Ghuroba; Islam Suatu Saat Akan Asing, Tapi Golongan Ini Bukan Salafi Wahabi!

Ghuroba; Islam Suatu Saat Akan Asing, Tapi Golongan Ini Bukan Salafi Wahabi!

PeciHitam.org – Awal abad ke-7 Masehi, Islam muncul sebagai Agama tauhid ditengah-tengah masyarakat yang memiliki pandangan banyak Tuhan (Politeisme).

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sebuah gejala sangat Asing bagi nalar kalangan orang arab pada masa itu. Oleh karenanya ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW disebut dengan Ghuraba’ atau Terasing.

Bahwa kemudian Islam berkembang  menjadi agama Mayoritas di Jazirah Arab menunjukan pola dakwah Rasul SAW dan penerusnya bisa menggeser anggapan Islam sebagai Agama Asing.

Nabi Muhammad SAW sendiri menyebutkan bahwa Islam muncul dalam keadaan Terasing, akan Terasing kembali seperti pada masa Awal Islam.

Kabar Islam tentang keterasingan belakangan ini menjadi bahan pijakan untuk melegitimasi gerakan sempalan. Pembenaran tersebut tentunya digunakan sebagai kebanggaan golongan salafi wahabi dengan kepercayaan atas penyelewengan mereka. Berikut ulasan bagian kedua!

Gerakan Salafi Wahabi dan Kebanggan atas Ghuraba’

Gerakan salafi wahabi yang muncul pada medio abad ke-18 mengklaim diri sebagai gerakan purfikasi, pemurnian Islam dari praktek-praktek Bid’ah, kesesatan dan syirik. Gerakan mereka tentunya menggunakan legitimasi dalil Al-Qur’an dan Hadits sebagai pembenaran.

Kemunculan gerakan salafi wahabi tidak bisa terlepas dari revolusi politik Muhammad bin Saud dengan dukungan Muhammad bin Abdul Wahab.

Baca Juga:  Inilah Alasan Salafi Wahabi Dijuluki "اهل النصوص بلا السياق"

Gerakan salafi wahabi mengklaim sebagai gerakan pemurnian ajaran Islam, dan kebanggan mereka menjadi seorang Ghuraba’. Dalih mereka yang dijadikan kebanggan kelompok adalah dalil;

طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ فَقِيلَ مَنِ الْغُرَبَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أُنَاسٌ صَالِحُونَ فِى أُنَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ

Artinya; “Beruntunglah orang-orang yang terasing. Lalu siapa orang yang terasing wahai Rasulullah?, tanya sahabat. Jawab beliau, “Orang-orang yang shalih yang berada di tengah banyaknya orang-orang yang jelek, lalu orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada yang mentaatinya” (HR. Ahmad)

Salafi wahabi memang muncul sebagai sebuah gerakan baru, asing dan banyak menerima penolakan dari Mayoritas Muslim di Hejaz, Makkah dan Madinah.

Dengan inilah mereka memplokamirkan diri sebagai gerakan Ghuraba’ yang disifati sebagai Orang Shalih ditengah orang Jelek. Klaim diri yang banyak ditolak oleh Ulama-ulama Ahlussunnah wal Jamaah.

Alih-alih pantas disebut sebagai Ghuraba’ (Orang Shalih ditengah Orang Jelek), salafi wahabi lebih condong kepada kelompok Sempalan dari As-Sawab Al-A’dzam. Yakni golongan yang keluar dari ajaran Mayoritas Ulama dan tidak akan mungkin Ulama bersepakat dalam kesesatan.

Baca Juga:  Mengulik Motif Memberantas Bid'ah Salafi Wahabi (Bag II)

Bantahan Salafi Wahabi sebagai Ghuraba’

Orang salafi wahabi sangat berbangga hidup ditengah mayoritas masyarakat Muslim yang memiliki amaliah berebeda dengan mereka. Keyakinan mereka memang ingin menjadi orang minoritas sebagai bukti bahwa mereka golongan Ghuraba’.

Namun tingkah laku salafi wahabi agaknya tidak mencirikan golongan Ghuraba’, karena kebiasaan mereka menuduh sesama Muslim sebagai ahlu Bid’ah, Syirik, penyembah kuburan dan lain sebagainya.

Tuduhan-tuduhan tersebut tentunya sama sekali bukan ciri orang Shalih ditengah orang Jelek. Malahan mereka dapat dikategorikan sebagai golongan ‘كَمُرُوقِ السَّهْمِ مِنَ الرَّمِيَّةِ’-golongan yang lepas dari anak panah (Islam) karena menyelisihi Mayoritas Ulama. Berikut alasan bahwa salafi wahabi tidak layak disebut Ghuraba’,

Pertama, bahwa salafi wahabi menyalahi pendapat para Ulama, dengan menolak Aqidah Asy’ariyah dan Maturidiyah sebagai aliran Mayoritas Ulama. Dalam Kitab al-Yawaqit wal Jawahir disebutkan;

وَاعْلَمْ يَا أَخِيْ أَنَّ الْمُرَادَ بِأَهْلِ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ فِيْ عُرْفِ النَّاسِ الْيَوْمَ الشَّيْخُ أَبُوْ الْحَسَنِ اْلاَشْعَرِيّ وَمَنْ سَبَقَهُ بِالزَّمَانِ كَالشَّيْخِ أَبُوْ مَنْصُوْرِ الْمَاتُوْرِيْدِيّ

Baca Juga:  Manhaj Salaf ala Wahabi Hanyalah Sebatas Pengakuan Sepihak Mereka Saja

Bahwa golonga Ahlussunah wal Jamaah adalah golongan yang mengikuti Abu Hasan Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi.

Kedua, mereka menolak menggunakan Madzhab yang memang menjadi rujukan hukum Islam di era sekarang ini sesuai dengan Ijma’ golongan Ahlussunnah wal Jamaah

Bahwa salafi wahabi lebih condong kepada gerakan Sempalan Islam yang keluar dari Ahlussunnah wal Jamaah. Tidak seperti klaim mereka yang kosong sebagai golongan Ghuraba’ dan disifati sebagai Orang Shalih diantara Orang jelek. Ash-Shawabu Minallah

Mohammad Mufid Muwaffaq