Surah Al-Ahzab Ayat 41-44; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Ahzab Ayat 41-44

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Ahzab Ayat 41-44 ini, Allah menganjurkan kepada semua orang beriman yang membenarkan Allah dan rasul-Nya supaya banyak zikir mengingat Allah dengan menyebut nama-Nya sebanyak-banyaknya dengan hati dan lidah pada setiap keadaan dan setiap waktu.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah menjelaskan bahwa Dialah yang memberikan rahmat kepada orang-orang yang beriman dan menguji mereka di hadapan malaikat yang berada di langit. Para malaikat pun memohonkan ampun untuk mereka supaya Allah mengeluarkan mereka dengan taufik, hidayah, dan rahmat-Nya dari kegelapan kekafiran kepada cahaya keimanan.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Ahzab Ayat 41-44

Surah Al-Ahzab Ayat 41
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرًا كَثِيرًا

Terjemahan: Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.

Tafsir Jalalain: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرًا كَثِيرًا (Hai orang-orang yang beriman! Berzikirlah dengan menyebut nama Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.).

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman untuk memperbanyak berdzikir kepada Rabb mereka Tabaaraka wa Ta’ala yang telah memberikan berbagai macam nikmat dan kenikmatan kepada mereka, karena hal itu mengandung pahala yang besar dan tempat tinggal yang indah.

Imam Ahmad meriwAyatkan, ‘Abdurrahman bin Mahdi bercerita kepada kami, bahwa Mu’awiyah bin Shalih paman ‘Amr bin Qais berkata, aku mendengar ‘Abdullah bin Bisyr berkata, dua orang Arab desa datang menemui Rasulullah saw. Salah satunya berkata: “Ya Rasulallah, manusia manakah yang lebih baik?”

Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang panjang umurnya dan baik amalnya.” Sedangkan yang lainnya bertanya: “Ya Rasulallah, sesungguhhnya syariat-syariat Islam itu banyak, Maka perintahkanlah kepadaku urusan yang harus aku pegang.” Beliau menjawab: “Lisanmu senantiasa basah dengan dzikir kepada Allah Ta’ala.” (at-Tirmidzi dan Ibnu Majah meriwAyatkan bagian kedua dari hadits Mu’awiyah bin Shalih. At-Tirmidzi berkata: “Hadits hasan gharib.”)

Imam Ahmad meriwAyatkan, bahwa ‘Abdullah bin ‘Amr ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Tidaklah satu kaum duduk-duduk di satu majelis dan tidak berdzikir kepada Allah Ta’ala kecuali mereka akan melihat penyesalan pada hari kiamat.”

‘Ali bin Abi Thalhah berkata, dari Ibnu ‘Abbas ra. tentang firman Allah:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرًا كَثِيرًا (“hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah [dengan menyebut nama] Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya.”) sesungguhnya Allah Ta’ala tidak menetapkan sesuatu yang fardlu kepada hamba-Nya kecuali Allah menjadikan hal itu memiliki batas tertentu.

Kemudian Allah mengecualikan pelakunya pada kondisi-kondisi udzur selain dzikir, karena Allah tidak menjadikannya batas-batas tertentu dan tidak ada seorang pun yang meninggalkannya kecuali terpaksa meninggalkannya.

فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمۡ (“Ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.”)(an-Nisaa’: 103). Di waktu malam dan siang, di darat dan di laut, di saat musafir dan di saat mukim, di saat kaya dan di saat miskin, di saat sakit dan di saat sehat, di waktu rahasia dan terang-terangan serta dalam segala hal.

Tafsir Kemenag: Pada Ayat ini, Allah menganjurkan kepada semua orang beriman yang membenarkan Allah dan rasul-Nya supaya banyak zikir mengingat Allah dengan menyebut nama-Nya sebanyak-banyaknya dengan hati dan lidah pada setiap keadaan dan setiap waktu. Sebab, Allah-lah yang melimpahkan segala nikmat kepada mereka yang tidak terhingga banyaknya. Mereka diperintahkan bertasbih kepada-Nya dengan pengertian membersihkan dan menyucikan Allah dari segala sesuatu yang tidak pantas bagi-Nya.

Berzikir dan bertasbih ini dilakukan di pagi hari ketika baru bangun dari tidur, sebab ketika itu seakan-akan seseorang hidup kembali setelah mati, untuk menghadapi hidup yang baru. Diperintahkan juga bertasbih pada sore hari karena pada saat itu seseorang telah selesai mengerjakan bermacam-macam pekerjaan sepanjang hari.

Zikir pada waktu itu merupakan tanda bersyukur kepada Allah atas limpahan taufik dan hidayah-Nya sehingga dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik, dan dapat memperoleh rezeki untuk keperluan hidupnya dan nafkah bagi keluarganya.

Baca Juga:  Surah Al-Ahzab Ayat 37; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Dengan banyak zikir, ia dapat menghambakan diri kepada Allah dan untuk menghadapi alam akhirat. Di samping itu, ia dapat pula meneliti perbuatan yang sudah dilaksanakan sehingga dapat mengusahakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan bagi hari-hari yang akan datang.

Tafsir Quraish Shihab: Wahai orang-orang yang beriman, pujilah Allah dengan bermacam pujian yang baik dan perbanyaklah pujian pada-Nya. Sucikanlah Allah dari segala sifat yang tidak layak bagi diri-Nya sejak dini hari hingga akhir malam.

Surah Al-Ahzab Ayat 42
وَسَبِّحُوهُ بُكۡرَةً وَأَصِيلًا

Terjemahan: Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.

Tafsir Jalalain: وَسَبِّحُوهُ بُكۡرَةً وَأَصِيلًا (Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang) yakni pada permulaan siang dan akhir siang.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَسَبِّحُوهُ بُكۡرَةً وَأَصِيلًا (“dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.”)

Jika kalian melakukan hal tersebut, niscaya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat kepada kalian. Hadits-hadits, Ayat-Ayat dan atsar-atsar yang memberikan anjuran dzikir kepada Allah Ta’ala banyak sekali. Di dalam Ayat yang mulia ini terdapat dorongan untuk memperbanyak hal tersebut, dan banyak pula ulama yang menyusun dzikir-dzikir yang berkaitan dengan doa malam dan siang, seperti an-Nasa’i, al-Ma’mari dan selain keduanya. di antara kitab-kitab terbaik yang disusun dalam masalah tersebut adalah kitab al-Adzkar, karya Shaikh Muhyiddin an-Nawawi.

Firman Allah: وَسَبِّحُوهُ بُكۡرَةً وَأَصِيلًا (“dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.”) yaitu di saat pagi dan petang, seperti firman Allah: “Maka bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di petang hari dan di waktu kamu berada di waktu shubuh dan bagi-Nyalah segala puji di langit dan di bumi dan di waktu kamu berada di petang hari dan di waktu kamu berada di waktu dhuhur.” (ar-Ruum: 17-18)

Tafsir Kemenag: Pada Ayat ini, Allah menganjurkan kepada semua orang beriman yang membenarkan Allah dan rasul-Nya supaya banyak zikir mengingat Allah dengan menyebut nama-Nya sebanyak-banyaknya dengan hati dan lidah pada setiap keadaan dan setiap waktu. Sebab, Allah-lah yang melimpahkan segala nikmat kepada mereka yang tidak terhingga banyaknya. Mereka diperintahkan bertasbih kepada-Nya dengan pengertian membersihkan dan menyucikan Allah dari segala sesuatu yang tidak pantas bagi-Nya.

Berzikir dan bertasbih ini dilakukan di pagi hari ketika baru bangun dari tidur, sebab ketika itu seakan-akan seseorang hidup kembali setelah mati, untuk menghadapi hidup yang baru. Diperintahkan juga bertasbih pada sore hari karena pada saat itu seseorang telah selesai mengerjakan bermacam-macam pekerjaan sepanjang hari.

Zikir pada waktu itu merupakan tanda bersyukur kepada Allah atas limpahan taufik dan hidayah-Nya sehingga dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik, dan dapat memperoleh rezeki untuk keperluan hidupnya dan nafkah bagi keluarganya.

Dengan banyak zikir, ia dapat menghambakan diri kepada Allah dan untuk menghadapi alam akhirat. Di samping itu, ia dapat pula meneliti perbuatan yang sudah dilaksanakan sehingga dapat mengusahakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan bagi hari-hari yang akan datang.

Tafsir Quraish Shihab: Wahai orang-orang yang beriman, pujilah Allah dengan bermacam pujian yang baik dan perbanyaklah pujian pada-Nya. Sucikanlah Allah dari segala sifat yang tidak layak bagi diri-Nya sejak dini hari hingga akhir malam.

Surah Al-Ahzab Ayat 43
هُوَ ٱلَّذِى يُصَلِّى عَلَيۡكُمۡ وَمَلَٰٓئِكَتُهُۥ لِيُخۡرِجَكُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ وَكَانَ بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَحِيمًا

Terjemahan: Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.

Tafsir Jalalain: هُوَ ٱلَّذِى يُصَلِّى عَلَيۡكُمۡ (Dialah Yang memberi rahmat kepada kalian) yang membelaskasihani kalian وَمَلَٰٓئِكَتُهُۥ (dan malaikat-Nya) memohonkan ampunan buat kalian لِيُخۡرِجَكُم (supaya Dia mengeluarkan kalian) supaya Dia terus menerus mengeluarkan kalian مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ (dari kegelapan) yakni kekafiran إِلَى ٱلنُّورِ (kepada cahaya) yaitu keimanan. وَكَانَ بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَحِيمًا (Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman).

Baca Juga:  Surah Al-Ahzab Ayat 57-58; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: هُوَ ٱلَّذِى يُصَلِّى عَلَيۡكُمۡ وَمَلَٰٓئِكَتُهُۥ (“Allah-lah yang memberi rahmat kepadamu dan Malaikat-Nya [memohon ampunan untukmu].”) ini adalah dorongan untuk berdzikir, yaitu bahwa Allah akan mengingat kalian, maka berdzikirlah kalian kepada-Nya, seperti firman Allah swt: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat [pula] kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari [nikmat]Ku.” (al-Baqarah: 152)

Nabi bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: ‘Barangsiapa yang mengingat-Ku dalam dirinya, nisccaya Aku akan mengingatnya di dalam diri-Ku. Dan barangsiapa yang mengingat-Ku di satu tempat, niscaya Aku akan mengingatnya di satu tempat yang lebih baik dari itu.’”

Shalawat dari Allah adalah pujian-Nya kepada seorang hamba di sisi para malaikat. Demikian yang diceritakan oleh al-Bukhari dari Abul ‘Aliyah dan diriwAyatkan oleh Abu Ja’far ar-Razi, dari ar-Rabi’ bin Anas. Sedangkan ulama lain berkata: “Shalawat dari Allah swt. adalah rahmat.” Dikatakan bahwa pendapat ini tidak saling bertentangan. wallaaHu a’lam.

Sedangkan shalawat para malaikat adalah doa dan permohonan ampun untuk manusia, seperti firman Allah Tabaaraka wa Ta’ala:
“(malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan Malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan Kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, Maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala, Ya Tuhan Kami, dan masukkanlah mereka ke dalam syurga ‘Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua.

Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu Maka Sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan Itulah kemenangan yang besar”. (al-Mu’min: 7-9)

Firman Allah: لِيُخۡرِجَكُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ (“Supaya Allah mengeluarkanmu dari kegelapan kepada cahaya [yang terang].”) yaitu dengan sebab rahmat dan pujiannya kepada kalian serta doa para malaikat untuk kalian, Allah mengeluarkan kalian dari gelapnya kejahilan dan kesesatan kepada cahaya petunjuk dan keyakinan.

وَكَانَ بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَحِيمًا (“Dan adalah Allah Mahapenyayang kepada orang-orang yang beriman.”) yaitu di dunia dan di akhirat. Di dunia Allah memberikan mereka petunjuk kepada kebenaran dan yang tidak diketahui oleh orang lain, serta memperlihatkan kepada mereka selain mereka dari para penyeru kekufuran, bid’ah serta pengikut mereka tersesat dan berpaling dari jalan itu.

Sedangkan rahmatnya kepada mereka di akhirat adalah diberi-Nya keamanan dari kekagetan yang dahsyat serta memerintahkan para malaikat untuk menyampaikan kabar gembira berupa keberuntungan surga dan keselamatan dari api neraka. hal itu tidak lain karena kecintaan dan kasih sayang-Nya kepada mereka.

Di dalam shahih al-Bukhari dari Amirul Mukminin ‘Umar bin al-Khaththab ra. bahwa Rasulullah saw. melihat seorang wanita tawanan meraih anak bayinya, didekap dan disusuinya, maka Rasulullah saw. bersabda: “Apakah engkau melihat wanita ini akan melemparkan anaknya ke dalam api, padahal ia mampu?” Mereka menjawab: “Tidak.” Rasulullah saw. bersabda: “Demi Allah, Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada wanita ini kepada anaknya.”

Tafsir Kemenag: Allah menjelaskan bahwa Dialah yang memberikan rahmat kepada orang-orang yang beriman dan menguji mereka di hadapan malaikat yang berada di langit. Para malaikat pun memohonkan ampun untuk mereka supaya Allah mengeluarkan mereka dengan taufik, hidayah, dan rahmat-Nya dari kegelapan kekafiran kepada cahaya keimanan.

Baca Juga:  Surah Al-Ahzab Ayat 18-19; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Dia Maha Penyayang kepada seluruh kaum Muslimin di dunia dan akhirat. Di dunia, Allah memberi petunjuk kepada mereka pada jalan yang benar, dan di akhirat, Ia memberi keselamatan bagi mereka dari kegoncangan dan malapetaka yang hebat.

Tafsir Quraish Shihab: Allah menjelaskan bahwa Dialah yang memberikan rahmat kepada orang-orang yang beriman dan menguji mereka di hadapan malaikat yang berada di langit. Para malaikat pun memohonkan ampun untuk mereka supaya Allah mengeluarkan mereka dengan taufik, hidayah, dan rahmat-Nya dari kegelapan kekafiran kepada cahaya keimanan.

Dia Maha Penyayang kepada seluruh kaum Muslimin di dunia dan akhirat. Di dunia, Allah memberi petunjuk kepada mereka pada jalan yang benar, dan di akhirat, Ia memberi keselamatan bagi mereka dari kegoncangan dan malapetaka yang hebat.

Surah Al-Ahzab Ayat 44
تَحِيَّتُهُمۡ يَوۡمَ يَلۡقَوۡنَهُۥ سَلَٰمٌ وَأَعَدَّ لَهُمۡ أَجۡرًا كَرِيمًا

Terjemahan: Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah: Salam; dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka.

Tafsir Jalalain: تَحِيَّتُهُمۡ (Salam penghormatan kepada mereka) dari Allah swt. يَوۡمَ يَلۡقَوۡنَهُۥ سَلَٰمٌ (pada hari mereka menemui-Nya ialah “Salaam”) melalui lisan Malaikat وَأَعَدَّ لَهُمۡ أَجۡرًا كَرِيمًا (dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka) yaitu surga.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: تَحِيَّتُهُمۡ يَوۡمَ يَلۡقَوۡنَهُۥ سَلَٰمٌ (“Salam penghormatan kepada mereka [orang-orang Mukmin itu] pada hari mereka menemui-Nya adalah: ‘Salam.’”) yang jelas bahwa yang dimaksud adalah ucapan salam mereka dari Allah Ta’ala pada hari mereka menjumpai keselamatan, yaitu pada hari Allah mengucapkan salam kepada mereka, sebagaimana Allah berfirman: سَلَٰمٌ قَوۡلًا مِّن رَّبٍّ رَّحِيمٍ (“[Kepada mereka dikatakan]: ‘Salam.’ Sebagai ucapan selamat dari Rabb yang Mahapenyayang.”) (Yaasiin: 58)

Qatadah menyangka bahwa yang dimaksud adalah, sebagian mereka mengucapkan salam kepada sebagian yang lain pada hari mereka berjumpa dengan Allah di hari akhirat. Itulah yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Ibnu Katsir berkata: “Dia berdalil dengan firman Allah Ta’ala: ‘Doa mereka di dalamnya adalah: SubhaanakallaaHumma, dan salam penghormatan mereka adalah: ‘Salaam.’ Dan penutup doa mereka adalah: ‘alhamdu lillaaHir rabbil ‘aalamiin.’ (Yunus: 10).”

Dan firman-Nya: وَأَعَدَّ لَهُمۡ أَجۡرًا كَرِيمًا (“Dan Allah menyediakan pahala yang mulia bagi mereka.”) yaitu surga, serta makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, pernikahan, kelezatan dan pemandangan yang belum pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terlintas di hati manusia.

Tafsir Kemenag: Apabila orang-orang mukmin masuk halaman surga, para malaikat memberi penghormatan kepada mereka dengan ucapan “salam” seperti dalam firman Allah:

Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan), “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.” Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu. (ar-Ra’d/13: 23-24)

Allah menyediakan pahala bagi mereka di akhirat yang datangnya tanpa diminta terlebih dahulu. Mereka merasakan nikmat dari kelezatan makanan, minuman, pakaian, dan tempat-tempat kediaman di dalam surga yang luas sekali. Kenikmatan surga itu belum pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, ataupun terlintas dalam hati.

Tafsir Quraish Shihab: Kata penghormatan dari Allah di hari perjumpaan mereka dengan-Nya adalah ucapan kedamaian (salâm). Allah menyediakan ganjaran yang penuh kemurahan sebagai karunia dari-Nya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Ahzab Ayat 41-44 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S