Sepetik Kisah Masa Kecil Nabi Muhammad SAW

masa kecil nabi muhammad

Pecihitam.org – Sudah menjadi tradisi suku Quraisy pada umumnya, bahwa pada hari kedelapan selepas kelahiran seorang bayi maka harus diungsikan ke pedalaman dan baru akan dikembalikan ke ibunya ketika kelak berusia delapan atau sepuluh tahun.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Hal ini juga berlaku pada Muhammad kecil, bayi yang dilahirkan oleh Sayyidah Aminah. Tentu hal ini membuat Siti Aminah gundah. Namun, tradisi tetaplah tradisi, mau tidak mau harus tetap dilaksanakan.

Sayyidah Aminah sadar, hal ini penting untuk dilakukan dan akhirnya Ia pun mengikhlaskan sang putra untuk dikirim ke pedalaman. Selain itu ia tahu bawah tujuan pengungsian putranya ke pedalaman agar kemampuan bahasa sang anak bagus (di pedalaman bahasa yang digunakan masih bahasa arab asli, belum campuran). Selain itu agar sang anak juga bisa mencecap udara pedalaman yang bersih, tidak seperti di kota.

Perawatan masa kecil nabi Muhammad diserahkan kepada Halimah binti Abi Dzua’ib as-Sa’diyah yaitu dari kabilah Bani Sa’d. Sebetulnya, sebelum kedatangan Halimah, sayyidah Aminah telah menyerahkan Muhammad kecil kepada Tsuwaibah, budak perempuan Abu lahab paman Nabi untuk beberapa saat.

Ketika usia Muhammad kecil dua tahun, ia pernah dibawa Halimah kepada ibundanya. Namun, diceritakan bahwa Halimah merayu Aminah agar membiarkan anaknya lebih lama lagi bersamanya, akhirnya Muhammad kecil dibawa lagi oleh Halimah,

Baca Juga:  Meneladani Akhlak Rasulullah dalam Mengemban Misi Dakwah Islam

Layaknya anak-anak lainnya, masa kecil nabi Muhammad saw pun sering bermain bersama dengan saudara-saudara sesusuannya, salah satunya adalah Syaima’. Bahkan suatu ketika Muhammad kecil pernah menggigit saudaranya, Syaima’.

Hal itu dituturkan kembali oleh Syaima’ beberapa puluh tahun kemudian, yaitu saat ia ditahan bersama tawanan Hawazin. Ketika itu, Syaima’ meminta untuk menghadap Rasulullah saw, setelah menghadap Nabi saw, Syaima’ berkata,

“Ya Rasulullah, aku adalah saudara sesusumu.” Lalu Nabi SAW bertanya, “Jika benar engkau saudara sesusuku, apa buktinya?” Syaima’ pun menjawab. “buktinya bekas gigitan di punggungku yang engkau gigit ketika aku menggendonggmu.” Kemudian Nabi saw. pun mengenalinya.

Prof. M. Quraish Shihab menuturkan bahwa pertumbuhan Nabi saw di perkampungan Bani Sa’d sangatlah baik, dalam usia 9 bulan Nabi saw telah dapat berbicara dengan fasih, tidak rewel, juga tidak menangis, kecuali ketika telanjang karena malu dilihat orang.

Selain itu, jika di malam hari dia gelisah, Halimah akan membawanya keluar kemah dan dia pun tenang kembali setelah memandang bintang-bintang langit, dan setelah itu dia akan menutup matanya hingga tertidur.

Oleh Halimah bint sa’diyah, Muhammad kecil diasuh kurang lebih selama tiga tahun. Muhammad SAW tumbuh menjadi anak yang telaten, cepat tanggap, dan jujur. Muhammad kecil juga kerap membantu teman lainnya yang sedang kesusahan dan punya sikap yang bersahaja walaupun ia terkenal memiliki kecerdasan yang luar biasa dibandingkan anak seumurannya.

Baca Juga:  Dahsyatnya Malam Peristiwa Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Dikisahkan suatu ketika, Muhammad kecil sedang bermain dengan anak-anak lain, lalu ia didatangi oleh dua orang yang berbaju putih. Muhammmad kecil itu sempat bertanya, namun tidak dijawab. Dua orang berbaju putih itu berkata dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh Muhammad kecil.

Sontak, hal ini pun membuat Muhammad dan teman-temannya ketakutan. Teman-temannya pun berlari mendatangi rumah Halimah dan menceritakan peristiwa yang baru saja terjadi.

“Saudaraku yang dari Quraisy itu telah diambil oleh dua orang laki-laki” ujar salah seorang dari mereka, agak berteriak.

Halimah pun terkaget merasa khawatir. Namun, ia berusaha tenang.

“Apa benar yang kau katakan?”

“Benar, ia dibawa dan dibaringkan di sebuah batu, dadanya dibedah sambil dibolak-balikkan.”

Seketika itu juga wajah Halimah pucat pasi. Ia pun kemudian berlari menuju tempat yang diceritakan anak-anak itu.
Setelah ia sampai di tempat yang diceritakan. Di sana, ia melihat Muhammad yang terdiam, Halimah pun berusaha menenangkannya.

“Apa yang telah terjadi, Anakku.”

Baca Juga:  Kisah Jalaludin Rumi Hampir Dibunuh Demi Membeli Sebotol Arak

Muhammad melihat wajah Halimah. Kemudian merangkulnya. Lalu, dengan sedikit terbata-bata ia menjawab,”Dua orang itu berbaju putih. Ia berusaha mengambil sesuatu dari tubuhku.”

“Apakah itu?”

“Aku tidak tahu, Ibu.”

Halimah pun merangkulnya sekali lagi. Ia pun sebenarnya ketakutan dan takut jika anak ini sedang kesurupan atau ada keanehan lain yang tidak mengerti.

Akhirnya, ia dan keluarganya bersepakat untuk mengembalikan Muhammad kecil ke Mekkah.

Setelah Muhammad tumbuh dewasa dan diangkat menjadi Nabi dan Rasul, baru ia mengerti bahwa dua orang berbaju putih yang menemuinya saat masih kecil adalah malaikat yang diutus oleh Allah SWT untuk mencari dan mengangkat keburukan dalam hatinya. Semoga bermanfaat. Wallahua’lam biisshawab.

*Dikisahkan ulang dari Sejarah Hidup Muhammad karya Mohammad Husain Haekal

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik