Kisah Terbebasnya Seorang Ibu dari Api Neraka Berkat Bacaan Tahlil

kisah seorang ibu

Pecihitam.org – Salah satu kalimat tayyibah yang biasa kita amalkan setiap hari adalah kalimat tahlil ( Laa ilaha illallah), sebuah kalimat yang mempunyai banyak sekali fadhilah di dalamnya. Kalimat tahlil merupakan suatu bentuk ketulusan kita sebagai seorang hamba terhadap Allah Swt dan dapat menerangi hati kita juga.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Bahkan Rasulullah Saw selalu mengamalkan kalimat tahlil setiap waktu dan menganjurkan bagi kita untuk membaca kalimat tahlil yang di riwayatkan dalam sebuah hadist berikut:

عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : لااله الا الله وحده لا شريك له. له الملك وله الحمد. وهو على كل شيء قدير كل يوم مائة مرة كانت له عدل عشر رقاب وكتب له مائة حسنة ومحي عنه مائة سيئة وكانت له حرزامن النار. يومه ذلك حتى يمسى

“Barang siapa yang membaca laa ilaha illallah wahdah la syarikalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai’in qadir ( tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, bagi-nya kerajaan dan pujian, dan Dia kuasa atas segala sesuatu). Di baca sebanyak 100 kali setiap hari maka hal itu seperti membebaskan budak sebanyak 10 orang, di catat sebagai 100 buah kebaikan, di hapuskan keburukannya 100 keburukan dan ia di jaga dari api neraka pada hari itu sampai waktu sore tiba”. ( HR. Abu Hurairah).

Adapun salah satu ulama yaitu Imam Ibnu Arabi berpesan, apabila seseorang ingin terbebas dari neraka maka ia harus menebusnya dengan membaca kalimat tahlil sebanyak 70 ribu. Pesan Imam Ibnu Arabi tersebut telah di kutip dalam kitab Faidhul Qadir oleh al-Munawi sebagai berikut :

Baca Juga:  Kezuhudan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib

قال ابن عربي : أوصيك أن تخا فظ على أن تشري نفسك من الله بعتق رقبتك من النار بأ تقول لا اله الاالله سبعين ألف مرة فان الله يعتق رقبتك لأورقبة من تقولها عنه بها ورده به خير نبوي

Ibnu Arabi berpesan : Saya berwasiat pada anda untuk melestarikan “pembelian” jiwa anda dari Allah dengan membebaskan jiwa anda dari api neraka. Caranya (membelinya) itu dengan membaca la ilaha illallah (kalimat tahlil) sebanyak tujuh puluh ribu. Allah akan membebaskan jiwa anda atau jiwa orang yang anda bacakan (kalimat tahlil) untuknya. amalan ini juga terdapat dalam sebuah hadis Nabi.” (al-Munawi, Faidhul Qadir)

Imam Ibnu Arabi menyampaikan hal tersebut berdasarkan pada cerita dari Imam Abu al-‘Abbas al-Qasthalani ketika di mesir. Suatu ketika, Abu al-Rabi al-Maliqi yaitu seorang Wali Allah yang telah mencapai ma’rifat, sedang berada pada sebuah meja hidangan makanan.

Baca Juga:  Abu Mugis Al-Husain, Seorang Sufi yang Terkenal Sangat Zuhud pada Masanya

Tiba-tiba ada seorang anak kecil ahli mukasyafah yang menyebutkan zikiran tahlil ini di meja hidangan dekat dengan Abu al-Rabbi al-Maliqi. Namun ketika hendak mengambil makanan, anak tersebut langsung menangis.

Ketika di tanya oleh Abu Al-Rabi al-Maliqi kenapa ia menangis? Anak itu lantas menjawab bahwa dirinya melihat api neraka dan ibunya berada di dalam api neraka tersebut. Mendengar jawaban dari anak ahli mukashyafah tersebut, kemudian Abu al-Rabi al-Maliki berdoa di dalam hatinya,

“Allahumma inni qod ja’altu hadzhihit tahlilah ‘itqo ummihi minannar”
(Ya Allah, aku jadikan tahlilan ini untuk membebaskan ibu anak ini dari api neraka).

Tidak lama kemudian seorang anak kecil tadi tersenyum dan mengatakan bahwa ibunya telah keluar dari api neraka, namun dia sama sekali tidak tahu apa sebabnya? Abu al-Rabi al-Maliqi pun menyampaikan kepada anak kecil tersebut, kalau ternyata hadist tentang bacaan tahlil itu shahih.

Baca Juga:  Ini Kisah Tentang Mukjizat Nabi Nuh AS Yang Sangat Fenomenal

Ibnu al-Arabi pun menanggapi kisah dari Abu al-Arabi al-Maliki tersebut, dengan mengatakan bahwa, “Saya benar-benar mengamalkan kalimat tahlil ini, dan saya sudah merasakan keberkahannya.”

Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik