Biografi Imam As Suyuthi Penyempurna Kitab Tafsir Jalallain

imam as suyuthi

Pecihitam.org – Imam as-Suyuthi, nama lengkap beliau adalah al-Imam al-Hafizh abu al-Fadhl Jalal ad-Din ‘abd ar-Rahman ibn Kamal ad-Din abi al-Manaqib abi Bakr ibn Nashir ad-Din Muhammad ibn Sabiq ad-Din abi Bakr ibn Fakhr ad-Din ‘Utsman ibn Nashir ad-Din Muhammad ibn Saif ad-Din Khadhr ibn Najm ad-Din abi al-Shalah Ayub ibn Nashir ad-Din Muhammad ibn as-Syaikh Hammam ad-Din al-Hammam al-Khudhairiy al-Usyuthiy. Laqab beliau adalah Jalal ad-Din. Sedangkan kunyahnya adalah abu al-Fadhl. Beliau lahir di Mesir ba’da maghrib pada malam Ahad, bulan Rajab tahun 849.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Nama al-Khadhar berasal dari nama daerah al-Khudhairiyah dekat kota Baghdad. Imam as-Suyuthi mengakui hal ini sendiri meskipun semasa hidupnya terdapat dua nama al-Khudhairiyah. Barangkali penegasan beliau ini untuk mengembalikan jejak nenek moyangnya dari sebuah wilayah yang jauh dan terkenal. Sedangkan As-Suyuthi adalah nama suatu daerah di Mesir.

Nama ‘Abdn ar-Rahman diberikan oleh ayahnya pada hari pertama kelahiran beliau saat itu hari minggu. Nama ini mengandung beberapa makna, diantaranya, nama tersebut adalah nama yang paling disukai Allah, nama tersebut sama dengan nama anak Abu Bakr, penamaan ‘abd ar-Rahman di sini adalah sebagai laqab, dan nama tersebut adalah nama nabi Adam a.s saat pertama kali diciptakan. Begitu pun penamaan Jalal ad-Din, adalah laqab yang diberikan ayahnya.

Ayah beliau bernama Abu Bakr Muhammad ibn Abi Bakr. Seseorang yang ahli dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti: fiqih, Matematika, ushul, debat, nahwu, sharaf, bayan, badi’, menulis, dan seorang ulama yang cerdas. Sejak muda ia telah meningalkan keluarganya di al-Usyuth dan merantau ke Kairo untuk menimba ilmu pengetahuan dan memanfaatkan kedekatannya dengan Amir Syaikhu. Selama itu beliau memperdalam ilmu fiqih dan wafat pada tahun 1451 M dalam usia 50 tahun, saat Imam as-Suyuthi berumur enam tahun sehingga bisa dibilang Imam Suyuthi yatim sejak masih kecil. Sedangkan Ibu Imam as-Suyuthi adalah keturunan Turki.

Daftar Pembahasan:

Mengembara Menuntun Ilmu

Ayahnya sanngat memperhatikan pendidikan as-Suyuthi. Saat kelahirannya as-suyuthi sangat disambut oleh ayahnya, bahka perhatiannya begitu besar terhadap Imam as-Suyuthi, mendidiknya menghafal al-Qur’an, bahkan menemaninya belajar hadits kepada Ibnu Hajar al-Asqalani. Maka Imam as-Suyuthi kecil tumbuh dengan baik karena mendapat perhatian yang utuh dari orangtua dan para gurunya. Imam as Suyuthi mampu menyelesaikan belajarnya di Masjid al-Syaikhuni setelah wafatnya sang ayahnya.

Baca Juga:  Biografi Abu Hurairah, Sahabat Nabi yang Dijuluki "Bapaknya Kucing"

Berkat kecerdasannya, Imam as-Suyuthi mampu menghafalkan al-Qur’an sebelum genap berusia 8 tahun. Kemudian beliau menghafal kitab ‘Umdat al-Ahkam dan al-Minhaj karangan Imam an-Nawawi; Alfiyyah ibn Malik dan al-Minhaj karangan imam al-Baydhawi.

Setelah belajar menghafal al-Qur’an, beliau melanjutkan perjalanan intelektualnya dengan mendalami fiqih madzhab Syafii kepada ‘Alamuddin al-Bulqaini dan dengan putra al-Bulqaini. Beliau mendalami ilmu-ilmu keagamaan dan bahasa Arab dengan Syeikh Syarafuddin al-Minawi dan Muhyiddin al-Kafiyaji (w. 889 H). Selanjutnya mendalami kitab Shahih Muslim, as-Syifa fi Ta’rif Huquq al-Musthafa, dan sebagainya bersama Syeikh Syamsuddin Muhammad Musa. Kemudian mempelajari hadits dan bahasa Arab sekitar empat tahun bersama Taqiyuddin al-Syumani al-Hanafi (w. 872 H).

Rihlah merupakan suatu kebutuhan penting bagi penuntut ilmu, karena dengan rihlah kita bisa menyingkap tabir cakrawala demi mendapat kelebihan-kelebihan. Setiap daerah menyimpan ilmu-ilmu dan ulama yang berbeda, apa yang terdapat pada ulama di daerah satu, mungkin tidak dimiliki oleh ulama daerah lain. Itulah mengapa setelah imam as-Suyuthi selesai menuntut ilmu dari para ulama di daerahnya, beliau kemudian pergi menuntut ilmu ke berbagai daerah untuk memperoleh hadits atau sanad keilmuan.

Maka Imam as-Suyuthi mengembara ke Syiria, Yaman, India, Maroko, Mesir dan banyak wilayah Islam lainnya. Beliau pun berkali-kali mengunjungi Hijaz baik untuk menunaikan ibadah haji maupun menimba pengetahun. Beliau bertemu dan belajar dengan banyak ulama pada saat itu, dan beliau juga menuntut ilmu dari murid-murid ayahnya. Di sana beliau belajar berbagai ilmu seperti tafsir, hadits, fiqih, mantiq, ilmu kalam, adab, serta ilmu tata bahasa.

Baca Juga:  Interpretasi Surat Pengunduran Diri Tuan Guru Sapat sebagai Mufti Indragiri

Guru Imam as-Suyuthi

Didapati jumlah guru beliau kurang lebih sekitar 204 orang, 42 orang dari perempuan, dan 162 orang laki-laki. Ini menunjukkan bahwasanya perempuan juga berperan penting dalam keilmuan Imam as-Suyuthi. Beliau juga belajar kepada ulama dengan latar madzhab yang berbeda.

Beberapa nama guru Imam as-Suyuthi diantaranya:

  1. Ibrahim ibn Ahmad ibn Yunus al-Ghaziy Tsamma al-Halbiy Burhan al-Din (ibn al-Dhu’ayyaf), lahir tahun 792 H.
  2. Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad bin Hasyim Al-Mahalli Al-Mishri lebih dikenal dengan Imam Jalaluddin Al-Mahalli (w.864 H)
  3. Ahmad ibn Ibrahim ibn Sulaiman al-Qalyubiy Abu al-‘Abbas (w. 868 H).
  4. Ibrahim ibn Muhammad ibn ‘Abdillah ibn al-Dairiy al-Hanafiy Burhan al-Din (w. 876 H).
  5. Abu Bakr ibn Ahmad ibn Ibrahim al-Makkiy Fakhru al-Din al-Mursyidiy (w. 876 H).
  6. Abu Bakr ibn Shidqah ibn ‘Aliy al-Munawiy Zakyu al-Din (w. 880).
  7. Abu Bakr ibn Muhammad ibn Syaddiy al-Hushaniy (al-Hushkafiy) al-Syafi’i Taqiyyu al-Din (w. 881 H).
  8. Abu Bakr ibn ‘Aliy ibn Musa al-Hasyimiy al-Haritsiy al-Makkiy (w. 895 H). dll.

Rata-rata dari guru Imam as-Suyuthi wafat pada kisaran tahun 870-880 H. Ini artinya beliau belajar kepada guru-gurunya dalam usia kurang dari 30 tahun.

Karya-karya Imam as-Suyuthi

Imam as-Suyuthi menulis buku yang sangat banyak dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, yang tidak dapat penulis rincikan satu persatu. Namun, beberapa diantaranya adalah :

Bidang al-Quran dan Ulum al-Quran:

  1. Al-Itqan fi ‘Ulum al-Quran
  2. Mafatih al-Ghaib fi at-Tafsir
  3. Nawahid al-Abkar wa Syawarid al-Afkar
  4. Tafsir al-Jalalain
  5. Turjuman al-Quran
Baca Juga:  Sufyan Ats Tsauri, Muhaddits dan Waliyullah yang Terkenal dengan Kewara'annya

Bidang Hadits dan Ulum al-Hadis:

  1. Jami’ al-Kabir (Jam’u al-Jawami’)
  2. At-Tawsyih ‘ala al-Jami’ ash-Shahih
  3. Ad-Dibaj ‘ala Shahih Muslim ibn al-Hajjaj
  4. Alfiyyah fi Mushtholah al-Hadis
  5. Tadrib ar-Rawi fi Syarhi Taqrib an-Nawawi
  6. Al-Luma’ fi Asbabi Wurud al-Hadis
  7. Al-Musalsalat al-Kubro

Bidang Fikih dan Ushul Fiqih:

  1. Al-Hawi li al-Fatawi
  2. Taqrir al-Isnad fi Taysir al-Ijtihad
  3. Al-Asybah wa an-Nazhoir fi Qawa’id wa furu’ asy-Syafi’iyyah
  4. ‘Ulum al-‘Arabiyyah
  5. Al-Muzhir fi ‘ulum al-lughah
  6. Al-Asybah wa an-Nazhair fi ‘ilmi an-Nahwi
  7. Al-Iqtirah fi Ushuli an-Nahwi
  8. At-Tawsyih ‘ala at-Tawdhih
  9. Jam’u al-Jawami’ fi an-Nahwi
  10. Miftah at-Talkhish

Murid-murid Imam as-Suyuthi

Murid-murid Imam as-Suyuthi pun sangat banyak, beberapa diantaranya, yaitu:

  1. Ahmad ibn ‘Aliy ibn Zakaria Syihab ad-Din al-Judayyidiy (819-888)
  2. Asy-Syihab ibn Abi al-Amir al-Iyasiy al-Hanafiy asy-Syafii (lahir 863 H)
  3. Ahmad ibn Muhammad ibn Muhammad ibn as-Siraj al-Bukhariy al-Hanafiy (883-948 H)
  4. Ibrahim ibn ‘Abd ar-Rahman ibn ‘Ali al-‘Alqamiy al-Qahiriy asy-Syafi’i (923-994 H)
  5. Ahmad ibn Muhammad ibn Muhammad ibn ‘Aliy ibn Hajar al-Haitamiy asy-Syafi’i (w. 973 H)
  6. ‘Abd al-Wahhab ibn Ahmad asy-Sya’raniy (asy-Sya’rawiy) asy-Syafi’i (w. 973 H)
  7. Abu al-Khair ibn ‘Amus ar-Rasyidiy al-Hashariy, dan lain-lain.

Wafatnya Imam as-Suyuthi

Imam as-Suyuthi wafat karena mengidap sakit tumor ganas di lengan tangan kiri beliau. Ada yang mengatakan juga beliau jatuh kemudian terbaring hingga tujuh hari hingga akhirnya beliau wafat malam Jumat sebelum fajar, 19 Jumadil Awal tahun 911 H/17-10-1505 M di rumah beliau. Beliau dibacakan surat Yasin ketika sekarat, kemudian dishalatkan oleh banyak orang di rumah beliau setelah shalat Jumat. Kemudian dishalatkan lagi untuk yang kedua kalinya oleh banyak orang yang jumlahnya tidak bisa dihitung karena saking banyaknya. Orang-orang di Damaskus juga melakukan shalat ghaib untuk beliau. Imam as-Suyuthi Rahimahullah dimakamkan di Kairo.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *