Surah Al-Anfal Ayat 47-49; Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an

Surah Al-Anfal Ayat 47-49

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Anfal Ayat 47-49 ini menjelaskan bahwa Allah SWT melarang kaum Muslimin untuk bertasyabbuh atau menyerupai orang-orang musyrik, yang keberangkatan mereka dari negerinya dalam keadaan menentang kebenaran.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Anfal Ayat 47-49

Surah Al-Anfal Ayat 47
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بَطَرًا وَرِئَاءَ النَّاسِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ

Terjemahan: Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya’ kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan.

Tafsir Jalalain: وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ خَرَجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ (Dan janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya) untuk tujuan melindungi kafilah perdagangan milik mereka, dan mereka tidak mau kembali ke kampung halamannya sesudah kafilah perdagangan mereka selamat dari sergapan pasukan kaum Mukminin

بَطَرًا وَرِئَاءَ النَّاسِ (dengan rasa angkuh dan dengan maksud ria kepada manusia) yang mereka telah mengatakan, “Kami tidak akan kembali sebelum meminum khamar, menyembelih unta dan para penyanyi wanita menghibur kami dengan musik dan nyanyiannya di Badar nanti.” Kemudian hal tersebut tersiar beritanya di kalangan orang-orang banyak

وَيَصُدُّونَ (serta menghalangi) orang-orang عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ (dari jalan Allah. Dan ilmu Allah terhadap apa yang mereka kerjakan) boleh dibaca يَعْمَلُونَ dan boleh pula ta’maluuna (Maha Meliputi) melalui ilmu-Nya, Dia akan membalas semua amal perbuatan mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: Setelah menyuruh orang-orang yang beriman untuk senantiasa ikhlas dalam berperang dan banyak berdzikir kepada-Nya, Allah berfirman, melarang mereka bertasyabbuh (menyerupai) orang-orang musyrik, yang keberangkatan mereka dari negerinya dalam keadaan menentang kebenaran.

وَرِئَاءَ النَّاسِ (Dan dengan maksud riya kepada manusia) Yaitu, berbangga-bangga dan menyombongkan diri kepada mereka. Sebagaimana yang dikatakan Abu Jahal ketika dikatakan kepadanya: “Sesungguhnya kafilah itu telah selamat, maka pulanglah kalian kembali”.

Dan kemudian Abu Jahal menjawab: “Tidak, demi Allah, kami tidak akan pulang sehingga kami mendatangi air di Badar, menyembelih binatang ternak, meminum khamr, mendengarkan musik, sehingga bangsa Arab akan berbicara tentang kedudukan kami di sana dan tentang hari-
hari kemenangan kita selamanya”.

Kemudian hal itu berbalik total, karena tatkala mereka mendatangi sumber air di Badar, mereka hanya mendatangi kematian. Dan mereka tertumpuk di lembah Badar dalam keadaan hina, kerdil dan celaka di dalam siksa yang abadi.

Baca Juga:  Seri Tadabbur Al Qur'an; Surah Ali Imran Ayat 84-91

Oleh karena itu Allah berfirman: وَاللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ (Dan ilmu Allah meliputi apa yang mereka kerjakan) Yaitu, mengetahui tujuan dan maksud mereka. Oleh karena itu, Allah membalas tindakan mereka tersebut dengan balasan yang seburuk-buruknya kepada mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Janganlah kalian bersikap seperti orang yang meninggalkan tempat tinggalnya dengan membangga- banggakan kekayaan, kekuatan dan kesenangan hidup, lalu memamerkannya pada khalayak ramai, agar mendapatkan sanjungan mereka.

Dengan berbuat demikian, sesungguhnya dia telah merintangi manusia dari jalan Allah dan agama Islam. Akan tetapi Allah Maha Meliputi mereka dengan ilmu dan kekuasaan-Nya. Dia akan memberikan balasan kepada mereka di dunia dan akhirat.

Surah Al-Anfal Ayat 48
وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌ لَكُمْ ۖ فَلَمَّا تَرَاءَتِ الْفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ وَقَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكُمْ إِنِّي أَرَىٰ مَا لَا تَرَوْنَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ ۚ وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Terjemahan: Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: “Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu”. Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: “Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah”. Dan Allah sangat keras siksa-Nya.

Tafsir Jalalain: وَ (Dan) ingatlah إِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ (ketika setan menjadikan mereka memandang baik) yakni iblis أَعْمَالَهُمْ (pekerjaan mereka) iblis memberikan semangat kepada mereka untuk menghadapi kaum Muslimin, hal itu dilakukannya ketika mereka merasa takut untuk keluar berperang melawan musuh-musuh mereka Bani Bakar

وَقَالَ (dan mengatakan,) kepada mereka لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌ لَكُمْ (“Tidak ada seorang manusia pun yang dapat menang terhadap kalian pada hari ini, dan sesungguhnya aku ini adalah pelindung kalian.”) iblis mendatangi mereka dalam bentuk seseorang dari kalangan kabilah Kinanah, yaitu berupa Suraqah bin Malik pemimpin dari orang-orang Kinanah.

فَلَمَّا تَرَاءَتِ (Maka tatkala saling lihat-melihat) saling berhadap-hadapan الْفِئَتَانِ (kedua pasukan itu) pasukan kaum Muslimin dan pasukan kaum kafir dan iblis melihat malaikat berada pada pihak pasukan kaum Muslimin sedangkan pada saat itu tangannya diapit oleh tangan Harits bin Hisyam

Baca Juga:  Surah Al-Anfal Ayat 34-35; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

نَكَصَ (setan itu berbalik) kembali عَلَىٰ عَقِبَيْهِ (ke belakang) lari وَقَالَ (seraya berkata,) tatkala mereka, yaitu pasukan kaum kafir berkata kepadanya, “Apakah engkau mau membuat kami terhina (kalah) dalam keadaan begini.”

إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكُمْ (“Sesungguhnya saya berlepas diri dari kalian) dari melindungi kalian إِنِّي أَرَىٰ مَا لَا تَرَوْنَ (sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat) yaitu para malaikat إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ (sesungguhnya saya takut kepada Allah.”) Dia akan membinasakan saya وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ (Dan Allah sangat keras siksa-Nya).

Tafsir Quraish Shihab: Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah ketika setan menjadikan perbuatan orang-orang musyrik itu indah dalam pendangan mereka, melalui bisikan dan rayuannya. Setan berkata kepada mereka, “Tidak ada yang akan mengalahkan kalian.”

Setan juga menegaskan kepada mereka bahwa dia adalah pelindung mereka, tapi ternyata, saat kedua pasukan saling berhadapan di medan perang, tampaklah kepalsuan janji, tipu daya dan bisikan setan itu. Mereka pun melarikan diri dari pertempuran. Setan takut Allah menghancurkannya. Sesungguhnya, siksan Allah amat keras.

Surah Al-Anfal Ayat 49
إِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ غَرَّ هَٰؤُلَاءِ دِينُهُمْ ۗ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Terjemahan: (Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: “Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya”. (Allah berfirman): “Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Tafsir Jalalain: إِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ (Ingatlah ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata,) lemah keyakinan غَرَّ هَٰؤُلَاءِ (“Mereka itu ditipu) yakni kaum Muslimin دِينُهُمْ (oleh agamanya) sebab mereka mau keluar untuk berperang sekalipun jumlah mereka sedikit sedangkan jumlah musuh yang dihadapinya sangat besar bilangannya. Mereka menduga bahwa diri mereka pasti menang oleh sebab jumlah mereka. Maka Allah menjawab mereka melalui firman selanjutnya,

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ (Barang siapa yang bertawakal kepada Allah) percaya bahwa bersama dengan Allah pasti ia menang فَإِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ (maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa) menguasai semua perkara-Nya حَكِيمٌ (lagi Maha Bijaksana”) di dalam ciptaan-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: إِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ غَرَّ هَٰؤُلَاءِ دِينُهُمْ (Ingatlah, ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: Mereka itu orang-orang mukmin ditipu oleh agamanya)

Baca Juga:  Surah As-Saffat Ayat 1-5; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Ali bin Abi Thalhah menceritakan, dari Ibnu Abbas mengenai ayat tersebut di atas, ia menuturkan: “Ketika kaum kafir dan kaum muslimin sudah saling mendekat, maka Allah menjadikan kaum muslimin berjumlah sedikit di mata orang-orang musyrik dan Allah pun menjadikan jumlah orang-orang musyrik berjumlah sedikit dalam pandangan mata kaum muslimin. Kemudian orang-orang musyrik mengatakan: Mereka itu (kaum muslimin) telah ditipu oleh agama mereka.

Mereka katakan hal tersebut karena dalam pandangan mereka kaum muslimin berjumlah sedikit. Sehingga dengan demikian itu, mereka menyangka bahwa mereka akan dapat mengalahkan kaum muslimin tanpa kesulitan sedikit pun”.

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ (Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah) Yakni, bersandar kepada-Nya. فَإِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ (Maka sesungguhnya Allah Mahaperkasa) Maksudnya, Allah tidak dapat dianiaya orang yang bersandar kepada-Nya, karena Allah Ta’ala Mahaperkasa, Maha Menolak dan Maha Agung kekuasaan-Nya.

حَكِيمٌ (Lagi Mahabijaksana) Yaitu dalam semua perbuatan-Nya, di mana Allah tidak meletakkan sesuatu melainkan pada tempatnya, sehingga Allah tidak memenangkan suatu kaum melainkan kaum yang memang berhak mendapatkan kemenangan, serta menghinakan kaum yang memang berhak memperolehnya.

Tafsir Quraish Shihab: Wahai Rasul, dengarkanlah kata-kata orang munafik dan lemah iman saat mereka menyaksikan keberanian dan kegigihan orang-orang beriman, “Orang-orang Muslim itu tertipu oleh agama mereka sendiri.”

Akan tetapi, sesungguhnya orang-orang yang menyerahkan segala urusan mereka kepada Allah dengan penuh keimanan dan harapan, serta menyandarkan diri hanya kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupkan segala kebutuhan dan memenangkan atas musuh-musuh mereka. Sesungguhnya Allah Mahakuat kekuasaan-Nya dan Mahabijaksana dalam pemeliharaan-Nya.

Alhamdulillah, demikianlah telah kita tadabburi bersama Surah Al-Anfal Ayat 47-49 berdasarkan Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Quraish Shihab dan Tafsir Jalalain. Semoga menambah kecintaan kita terhadap Al-Qur’an dan semakin meningkatkan Iman kita. Amin.

M Resky S