Sabar Dalam Islam, Keutamaan dan Kategorinya

Sabar Dalam Islam, Keutamaan dan Kategorinya

PeciHitam.org – Sabar dalam Islam merupakan salah satu diantara sifat yang paling mulia dan utama. Keutamaan sifat ini banyak disebutkan dalam Al-Qur’an, hadits, dan penjelasan para ulama. Menurut pendapat Al-Ghazali, setidaknya ada sekitar tujuh puluh lebih keterangan Al-Qur’an terkait keutamaan sifat sabar, anjuran sabar, dan ganjaran yang akan diperoleh orang yang senantiasa menjaga kesabaran.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Saking mulianya perilaku ini (Sabar), tak heran bila kesabaran selalu diidentikkan dengan keimanan. Seperti yang dikatakan Sahabat Ali bin Abi Thalib RA, “Ketahuilah bahwa kaitan antara kesabaran dan keimanan adalah ibarat kepala dan tubuh. Jika kepala manusia sudah tidak ada, secara langsung tubuhnya juga tidak akan berfungsi. Demikian pula dengan kesabaran. Apabila kesabaran sudah hilang, keimanan pun akan hilang.”

Adapun dalam kitab Ihya Ulumuddin, Al-Ghazali menjelaskan bahwa kesabaran memiliki berbagai macam hukum. Tidak semua bentuk kesabaran yang dianggap baik dan mulia. Ada beberapa bentuk kesabaran yang malah dinilai tidak baik dan kurang tepat. Kesabaran juga sebenarnya harus tahu tempatnya supaya tidak terjebak pada kesabaran yang diharamkan. Al-Ghazali mengatakan sebagai berikut.

Baca Juga:  Begini Hukum Menolak Hasil Pemilu Menurut Analisis Fiqih

واعلم أن الصبر أيضاً ينقسم باعتبار حكمه إلى فرض ونفل ومكروه ومحرم فالصبر عن المحظورات فرض وعلى المكاره نفل والصبر على الأذى المحظور محظور كمن تقطع يده أو يد ولده وهو يصبر عليه ساكتا وكمن يقصد حريمه بشهوة محظورة فتهيج غيرته فيصبر عن اظهاره الغيرة ويسكت على ما يجري على أهله فهذا الصبر محرم

Artinya, “Sabar dapat dibagi menjadi beberapa kategori sesuai dengan hukumnya: sabar wajib, sunah, makruh, dan haram. Sabar dalam menahan diri dari segala sesuatu yang dilarang syariat adalah wajib. Sementara menahan diri dari yang makruh merupakan sabar sunah. Sedangkan menahan diri dari sesuatu yang dapat membahayakan merupakan terlarang (haram) seperti menahan diri ketika disakiti. Misalnya orang yang dipotong tangannya, atau tangan anaknya sementara ia hanya berdiam saja. contoh lainnya, sabar ketika melihat istrinya diganggu orang lain sehingga membangkitkan cemburunya tetapi ia memilih tidak menampakkan rasa cemburunya. Begitu juga orang yang diam saat orang lain mengganggu keluarganya. Semua itu sabar yang diharamkan.”

Baca Juga:  Keutamaan Istighfar Dalam Hadits Rasulullah

Keterangan ini menunjukan bahwa dalam sabar ada tempatnya sendiri. Justru ketika ia bersabar, malah akan terjebak dalam kesalahan dan keharaman. Seperti yang telah dicontohkan di atas, ketika melihat orang yang tertimpa musibah, maka sebaiknya kita langsung menolong orang tersebut, apalagi bila korbannya berada dalam kondisi darurat. Begitu pula ketika seorang istri yang diganggu orang lain. Sabar dalam situasi seperti ini termasuk sabar yang diharamkan berdasarkan penjelasan Al-Ghazali.

Semoga kita menjadi bagian orang-orang yang sabar. Orang-orang yang tidak mudah mengeluh, kecuali hanya pada Allah. Orang-orang yang selalu bermuka riang dan orang-orang yang tidak mudah putus asa. Itulah tanda-tanda orang bersabar. Rasulullah saw sendiri pernah berkata ketika ditanyakan masalah iman kepanya, beliau menjawab:

الإيْمَانُ الصَّبْرُ وَالسّمَاحَةُ

Iman adalah keteguhan hati dalam bersabar dan murah hati

Dan yang pasti Allah swt telah meyiapkan posisi orang-orang sabar di atas standard dengan tiga ratus derajat untuk mereka yang sabar beribadah, enam ratus derajat untuk mereka yang sabar menghindar dari ma’shiat dan sembilan ratus derajat bagi mereka yang sabar atas musibah.

Baca Juga:  Sedekah untuk Orang yang Sudah Meninggal, Apa Benar Pahalanya Bisa Sampai?

Sebagaimana dijelaskan dalam an-Nahl ayat 96:

ولا نجزين الذين صبروا

Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan

Demikianlah pembahasan tentang sabar dalam Islam, semoga dapat memberikan inspirasi kepada kita semua. Renungkanlah bagaimana kesabaran menjadi jalan alternatif dalam menyelasaikan kehidupan manusia.

Mohammad Mufid Muwaffaq

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *