Islam di Uzbekistan, Negeri Imam Bukhari dengan Peninggalan Peradabannya

islam di uzbekistan

Pecihitam.org – Uzbekistan, negara kecil di Asia Tengah, ternyata menyimpan banyak jejak sejarah perkembangan budaya dan Islam. Citra Uzbekistan sebagai negara miskin ingin segera dihapus oleh pemerintahannya dengan merawat kembali warisan budaya. Tak sia-sia usaha tersebut akhirnya membuahkan penghargaan dari UNESCO.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Daftar Pembahasan:

Geografi dan Sejarah Singkat

Uzbekistan adalah negara yang terletak di Asia Tengah dan Eropa Timur. Negara ini dulunya menjadi bagian dari Uni Soviet, sebelum pecah menjadi negara sendiri. Wilayah Uzbekistan dikelilingi wilayah daratan negara lain yaitu Kazakhstan di barat dan utara, Kirgizstan dan Tajikistan di timur, serta Afganistan dan Turkmenistan di sebelah selatan.

Sebuah negeri yang terkenal dengan jalur sutera yang menghubungkan benua Eropa dan Asia melalui Cina sejak dulu. Tak heran jika di Uzbekistan, budaya dan agama telah beragam sejak zaman dulu kala.

Uzbekistan adalah sebuah dataran tua di Asia Tengah yang hidup dengan banyak legenda dan sastra. Jika namanya disebut, benak kita akan segera dibawa pada padang pasir tanpa batas dengan deretan karavan unta, menara-menara anggun, madrasah-madrasah dan makam berarsitektur oriental, lembar-lembar sutra cantik, sulaman emas kelas dunia, dan pemandangan budaya Islam di Abad Pertengahan nan eksotik.

Negeri berluas wilayah 447.400 kilometer persegi ini mempunyai dua musim dengan perbedaan cuaca yang ekstrem khas iklim kontinental. Musim panasnya lebih panjang dan jarang hujan sedangkan musim dingin lebih pendek dengan hujan salju yang sedikit pula. Temperatur rata-rata pada bulan Juli mencapai 32 derajat Celcius, bahkan di siang hari bisa mencapai 40 derajat Celcius.

Uzbekistan juga sebuah negara yang multikultur, antara lain terdiri dari bangsa Uzbek, Rusia, Tajik, Kazakhs, dan Tatar. Bahasa resmi yang digunakan adalah bahasa Uzbek yang serumpun dengan bahasa Turki. Namun, karena dulu bekas Uni Soviet sebagian masyarakatnya juga ada yang berbicara dalam bahasa Rusia.

Negara yang kaya akan kekayaan alamnya ini menjadi salah satu saksi naik turunnya peradaban dunia. Selain itu Uzbekistan juga pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam di Asia Tengah. Banyak bukti kejayaan peradaban Islam sejak abad ke-14 di negara bertambang emas terbesar di dunia yang terletak di padang Kyzyl Kum ini.

Baca Juga:  Dialektika Aswaja dan Salafi Wahabi dalam Pengambilan Hukum

Sekarang, tanpa kehilangan aura romantisnya, Uzbekistan telah menjadi sebuah areal industri dengan pengembangan agrikulturnya. Lembah Fergana yang merupakan sebuah oase luas yang memperoleh pengairan dari terusan-terusan dari anak sungai Amudarya dan Syrdarya ini menjadi pusat pertanian dan penghasil kapas.

Kombinasi dari kekunoan dan modernitas yang tumbuh bersama tersebut berusaha menarik kedatangan turis dan bisnisman dari seluruh penjuru dunia. Tak kurang dari empat jam perjalanan udara dari Moskow menuju Tashkent, ibukota negara Uzbekistan, kita dapat mencapai kota terbesar di Asia Tengah ini.

Islam di Uzbekistan

Penduduk Uzbekistan mayoritas memeluk Islam Sunni dengan madzhab Hanafi. Selain itu juga terdapat pemeluk Kristen Orthodoks, Yahudi, bahkan atheis. Pengaruh Islam mulai masuk ke Uzbekistan sekitar abad ke-8 dan banyak meninggalkan kebudayaan Islam, seperti cabang ilmu pengetahuan, agama, dan arsitektur.

Beberapa kota terkenal sebagai kota-kota peradaban Islam. Seperti Samarkand yang merupakan pusat Kekaisaran Timur Lenk (Dinasti Ikhan) dan Ulugbek.

Makam Imam Bukhari, ahli hadist yang terkemuka, pun berada di Samarkand walau ia lahir di Bukhara. Samarkand adalah juga ibukota pertama Uzbekistan. Sedangkan, Bukhara merupakan bekas ibukota keamiran Bukhara.

Selain itu kota Samarkand, Bukhara, dan Khiva juga merupakan pusat peradaban Islam yang dikenal sebagai jalur sutra yang menghubungkan Eropa dan Cina.

Timur Lenk, adalah salah satu kaisar besar asal Uzbekistan, di puncak kekuasaannya ia pernah menjangkau Mongolia, Laut Tengah, selatan Rusia dan India, bahkan akhirnya menaklukkan kemaharajaan Kesultanan Ottoman Turki pada akhir abad ke-14.

Timur Lenk juga menjadi pemimpin spiritual dan ahli strategi perang Uzbekistan yang lahir pada tahun 1336 di masa kejayaan Mongol. Saat itu Timur Lenk juga sangat berambisi untuk menjadikan Samarkand menjadi pusat dunia.

Baca Juga:  Rasulullah Haji Sekali Seumur Hidup, Pertama dan Terakhir Sebelum Wafat

Sebelumnya, Uzbekistan merupakan gabungan dari tiga buah kerajaan Islam yaitu Bukhara, Khiva, dan Kokand, yang pada 1860-1870 diduduki Kekaisaran Rusia.

Kemudian Republik Uzbekistan berdiri pada 1924. Akan tetapi, pada Mei 1925, Uzbekistan dimasukkan menjadi salah satu bagian dari 15 republik dibawah kekuasaan Uni Soviet.

Akhirnya pada 31 Agustus 1991 negara dengan penduduk sebanyak 2 juta jiwa itu menyatakan kemerdekaan dan kedaulatannya terpisah dari Uni Soviet hingga meliputi sebuah daerah otonom Kara Kaplak.

Meski 60 persen penduduknyaMuslim dan berlatar belakang Islam, sejauh ini penghayatan terhadap agama Islam di Uzbekistan belum mendalam karena memang masiih sedikit terpengaruh pada pembatasan kebebasan beragama saatv masih bersama Uni Soviet.

Meski demikian usaha untuk mengembangkan agama Islam mulai terlihat, antara lain peningkatan jumlah pembangunan masjid yang sebelum tahun 1989 hanya berjumlah 160 buah, kini menjadi ribuan masjid.

Selain itu, setelah sekian lama vakum, banyak diaktifkan kembali institusi-institusi pendidikan Islam, seperti madrasah hingga pendirian perguruan tinggi Islam di Tashkent.

Peninggalan Islam di Uzbekistan

Uzbekistan kini menjadi salah satu destinasi favorit di Asia Tengah. Berikut ini adalah 3 tempat penting peninggalan peradaban Islam di negeri kelahiran ilmuwan muslim penemu Aljabar bernama Al-Khwarizmi dan Imam Bukhari.

Makam Imam Bukhari

Makam Imam Al Bukhari terletak di dekat Samarkand. Konon penemuan makan ulama besar ini berkat campur tangan presiden RI pertama Ir. Soekarno. Sejarah lengkap penemuan makam Imam Bukhari bisa baca disini.

Arsitektur yang disajikan menggunakan tradisi dan arsitektur nasional. Kompleks ini terdiri dari masjid, kantor administratif, dan beberapa bangunan lainnya sedangkan makam Imam Al Bukhari berada di tengah kompleks.

Bangunan makam ini berbentuk kubus yang tertutup kubah sepanjang 17 meter. Makam ulama hadits sepanjang masa ini ditutupi dengan marmer dan terletak di atas sebuah panggung. Masjidnya terletak di sisi kiri halaman bagian dalam dengan kapasitas sekitar 1.500 Muslim.

Baca Juga:  Ketika Imam Abu Hanifah Ditimpa Fitnah dan Cobaan

Kota Bukhara

Bukhara terletak tak jauh dari sebuah sungai panjang bernama Sungai Oxus atau Jeyhun atau Mulyan yang mengairi seluruh negeri Asia Tengah bernama. Di kota kelahiran Imam Bukhari ini, terdapat beragam bangunan indah yang menjadi bukti perkembangan peradaban Islam di masa lampau.

Ada banyak bangunan-bangunan unik dan indah seperti Benteng Arc Fortress, Chashma Ayub, Mausoleum Ismail Samani, Masjid Kalon dan Masjid Magoki Attori yang tetap berdiri kokoh di Bukhara sejak berabad-abad lalu. Banyaknya bangunan peninggalan sejarah membuat kota ini ditetapkan menjadi salah satu situs warisan dunia UNESCO.

Kota Samarkand

Samarkand adalah salah satu kota tertua yang terletak di Uzbekistan. Kota ini menjadi terkenal dalam sejarah ke-Islaman masa lalu, karena menjadi tempat penyebaran agama Islam khususnya ke negara-negara Asia Tengah.

Di samping itu, kota tersebut merupakan tempat tinggal para tokoh ulama terkenal. Menilik sejarahnya, Samarkand merupakan ibu kota Transoksania selama lima abad sejak masa Dinasti Saman hingga Dinasti Timur Lenk.

Bukhara dan Samarkand adalah dua kota terpenting di Transoksania. Di sana, terdapat tempat-tempat menarik dan bersejarah seperti alun-alun Registan Square, Gur-e Amir dan makam para raja-raja di Asia Tengah sejak awal tahun 1.400-an.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik