Huruf Hijaiyah; Pengertian, Macam, Makna dan Sifatnya

Huruf Hijaiyah; Pengertian, Macam, Makna dan Sifatnya

PeciHitam.org – Sejak kecil kita mungkin sudah dididik untuk belajar mengaji di mushala, surau, masjid ataupun datang langsung ke rumah guru (ustadz).

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Baik sepulang sekolah, setelah shalat ashar ataupun maghrib. Hal ini tidak mengherankan, sebab kita hidup di negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, yaitu Indonesia.

Mengenalkan anak-anak kepada huruf hijaiyah dengan berbagai metode seperti iqra, turutan, amtsilati, dan sebagainya merupakan upaya agar kelak sebagai seorang muslim, sang anak bisa membaca al-Quran yang sejatinya merupakan kitab suci bagi agama Islam.

Kitab suci Al-Quran tersebut bagi seorang muslim memang sudah menjadi pedoman wajib. Ada nilai ibadah di dalamnya ketika ia membacanya, ia juga mendapatkan pahala dan keberkahan al-Quran. Sehingga tidak heran jika setiap muslim berlomba-lomba untuk dapat membacanya.

Bacaan Al-Quran sendiri tersusun dari rangkaian ayat-ayat suci yang terbentuk dari abjad Arab atau yang juga dikenal dengan sebutan huruf hijaiyah.

Mengenalkan huruf hijaiyah dengan tujuan agar sang anak dapat membaca al-Quran dengan baik dan benar merupakan tantangan awal bagi setiap orang tua. Melalui pengenalan huruf hijaiyah inilah nantinya sang anak mampu membaca memahami isi al-Quran.

Daftar Pembahasan:

Mengapa harus mengenalkan huruf hijaiyah sejak dini?

Sebab, pada masa anak-anak inilah memori jangka panjang terbentuk dan bertahan lama. Seorang anak yang mempelajari sesuatu di masa kecilnya, ia akan selalu ingat akan hal ini sepanjang waktu.

Pada masa tersebut juga sang anak dapat lebih mudah untuk mengenal dan menghafal huruf hijaiyah. Nah, ketika sudah hapal dan paham tentang huruf hijaiyah, nantinya ia akan lebih mudah dalam mengeja atau membaca al-Quran.

Rasulullah bersabda:

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِه

Artinya:

“Bacalah oleh kalian Al-Quran. Karena sesungguhnya ia (Al-Quran) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafaat bagi teman-temannya (orang-orang yang rajin membacanya).” (HR. Muslim).

Hadis di atas menjelaskan betapa pentingnya membaca al-Quran bagi seorang muslim. Dengan mempelajari huruf-huruf hijaiyah, tentu akan selankah lebih dekat untuk dapat membaca dan memahami isi kandungan di dalam al-Quran.

Ketika seseorang rajin membacanya, dalam hadis tersebut dijanjikan bahwa al-Quran akan datang sebagai pemberi syafaat kelak di yaumil qiyamah.

Pengertian Huruf Hijaiyah

Salah satu alasan kenapa alphabet arab ini disebut Huruf hijaiyah adalah karena diambil dari kata dasar haja yang berarti mengeja.

Baca Juga:  Isra’ Mi’raj, Perjalanan di Luar Logika yang Ditempuh dalam Waktu Semalam

Sehingga dapat dipahami bahwa huruf hijaiyah merupakan huruf alphabet atau abjad dari arab yang bertujuan untuk mengeja dan membentuk suatu kata dan kalimat dalam Bahasa Arab.

Pengenalan huruf hijaiyah ini menjadi amat penting, sebab meskipun al-Quran diturunkan dalam Bahasa Arab, namun isi ataupun kandungan dalam kitab ini tidak hanya ditujukan untuk masyarakat Arab saja, melainkan juga seluruh umat Islam di seluruh dunia.

Huruf hijaiyah sendiri jumlahnya ada 29 huruf. Adapun mengenai penambahan huruf “لا(lam alif) merupakan gabungan dari huruf lam dan alif. Sehingga jumlahnya tetap yaitu 29 huruf.

Macam dan Makna Huruf Hijaiyah

Ada yang menarik dari huruf hijaiyah ini, berikut ini kami sebutkan ke-29 urutan huruf hijaiyah lengkap dengan maknanya seperti yang tertuang kisah berikut:

Suatu ketika ada seorang Yahudi yang mendatangi Rasulullah dan menanyakan perihal makna dari huruf hijaiyah. Mendengar pertanyaan tersebut, Rasulullah mempercayakan jawabannya kepada sayyidina Ali bin Abi Thalib. Kemudian Rasulullah saw pun berdoa, “Ya Allah, jadikanlah dia berhasil dan bantulah dia.”

Menurut Ali bin Abi Thalib, setiap huruf hijaiyah terdiri dari nama-nama Allah. Kemudian Ali menjelaskan secara rinci seperti berikut ini:

Alif (ﺍ): maknanya Ismullah (nama Allah), tiada Tuhan selain-Nya. Dia selalu hidup, Maha Mandiri dan Mahakuasa.

Ba (ﺏ): maknanya Al-Baqi’ (Maha Kekal), setelah musnahnya makhluk.

Ta (ﺕ): maknanya Al-Tawwab (Maha Penerima Taubat) dari hamba-hamba-Nya.

Tsa (ﺙ): maknanya Al-Tsabit (Yang Menetapkan) keimanan hamba-hamba-Nya.

Jim (ﺝ): maknanya Jalla Tsanauhu (Yang Mahatinggi Pujian-Nya), kesucian-Nya, dan nama-nama-Nya yang tiada berbatas.

Ha (ﺡ): maknanya Al-Haq, Al-Hayyu, wa Al-Halim (Yang Maha Benar, Maha Hidup, dan Maha Bijak).

Kha (ﺥ): maknanya Al-Khabir (Yang Maha Tahu) dan Maha Melihat. Sesungguhnya Allah Maha tahu apa yang kalian kerjakan.

Dal (ﺩ): maknanya Dayyanu yaumi al-din (Yang Maha Kuasa di Hari Pembalasan).

Dzal (ﺫ): maknanya Dzu al-Jalal wa al-Ikram (Pemilik Keagungan dan Kemuliaan).

Baca Juga:  Mengenal Lebih Dekat Maryam binti Imran, Wanita Suci Ibunda Nabi Isa As

Ra (ﺭ): maknanya Al-Rauf (Maha Sayang).

Zay (ﺯ): maknanya Zainul Ma’budin (Kebanggaan Para Hamba).

Sin (ﺱ): maknanya Al-Sami al-Bashir (Maha Mendengar dan Maha Melihat).

Syin (ﺵ): maknanya Syakur (Maha Penerima ungkapan terima kasih dari hamba-hamba-Nya).

Shad (ﺹ): maknanya Al-Shadiq (Maha Jujur) dalam menepati janji. Sesungguhnya Allah tidak pernah sekalipun mengingkari janji-Nya.

Dhad (ﺽ): maknanya Al-Dhar wa al-Nafi (Yang Menangkal Bahaya dan Mendatangkan Manfaat).

Tha (ﻁ): maknanya Al Thahir wal al-Muthahir (Yang Mahasuci dan Menyucikan).

Zha (ﻅ): maknanya Zhahir (Yang Tampak dan Menampakkan Kebesaran-Nya).

‘Ain (ﻉ): maknanya Al-‘Alim (Yang Maha Mengetahui) atas segala sesuatu.

Ghain (ﻍ): maknanya Ghiyats al-Mustaghitsin (Penolong bagi yang memohon pertolongan) dan Pemberi Perlindungan.

Fa (ﻑ): Yang Menumbuhkan biji-bijian dan tumbuhan.

Qaf (ﻕ): Yang Maha Kuasa atas makhluk-Nya.

Kaf (ﻙ): maknanya Al-Kafi (Yang Memberikan Kecukupan) bagi semua makhluk, tiada yang serupa dan sebanding dengan-Nya.

Lam (ﻝ): maknanya Lathif (Maha Lembut) terhadap hamba-hamba-Nya dengan kelembutan khusus dan tersembunyi.

Mim (ﻡ): maknanya Malik ad-dunya wal akhirah (Pemilik dunia dan akhirat).

Nun (ﻥ): maknanya Nur (Cahaya) langit, cahaya bumi, dan cahaya hati orang-orang beriman.

Waw (ﻭ): maknanya Al-Wahid (Yang Maha Esa) dan tempat bergantung segala sesuatu.

Haa (ﻩ): maknanya Al-Hadi (Maha Pemberi Petunjuk) bagi makhluk-Nya. Dialah yang menciptakan segala sesuatu dan memberikan petunjuk.

Lam alif (ﻵ): Lam tasydid dalam lafadz Allah untuk menekankan keesaan Allah, yang tiada sekutu bagi-Nya.

Ya (ﻱ): Yadullah basithun lil khalqi (Tangan/kekuasaan Allah terbuka bagi makhluk). Kekuasaan dan kekuatan-Nya meliputi semua tempat dan semua keberadaan.

Setelah mendengarkan penjelasan Ali tersebut, Yahudi itu masuk Islam.

Pembagian Huruf Hijaiyah

Adapun huruf hijaiyah tersebut dibagi menjadi dua, yaitu:

Harf al-Syamsiyah (Huruf Syamsiyah)

Huruf syamsiyah adalah huruf ketika membacanya huruf lam pada suatu kata, seperti dihilangkan. Sebagai contoh, misalnya kata al-syamsiyah dibaca as-syamsiyah dengan menghilangkan huruf lam.

Harf al-Qamariyah (Huruf Qamariyah)

Sedangkan huruf qamariah adalah huruf ketika membaca huruf lam pada suatu kata bunyinya diperjelas. Sebagai contoh, misalnya kata al-qamariyah tetap dibaca al-qamariyah dengan memperjelas keberadaan huruf lam-nya.

Baca Juga:  Memahami Fikih Politik dalam Konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia

Sifat Huruf Hijaiyah

Berbicara mengenai sifat huruf, yang mempunyai lawan atau Ash-Shifatul Mutadhadah ini juga disebut sifat lazimah, yaitu ciri huruf yang sifatnya tetap, tidak pernah berubah-ubah setiap pengucapannya, terbagi menjadi sepuluh, antara lain:

  1. Al-Hams (الهَمْسُ) berarti keluarnya nafas, dibunyikan dengan berdesis (bernafas).
  2. Al-Jahr (الجَهْرُ) berarti menahan nafas, tanpa berdesis (tidak berhembus)
  3. Asy-Syiddah (الشِّدَّةُ) yang berarti kuat, dalam membunyikan huruf tertentu dengan suara tertahan atau dihentikan, dan huruf itu tampak sekali jika dimatikan (sukun).
  4. Ar-Rikhwah (الرَّخْوَةُ) yang berarti lunak atau kendor, membunyikan huruf tertentu dengan suara lepas, tidak tertahan.
  5. Isti’la’ ( اَلْاِسْتِعْلاَءْ) atau sisi pangkal lidah, sehingga suara yang dihasilkan menjadi lebih tebal.
  6. Istifal (الإِسْتِـفَالُ) yang berarti turun, membunyikan huruf tertentu dengan menurunkan pangkal lidah ke dasar mulut, sehinga suara menjadi lebih ringan.
  7. Ithbaq (الإِطْبَاقُ) adalah menempelnya lidah dengan rongga atas atau melengkungkan keliling lidah ke langit-langit yang menjadikan suara huruf lebih tebal ketika mengucapkan huruf-hurufnya.
  8. Al-Infitah (الإِنفِتَاحُ), cara membaca dengan terlepasnya lidah dari rongga atas, serta terbukanya kedua bibir, sehingga suara menjadi kecil.
  9. Al-Idzlaq (اللإِذْلاَق), pengucapan huruf dengan mudah, cepat, dan lancar, karena posisi makhrajnya berada di ujung lidah atau bibir.
  10. Al-Ishmat (الإِصْمَاتُ), cara membacanya dengan tidak lancar atau tertahan karena huruf tersebut tidak bertempat di ujung lidah atau ujung bibir.

Jika kita bisa mengimplementasikan Sifat Huruf Hijaiyah diatas, bisa dipastikan kita akan memiliki kesempurnaan dalam meletakkan makharijul huruf nantinya.

Begitulah ulasan mengenai Huruf Hijaiyah yang bisa kita ulas disini, semoga bisa memberi informasi yang berguna dan menambah wawasan pembaca semuanya.

Mohammad Mufid Muwaffaq