Kecintaan Habib Umar bin Hafidz kepada Nahdlatul Ulama

kecintaan habib umar bin hafidz kepada nahdlatul ulama

Pecihitam.orgBiiradatillah, Nahdlatul Ulama lahir tidak asal deklarasi. Bukan organisasi yang didirikan oleh manusia-manusia biasa. Sebut saja yang sohor sebagai tokoh pendiri sekaligus Rais Akbar (istilah masa itu) kawitan ialah Hadratussyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari. Sosok wali min awliya Allah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Hadratussyaikh sosok sangat ‘alim (al-‘allamah). Menurut Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah KH. Ubaidullah Shodaqoh, kealiman Hadratussyaikh mendekati tingkatan seorang Mujtahid. Hadratussyaikh merupakan seorang Ulama Nusantara yang legitimate memegang sanad kitab Sahih Bukhari dan Sahih Muslim. Beliau sosok Ulama yang hafal ribuan hadits.

Sanad ilmu dua kitab hadits sahih itu diperoleh Hadratussyaikh dari gurunya Syaikh Mahfudh Termas. Sebagaimana terangkum dalam kitab Syaikh Mahfudh Termas Kifayatul Mustafid lima ‘ala minal Asanid.

Kepemilikan sanad ilmu dalam tradisi intelektual Nahdliyyin sangat penting. Itu menjadi legitimasi bahwa sang pemilik sanad punya jalur genealogi keilmuan yang sahih terhubung dengan penulis kitab.

Ada dua tokoh penting di balik kemantapan hati Hadratussyaikh mendirikan Jam’iyyah Nahdlatul Ulama. Yakni Syaikh KH. Muhammad Cholil Bangkalan Madura dan Habib Hasyim bin Yahya Pekalongan.

Baca Juga:  Habib Umar bin Hafidz; Simbol Da'i Masa Kini yang Mewarisi Kelembutan Rasulullah

Sebelum tegar jiwa mendirikan NU, Hadratussyaikh sowan ke dua Ulama tersebut. Dus, Nahdlatul Ulama berdiri atas do’a restu dua Ulama legendaris. Sebagai catatan: Habib Hasyim bin Yahya merupakan kakek Abah Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan.

Tak heran jika NU sangat dekat dan diisi oleh Habaib, dzurriyah Rasulullah SAW. Bahkan Abah Habib Luthfi sangat fanatis kepada NU. Sebab, sebagaimana pengakuan beliau dalam satu ceramahnya, fakta sejarah bahwa kakek Abah Habib Luthfi berandil atas pendirian NU menjadi alasan tersendiri betapa beliau cinta NU. Juga, lanjut beliau, ada tanggung jawab kepada NU.

Jauh berjarak 7.000 Kilometer lebih di negara Yaman sana, juga ada dzurriyah Rasulullah SAW yang amat cinta NU. Adalah Habib Umar bin Hafidz, pengasuh Pondok Pesantren Darul Mustofa, Tarim Hadramaut Yaman. Habib Umar merupakah tokoh Ulama Sunni Ahlussunnah Wal Jama’ah Yaman, bermadzhab Syafi’i. Sama halnya dengan Nahdlatul Ulama dan mayoritas muslim di Indonesia.

Banyak pula santri kelana asal Indonesia yang ngaji kepada Habib Umar. Bahkan menurut Nur Hasan (2019), pelajar atau santri yang pertama kali datang dan mengaji di Darul Mustofa adalah pelajar dari Indonesia. Sekitar tahun 1416 H/1996 M dengan jumlah pelajar 30 orang. Boleh jadi ini salah satu ikatan kuat mengapa hingga sekarang Habib Umar sering berkunjung atau diundang ke Indonesia, NU khususnya.

Baca Juga:  Profil Lengkap Habib Umar bin Hafidz, Nasab Hingga Dakwahnya ke Seluruh Dunia

Hubungan Habib Umar bin Hafidz dengan Nahdlatul Ulama bisa dilacak dari banyak catatan. Yang lebih dekat dijadikan acuan adalah rasa duka mendalam dan do’a Habib Umar tatkala salah seorang tokoh mulia Nahdlatul Ulama KH. Maimoen Zubair wafat tempo kemarin.

Dalam pengajian secara teleconference (online) di gedung PBNU kemarin, Habib Umar menyampaikan duka dan do’a atas kepulangan sosok Ulama Indonesia yang kita cintai itu.

Dalam untai takziahnya, Habib Umar menyebut Mbah Moen sebagai man ikhtarahu Allahu tabaraka wa ta’ala, sosok pilihan Allah Ta’ala, Mbah Moen sebagai al-syaikh, al-kiyai, al-‘allamah, al-mu’ammar. Wafatnya al-‘alim (Mbah Moen) bagi Habib Umar merupakan celah bagi Agama Islam. Sungguh besar simpati beliau al-Habib kepada Mbah Moen, tokoh besar Jam’iyyah Nahdlatil Ulama.

Walau berada jauh di Tarim sana, hubungan Ulama NU dan Habib Umar bin Hafidz tak pernah terputus. Selain banyak santri alumnus Pesantren-pesantren NU yang ngaji di Darul Mustofa, Habib Umar juga mengisi pengajian bulanan di gedung PBNU secara teleconference dari Tarim Yaman.

Baca Juga:  Keabadian Para Alim Ulama di Dunia yang Fana

Kitab yang dikaji adalah anggitan Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari Adabul ‘Alim wal Muta’allim dan karya Imam Yahya Al’Amiri Bahjatul Mahafil. Hal tersebut menjadi bukti ikatan antara Ulama NU dengan Habib Umar bin Hafidz demikian erat.

Itu sebagai simbol kecintaan warga Nahdliyyin kepada dzurriyah Rasulullah SAW, sebagaimana Habib Umar mencintai umat muslim Indonesia pada umumnya, dan khususnya Nahdlatul Ulama. Sebab, apalagi kalau bukan selain karena ilmu dan cinta?

Wallahul Muwaffiq.

Mutho AW

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *