.

Sebab taubat diartikan sebagai perjalanan awal dan akhir bagi seorang ahli ibadah. Dan pada langkah akhir hidupnya, seorang ahli ibadah akan sangat membutuhkan tersebut sebagaimana kebutuhannya pada awal langkahnya.

Bertaubat selayaknya dilakukan oleh setiap muslim. Mengenai hal ini, Rasulullah Saw pernah mengisyaratkan dalam sebuah hadits ketika suatu kali seorang sahabat bertanya kepadanya tentang kebajikan dan dosa. Beliau SAW lalu menjawab,

الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَالإِثْمُ مَا حَاكَ فِى نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ

Artinya: “Kebaikan adalah dengan berakhlak yang mulia. Sedangkan kejelekan (dosa) adalah sesuatu yang menggelisahkan jiwa. Ketika kejelekan tersebut dilakukan, tentu engkau tidak suka hal itu nampak di tengah-tengah manusia.”

Setelah kita ketahui bahwasanya amalan tertinggi seorang ahli ibadah adalah bertaubat dengan penuh kesadaran, tak lupa juga bahwa hal itu semua wajib dilakukan dengan ikhlas semata-mata mengharap ampunan dan pertolongan dari Allah SWT.

Baca Juga:  Kisah Diampuninya Seorang Laki-laki yang Memuliakan Bulan Ramadhan

Sebab manusia adalah makhluk yang tak pernah lepas dari dosa dan hanya seorang hamba yang tidak dapat berbuat apapun tanpa pertolongan dan rahmat dari Allah SWT.

Maka sudah sepantasnya untuk selalu mengingat bahwa hidup dan mati kita adalah karena Allah SWT dan senantiasa bertaubat kepada-Nya. Demikian semoga bermanfaat. Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik