Quraish Shihab, Syekhul Muballighin, Ulama Penulis Tafsir Almisbah

biografi quraish shihab

Pecihitam.org – Prof. Dr. M. Quraish Shihab merupakan ulama mufassir Sulsel yang berkiprah dalam kancah nasional. Beliau dilahirkan di Rappang-Sidrap tanggal 14 Februari 1944. Berasal dari keluarga keturunan Arab, ayahnya bernama Prof. Dr. Abdurrahman Shihab (1905-1986) yang juga seorang ulama dan guru besar dalam bidang tafsir.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Muhammad Quraish Shihab mengaji al-Qur’an dan kitab kuning langsung dari ayahnya. Pendidikan dasarnya ditempuh di Makassar kemudian dikirim oleh ayahnya mengaji untuk mendalami hadis pada Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih al-Alwi dan Prof. Dr. Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqhiyah di Malang, Jawa Timur tahun 1957 sampai 1959.

Dalam buku Ensiklopedi Ulama Nusantara, Muh. Quraish Shihab mengakui bahwa selain ayahnya, kedua ulama tersebut paling mewarnai corak kehidupannya dalam keilmuan. Bahkan saat menghadapi masalah berat, sering ditemui oleh gurunya bemama Habib Abdul Qadir lewat mimpi.

Kemudian, pada tahun 1959 M. Quraish Shihab meninggalkan Malang menuju Mesir. Beliau masuk di Perguruan Al-Azhar di tingkat Tsanawiyah dan duduk di kelas dua.

Saat kuliah, beliau masuk di Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadis di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Pada tahun 1967 berhasil meraih gelar sarjana (Lc) dan dua tahun berikutnya berhasil menyelesaikan Pascasarjana (S2) bergelar MA dengan tesis berjudul Al-I’jaz at-Tasyri Ii al-Qur’an al-Karim.

Baca Juga:  Ini Tanggapan Atas Tuduhan Syiah Terhadap Prof Quraish Shihab

Setelah berhasil meraih gelar MA di Mesir, beliau dipanggil oleh ayahnya (kala itu menjabat rektor UIN Alauddin Makassar) kembali ke Indonesia untuk mengabdi sebagai dosen sekaligus mendampingi ayahnya sebagai wakil rektor (1972-1980).

Selain jabatan tersebut, Prof. Dr. Muh. Quraish Shihab juga diberi amanah menjadi Koordinator Perguruan Tinggi Islam Swasta (Kopertis) se-Indonesia Timur.

Pada tahun 1980, Muh. Quraish Shihab kembali ke Mesir mengambil gelar doktor di almamaternya, Universitas al Azhar. Hanya dua tahun beliau berhasil meraih gelarnya untuk bidang Ilmu Tafsir al-Qur’an.

Dengan pengetahuan Ilmu Quran yang luas, karier Quraish shihab terbuka lebar. Selain tugas utamanya, mengajar di kampus, ia juga punya kewajiban moral kepada ummat bagaimana mereka bisa memahami ayat-ayat Alquran dalam konteks masyarakatnya. Untuk itu ia juga menulis buku Membumikan Alquran.

Selain buku itu, ia juga menulis puluhan buku-buku Islam lainnya dan yang paling fenomenal ia menerbitkan sebuah buku tafsir Alquran dengan nama Tafsir Almisbah, yaitu tafsir lengkap yang terdiri dari 15 volume dan telah diterbitkan sejak 2003. Ini adalah karya master Quraish yang orang lain jarang menulis tafsir secara utuh terhadap Alquran.

Baca Juga:  Mengenal Said Al Musayyib, Sang Pembesar Tabi’in dan Menantu Abu Hurairah

Prof. Dr. M . Quraish Shihab, MA mendapat penghargaan Fadeli Luran Award sebagai Syekhul Mubalighin, dalam acara Milad 5o Tahun IMMIM dan 40 tahun Pesantren IMMIM Makassar.

Dengan penuh ketawadhuan, Prof. Dr. M. Quraish Shihab sempat mempertimbangkan penghargaan tersebut, betapa beratnya beban seorang mubaligh apalagi memangku kehormatan sebagai syaikhul muballaghin. penghargaan serupa yang pernah diberikan kepada allahuyarham AGH. Sanusi Baco.

Prof. Quraish Shihab cukup tepat mendapat penghargaan Fadeli Luran Award berkat kontribusinya dalam pergerakan dakwah, baik di Sulsel maupun dalam skala nasional.

Di luar intelektualitasnya, karier Quraish Sihab juga berjalan seiring. Ia diangkat menjadi Rektor IAIN Jakarta (kini bernama UIN Jakarta) selama dua periode, 1992-1996, dan 1997-1998. Tak hanya di situ, ia pun diangkat oleh Presiden Soeharto menjadi Menteri Agama RI pada tahun 1998.

Jabatan menteri agama tak lama, karena lengsernya Presiden Soeharto bersamaan berakhirnya rezim Orde Baru pada 1998. Saat lahirnya Era Reformasi, ia ditugaskan menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk negara Republik Arab Mesir.

Baca Juga:  Prof Quraish Shihab: Kesalahpahaman Ajaran Agama Bisa Hambat Lahirnya Persaudaraan Kemanusiaan

Merasa masih belum cukup untuk mengabdi ke ummat, pada Tahun 2004, Quraish Shihab mendirikan Pusat Studi Alquran. Ia pun berharap tempat studi ini melahirkan para penafsir Quran yang tak lepas pada zamannya.

Tujuannya untuk membumikan Alquran kepada masyarakat yang pluralistik dan yang penting ingin menciptakan kader mufasir (ahli tafsir) Alquran yang profesional.

Selain itu, kecerdasan Quraish Shihab terbukti dalam menyampaikan pesan-pesan ilahi. Ia tetap berpenampilan rendah hati. Lihat saja dalam buku-bukunya, bahkan saat tampil di televisi pun ia secara runtun dan jelas menyampaikannya. Ia sosok ulama yang berilmu dan moderat.

M Resky S

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *