Pecihitam.org – Kandungan Surah Adz-Dzariyat Ayat 31-37 ini, Allah menerangkan bahwa setelah para malaikat pergi kepada kaum Lut untuk menurunkan azab, timbullah tanya jawab di antara mereka tentang caranya menghancurkan orang-orang durhaka, maka Allah memerintahkan agar mereka lebih dahulu mengeluarkan orang-orang yang beriman dari kampung halaman mereka, supaya terhindar dari azab.
Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Adz-Dzariyat Ayat 31-37
Surah Adz-Dzariyat Ayat 31
قَالَ فَمَا خَطۡبُكُمۡ أَيُّهَا ٱلۡمُرۡسَلُونَ
Terjemahan: “Ibrahim bertanya: “Apakah urusanmu hai para utusan?”
Tafsir Jalalain: قَالَ فَمَا خَطۡبُكُم (Ibrahim bertanya, “Apakah urusan kalian) maksudnya, kepentingan kalian َأَيُّهَا ٱلۡمُرۡسَلُونَ (hai para utusan?”);.
Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman seraya menceritakan Ibrahim a.s: قَالَ فَمَا خَطۡبُكُمۡ أَيُّهَا ٱلۡمُرۡسَلُونَ (“Ibrahim bertanya: ‘Apakah urusanmu hai para utusan?’”)
Tafsir Kemenag: Nabi Ibrahim bertanya kepada para malaikat setelah menjamu mereka dengan makanan, akan tetapi makanan yang dihidangkan tidak mereka sentuh, sehingga mendebarkan hati Nabi Ibrahim, kemudian beliau bertanya,
“Apakah ada firman Allah dalam hal ini hai para utusan?” Pada firman Allah yang lain digambarkan sebagai berikut: Maka ketika rasa takut hilang dari Ibrahim dan kabar gembira telah datang kepadanya, dia pun bertanya jawab dengan (para malaikat) Kami tentang kaum Lut. Ibrahim sungguh penyantun, lembut hati dan suka kembali (kepada Allah). Wahai Ibrahim! Tinggalkanlah (perbincangan) ini, sungguh, ketetapan Tuhanmu telah datang, dan mereka itu akan ditimpa azab yang tidak dapat ditolak. (Hud/11: 74 – 76).
Tafsir Quraish Shihab: Ibrâhîm berkata, “Apakah urusan kalian, setelah berita gembira ini, wahai para utusan?”
Surah Adz-Dzariyat Ayat 32
قَالُوٓاْ إِنَّآ أُرۡسِلۡنَآ إِلَىٰ قَوۡمٍ مُّجۡرِمِينَ
Terjemahan: “Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth),
Tafsir Jalalain: قَالُوٓاْ إِنَّآ أُرۡسِلۡنَآ إِلَىٰ قَوۡمٍ مُّجۡرِمِينَ (Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa) kaum yang kafir, mereka adalah kaum Nabi Luth.
Tafsir Ibnu Katsir: قَالُوٓاْ إِنَّآ أُرۡسِلۡنَآ إِلَىٰ قَوۡمٍ مُّجۡرِمِينَ (“Mereka menjawab: ‘Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa.’”)
Tafsir Kemenag: Para malaikat menjawab, bahwa mereka sesungguhnya diutus kepada kaum Lut dengan membawa azab yang sangat pedih disebabkan dosa mereka yang sangat keji yaitu melakukan homoseksual.
Para malaikat itu akan melempari kaum Lut dengan batu-batu berasal dari tanah yang sangat keras yang telah dibakar, dan telah diberi tanda-tanda dari sisi Allah dengan nama-nama orang yang akan dibinasakan yaitu orang-orang yang melampaui batas dalam kedurhakaan. (.
Tafsir Quraish Shihab: Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami diutus kepada suatu kaum yang keterlaluan dalam berbuat maksiat untuk melempar mereka dengan bebatuan yang hanya diketahui bentuknya oleh Allah. Bebatuan tersebut diberi tanda khusus dari Tuhanmu untuk orang-orang yang melampaui batas dalam kejahatan.”
Surah Adz-Dzariyat Ayat 33
لِنُرۡسِلَ عَلَيۡهِمۡ حِجَارَةً مِّن طِينٍ
Terjemahan: “agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah,
Tafsir Jalalain: لِنُرۡسِلَ عَلَيۡهِمۡ حِجَارَةً مِّن طِينٍ (Agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah yang keras) yang dibakar oleh api.
Tafsir Ibnu Katsir: لِنُرۡسِلَ عَلَيۡهِمۡ حِجَارَةً مِّن طِينٍ (“agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah,
Tafsir Kemenag: Para malaikat menjawab, bahwa mereka sesungguhnya diutus kepada kaum Lut dengan membawa azab yang sangat pedih disebabkan dosa mereka yang sangat keji yaitu melakukan homoseksual.
Para malaikat itu akan melempari kaum Lut dengan batu-batu berasal dari tanah yang sangat keras yang telah dibakar, dan telah diberi tanda-tanda dari sisi Allah dengan nama-nama orang yang akan dibinasakan yaitu orang-orang yang melampaui batas dalam kedurhakaan. (.
Tafsir Quraish Shihab: Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami diutus kepada suatu kaum yang keterlaluan dalam berbuat maksiat untuk melempar mereka dengan bebatuan yang hanya diketahui bentuknya oleh Allah. Bebatuan tersebut diberi tanda khusus dari Tuhanmu untuk orang-orang yang melampaui batas dalam kejahatan.
Surah Adz-Dzariyat Ayat 34
مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَ لِلۡمُسۡرِفِينَ
Terjemahan: “yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas”.
Tafsir Jalalain: مُّسَوَّمَةً (Yang ditandai) yang diberi tanda padanya nama orang-orang yang akan dilemparkan عِندَ رَبِّكَ (di sisi Rabbmu) menjadi Zharaf dari lafal yang sebelumnya لِلۡمُسۡرِفِينَ (untuk orang-orang yang melampaui batas”) karena mereka gemar melakukan homosex, dan kekafiran mereka.
Tafsir Ibnu Katsir: مُّسَوَّمَةً (yang musawwamah.”) yakni ditandai, عِندَ رَبِّكَ لِلۡمُسۡرِفِينَ (“Di sisi Rabb-mu untuk [membinasakan] orang-orang yang melampaui batas.”) yakni orang-orang yang nama-nama mereka telah ditulis di sisi Allah. Pada setiap batu tertulis nama orang yang akan ditimpanya.
Tafsir Kemenag: Para malaikat menjawab, bahwa mereka sesungguhnya diutus kepada kaum Lut dengan membawa azab yang sangat pedih disebabkan dosa mereka yang sangat keji yaitu melakukan homoseksual.
Para malaikat itu akan melempari kaum Lut dengan batu-batu berasal dari tanah yang sangat keras yang telah dibakar, dan telah diberi tanda-tanda dari sisi Allah dengan nama-nama orang yang akan dibinasakan yaitu orang-orang yang melampaui batas dalam kedurhakaan. (.
Tafsir Quraish Shihab: IMereka menjawab, “Sesungguhnya kami diutus kepada suatu kaum yang keterlaluan dalam berbuat maksiat untuk melempar mereka dengan bebatuan yang hanya diketahui bentuknya oleh Allah. Bebatuan tersebut diberi tanda khusus dari Tuhanmu untuk orang-orang yang melampaui batas dalam kejahatan.”
Surah Adz-Dzariyat Ayat 35
فَأَخۡرَجۡنَا مَن كَانَ فِيهَا مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
Terjemahan: “Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu.
Tafsir Jalalain: فَأَخۡرَجۡنَا مَن كَانَ فِيهَا (Lalu Kami keluarkan orang-orang yang berada di negeri itu) kampung-kampung Nabi Luth مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (yakni orang-orang yang beriman) karena orang-orang kafirnya akan dibinasakan.
Tafsir Ibnu Katsir: فَأَخۡرَجۡنَا مَن كَانَ فِيهَا مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ (“Lalu kami keluarkan orang-orang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu.”) dan mereka adalah Luth dan keluarganya, kecuali istrinya.
Tafsir Kemenag: Pada ayat ini Allah menerangkan, bahwa setelah para malaikat pergi kepada kaum Lut untuk menurunkan azab, timbullah tanya jawab di antara mereka tentang caranya menghancurkan orang-orang durhaka, maka Allah memerintahkan agar mereka lebih dahulu mengeluarkan orang-orang yang beriman dari kampung halaman mereka, supaya terhindar dari azab.
Para malaikat itu hanya menjumpai sebuah rumah saja yaitu rumah Nabi Lut dengan penghuninya yang muslim sekitar tiga belas orang saja. Mereka yang selamat pada ayat ini disebut sebagai orang Islam yang berserah diri dan tekun melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Pada kedua ayat ini diterangkan bahwa di antara kaum Lut hidup orang-orang Mukminin dan Muslimin. Menurut Muhammad Ali asshabuni, mereka disebut Mukminin (ayat 35) karena mereka mengimani dengan hati, dan mereka disebut sebagai Muslimin (ayat 36) karena mereka mengamalkan ajaran-ajaran Allah dengan anggota tubuh mereka dengan ketaatan.
Hal ini sejalan dengan hadis al-Bukhari dan Muslim yaitu ketika Rasulullah saw ditanya tentang Islam dan Iman: Apakah Islam? beliau menjawab, “Engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat (yang lima waktu), mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadan dan naik haji ke Baitullah.
Dan apakah iman itu? beliau menjawab, Engkau Beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab Nya, para utusan-Nya, hari akhir dan kepada takdir yang baik dan yang buruk dari Allah. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Perlu dijelaskan di sini apabila kata Islam disebut secara sendiri, maka berarti tercakup pengertian iman. Demikian pula dengan kata iman bila disebut sendiri berarti tercakup kata Islam. Tetapi kalau keduanya disebutkan bersamaan, maka keduanya berbeda satu sama lain, masing-masing memiliki artinya sendiri-sendiri, iman berbeda dari Islam. (.
Tafsir Quraish Shihab: Kami memutuskan untuk mengeluarkan orang-orang Mukmin yang ada di negeri itu hingga tidak Kami dapati di situ kecuali penghuni sebuah rumah yang berserah diri.
Surah Adz-Dzariyat Ayat 36
فَمَا وَجَدۡنَا فِيهَا غَيۡرَ بَيۡتٍ مِّنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ
Terjemhan: “Dan Kami tidak mendapati negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang yang berserah diri.
Tafsir Jalalain: فَمَا وَجَدۡنَا فِيهَا غَيۡرَ بَيۡتٍ مِّنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ (Dan Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri) mereka adalah Nabi Luth dan kedua orang putrinya, mereka dinamakan sebagai orang-orang yang beriman dan berserah diri, karena mereka adalah orang-orang yang beriman dengan sepenuh kalbu serta mengamalkan ketaatan dengan semua anggota tubuh mereka.
Tafsir Ibnu Katsir: فَمَا وَجَدۡنَا فِيهَا غَيۡرَ بَيۡتٍ مِّنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ (“Dan Kami tidak mendapati di negeri itu kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri.” Ayat ini dijadikan dalil oleh orang yang berpegang pada pendapat Mu’tazilah yang tidak membedakan antara iman dan Islam, karena mereka itu disebut sebagai orang-orang Muslim dan juga orang-orang Mukmin.
Dan penggunaan ayat tersebut sebagai dalil adalah sangat lemah, karena mereka itu adalah kaum yang beriman. Menurut kami, setiap orang Mukmin itu pasti Muslim, tetapi tidak demikian sebaliknya, yaitu tidak setiap orang Muslim itu Mukmin. Dan perpaduan dua nama dalam ayat tersebut karena keadaan yang khusus, sehingga tidak mutlak pada setiap keadaan.
Tafsir Kemenag: Pada ayat ini Allah menerangkan, bahwa setelah para malaikat pergi kepada kaum Lut untuk menurunkan azab, timbullah tanya jawab di antara mereka tentang caranya menghancurkan orang-orang durhaka, maka Allah memerintahkan agar mereka lebih dahulu mengeluarkan orang-orang yang beriman dari kampung halaman mereka, supaya terhindar dari azab.
Para malaikat itu hanya menjumpai sebuah rumah saja yaitu rumah Nabi Lut dengan penghuninya yang muslim sekitar tiga belas orang saja. Mereka yang selamat pada ayat ini disebut sebagai orang Islam yang berserah diri dan tekun melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Pada kedua ayat ini diterangkan bahwa di antara kaum Lut hidup orang-orang Mukminin dan Muslimin.
Menurut Muhammad Ali asshabuni, mereka disebut Mukminin (ayat 35) karena mereka mengimani dengan hati, dan mereka disebut sebagai Muslimin (ayat 36) karena mereka mengamalkan ajaran-ajaran Allah dengan anggota tubuh mereka dengan ketaatan.
Hal ini sejalan dengan hadis al-Bukhari dan Muslim yaitu ketika Rasulullah saw ditanya tentang Islam dan Iman: Apakah Islam? beliau menjawab, “Engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat (yang lima waktu), mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadan dan naik haji ke Baitullah.
Dan apakah iman itu? beliau menjawab, Engkau Beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab Nya, para utusan-Nya, hari akhir dan kepada takdir yang baik dan yang buruk dari Allah. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Perlu dijelaskan di sini apabila kata Islam disebut secara sendiri, maka berarti tercakup pengertian iman. Demikian pula dengan kata iman bila disebut sendiri berarti tercakup kata Islam. Tetapi kalau keduanya disebutkan bersamaan, maka keduanya berbeda satu sama lain, masing-masing memiliki artinya sendiri-sendiri, iman berbeda dari Islam. (.
Tafsir Quraish Shihab: Kami memutuskan untuk mengeluarkan orang-orang Mukmin yang ada di negeri itu hingga tidak Kami dapati di situ kecuali penghuni sebuah rumah yang berserah diri.
Surah Adz-Dzariyat Ayat 37
وَتَرَكۡنَا فِيهَآ ءَايَةً لِّلَّذِينَ يَخَافُونَ ٱلۡعَذَابَ ٱلۡأَلِيمَ
Terjemahan: “Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih.
Tafsir Jalalain: وَتَرَكۡنَا فِيهَآ (Dan Kami tinggalkan pada negeri itu) sesudah semua orang-orang kafir dibinasakan ءَايَةً (suatu tanda) yakni tanda yang menunjukkan bahwa mereka telah dibinasakan لِّلَّذِينَ يَخَافُونَ ٱلۡعَذَابَ ٱلۡأَلِيمَ (bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih) hingga hal itu dijadikan sebagai peringatan buat mereka, supaya mereka tidak melakukan perbuatan yang sama.
Tafsir Ibnu Katsir: Dan firman Allah Ta’ala: وَتَرَكۡنَا فِيهَآ ءَايَةً لِّلَّذِينَ يَخَافُونَ ٱلۡعَذَابَ ٱلۡأَلِيمَ (“Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih.”) maksudnya, Kami jadikan negeri itu sebagai pelajaran tentang sesuatu yang Kami turunkan kepada mereka berupa siksaan dan adzab serta batu-batu [berasal] dari tanah yang terbakar.
Dan Kami jadikan tempat mereka bagaikan danau yang berbau busuk. Dan pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang beriman. لِّلَّذِينَ يَخَافُونَ ٱلۡعَذَابَ ٱلۡأَلِيمَ (“Yaitu orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih”)
Tafsir Kemenag: Pada ayat ini Allah swt menerangkan, bahwa peristiwa penghancuran kaum Lut hendaknya dijadikan peringatan bagi orangorang yang takut kepada Allah, dan bekas-bekas peristiwa itu dapat dilihat tanda-tandanya yaitu tumpukan batu-batu tempat diturunkan azab yang telah amblas (masuk ke dalam bumi) dan berbentuk sebuah danau yaitu danau Tabariyah (laut mati).
Ayat ini mengandung isyarat, bahwa jika pada sebuah kota terdapat unsur kekafiran dan kefasikan yang sudah merajalela, maka jumlah orang Mukmin yang sedikit tidak dapat menghalang-halangi datangnya azab, dan bila mayoritas penduduknya terdiri dari umat yang saleh, maka mereka dapat terpelihara dari azab, walaupun terdapat di dalamnya beberapa orang yang durhaka kepada Tuhan.
Tafsir Quraish Shihab: Kami tinggalkan di negeri itu tanda kehancuran penduduknya agar orang-orang yang takut akan siksa pedih dapat menjadikannya pelajaran.
Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Adz-Dzariyat Ayat 31-37 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 663-664 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 662 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 661 – Kitab Adzan - 30/08/2020