Ingin Lepas dari Semua Kesusahan dan Masalah? Amalkan Doa Nabi Yunus Ini

doa nabi yunus

Pecihitam.org- Nabi Yunus merupakan salah satu nabi dan utusan yang pernah Allah hadirkan ke bumi. Mengenang namanya, bahkan dalam Al-Quran ada satu surat bernama Yunus yang secara umum berisi tentang kisah putra Matta ini, termasuk bagaimana ketika doa yang dibaca Nabi Yunus saat terperangkap dalam perut ikan paus, langsung diijabah oleh Allah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Doa Nabi Yunus inilah kemudian oleh Nabi Muhammad disebut sebagai doa yang siapapun bermunajat menggunakan kalimat ini, maka tidak akan tertolak.

Bagaimana bunyi doa Nabi Yunus, bagaimana pula kisahnya hingga ia terperangkap dalam perut ikan?

Daftar Pembahasan:

Siapakah Nabi Yunus?

Nabi Yunus bin Matta diperkenalkan sebagai cucu Nabi Ya’qub as atau anaknya, Benyamin.Atas dasar ini ia diyakini dari Bani Israel

Disebutkan dalam Al-Quran dan sumber-sumber historis ditegaskan tentang tugas kerasulannya. Terkait penisbatan nama Matta kepada ayah atau ibunya terjadi perbedaan pendapat.

Menurut satu pendapat bahwa Matta nama ayahnya. Sementara kelompok lain menganggap Matta nama ibunya.

Nabi Yunus alaihi salam dikisahkan dalam lima surah dalam Alquran. Di dalam Surah al-Anbiya’, Yunus as dilakabi dengan “Dzu al-Nun”, yakni pemilik ikan paus atau teman ikan paus, karena beliau memang sempat ditelan ikan dan hidup dalam kegelapan perutnya selama beberapa malam.

Menurut satu keterangan, disebutkan bahwa tempat tinggal dan pengutusan Yunus as pada 780 tahun sebelum Masehi adalah di Nainawa, sebuah kota di dekat Mosul. Nainawa adalah sebuah kota tua yang dahulu kala merupakan salah satu desa di Mosul. Sungai Dijlah adalah pemisah antara Nainawa dan Mosul.

Kisah Nabi Yunus Ditelan Ikan

Allah pun mewahyukan kepada Yunus, untuk disampaikan kepada kaumnya, bahwa Allah akan mengadzab mereka jika mereka tetap dalam keadaan menyembah berhala. Nabi Yunus pun menyampaikan itu.

“Wahai kaum Ninawa, sesungguhnya aku peringatkan kepada kalian bahwa jika kalian masih tetap menyembah apa yang kalian sembah saat ini, Allah akan menurunkan azab yang sangat pedih atas diri kalian. Oleh karena itu, cepatlah kalian bertobat. Semoga Allah mengampuni kalian semua!”

Setelah itu, Nabi Yunus pergi meninggalkan kaumnya, dan pun mulai takit dan merasa takut akan ucapan Yunus akan menjadi kenyataan.

Baca Juga:  Burdah Imam Bushiri, Qasidah Terkenal yang Diklaim Bid'ah dan Syirik??

Lantas mereka pun bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan meyakini bahwa Yunus adalah utusan Allah. Mereka memohon dan berdoa dengan suara keras kepada Allah ‘Azza wa Jalla, agar adzab itu diangkat dari mereka.

Saat Allah melihat jujurnya taubat mereka, maka Allah menghilangkan adzab itu dari mereka serta menjauhkannya.

Allah Ta’ala berfirman dalam Surat Yunus.

فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ آمَنَتْ فَنَفَعَهَا إِيمَانُهَا إِلَّا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَىٰ حِينٍ

Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka adzab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu. (QS. Yunus ayat 97)

Sementara itu, saat ummatnya telah bertaubat, meninggalkan kekufuran dan beriman kepada Allah, Nabi pergi meninggalakn kaumnya menuju ke tepi laut dan menaiki kapal karena marah pada kaumnya padahal Allah belum memerintahkan untuk pergi.

Saat Nabi Yunus berada di atas kapal, maka ombak laut menjadi dahsyat, angin menjadi kencang dan membuat kapal menjadi oleng hingga hampir saja tenggelam.

Kapal yang ditumpangi Nabi Yunus membawa barang-barang yang berat, lalu sebagiannya dilempar ke laut untuk meringankan beban. Tetapi ternyata, kapal itu tetap saja oleng hampir tenggelam.

Para penumpangnya merasa khawatir takut kapalnya tenggelam, apa yang mereka harus lakukan. Sehinngga mereka menemukan ide, mereka bermusyawarah untuk meringankan beban kapal.

Mereka melakukan undian dan ternyata undian itu jatuh kepada Nabi Yunus, tetapi mereka tidak mau jika Yunus harus terjun ke laut. Maka undian pun diulangi lagi, dan ternyata nama Nabi Yunus lagi yang keluar. Hngga undian itu dilakukan sebanyak tiga kali dan hasilnya tetap sama.

Baca Juga:  3 Tips dan Doa Rasulullah Ketika Marah, Wajib Hafal Biar Hati Tenang

Maka Nabi Yunus bangkit dan melepas bajunya, kemudian para penumpang melempar Nabi Yunus ke laut. Pada saat yang bersamaan, Allah telah mengirimkan ikan besar kepadanya dan mengilhamkan untuk menelan Yunus dengan tidak merobek dagingnya atau mematahkan tulangnya.

Nabi Yunus pun ditelan ikan dan tinggal di perut ikan itu dalam beberapa waktu dan dibawa mengarungi lautan. Saat itu, Nabi Yunus berada dalam tiga kegelapan; kegelapan perut ikan, kegelapan lautan, dan kegelapan malam.

Doa Nabi Yunus

Ketika Yunus mendengar ucapan tasbih dari kerikil di bawah laut, maka di kegelapan itu, Nabi Yunus berdoa,

لا اله إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين

Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.

Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala dalam Surat Al-Abiya’.

وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ. فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ.

Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim. Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. (QS. Al Anbiyaa ayat 87 – 88)

Kandungan Doa Nabi Yunus

Munajat Nabi Yunus ini kemudian dikenal dengan doa Nabi Yunus. Doa yang belakangan diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah menyampaikan: “Siapa saja yang membacakan doa ini (doa nabi Yunus) maka Allah tidak akan menolaknya”.

Baca Juga:  Bacaan Doa Ketika Mendengar Petir dan Hujan Lebat

Jika kita perhatikan, sebagaimana penjelasan ulama, doa Nabi Yunus memuat tiga hal uatama yang membuat doa ini menjadi diijabah.

1. Laa ilaaha illa Anta.

La ilaha illa Anta merupakan kalimat tauhid yang merupakan variasi lain dari la ilaha illallah. Kalimat ini merupakan ungkapan akan kemaha tunggalan Allah SWT. Bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah SWT.

2. Subhanaka

Subhanamerupakan ungkapan pujian yang hanya dditujukan bagi Allah SWT. Semua kata “Subhana” dengan variasinya dalam Al-Quran baik subhanallah subhanalladzi mapun subhana man berkaitan dengan Allah SWT. Karena memang ungkapan itu adalah pengakuan akan kesempurnaan Allah. Dan bahwa Allah itu jauh dari ketidak sempurnaan (kekurangan) apapun.

3. Inni kuntu minadz dzalimin

Suatu peengakuan bahwa selain Allah pasti ada kesalahan, keterbatasan dan khilaf. Seorang Nabi Yunus saja begitu merendahkan diri dan mengakui kekurangan dirinya di hadapan Rabbnya.

Setelah menyampaikan ungkapan di atas, Allah segera merespon: “fastajabnaa lahu”. Artinya Allah dengan segera, tidak melambatkan pengabulannya. Huruf fa’ (fa-istajabna) dalam ayat ini kalau menurut Ilmu Nahwu adalah “faa al-fauriah” (huruf yang menandakan sesuatu yang bersifat segera atau instant).

Demikianlah kisah Nabi Yunus dan doa yang dipanjatkannya hingga ia dikeluarkan oleh allah dari dalam tiga kegelapan. Gelapnya malam, perut ikan dan dasar laut. Jika kita ingin dilepaskan dari semua masalah yang mencenkam dan kesusahan yang melanda, maka bacalah Doa Nabi Yunus ini.

Faisol Abdurrahman