Surah An-Nur Ayat 16-18; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah An-Nur Ayat 16-18

Pecihitam.org – Kandungan Surah An-Nur Ayat 16-18 ini, diterangkan bahwa Allah menyayangkan sikap sebagian kaum Muslimin yang tidak menyetop membicarakan fitnah itu dan tidak merasa layak memperkatakan dan menyambung-nyambungnya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah memperingatkan kepada orang-orang mukmin supaya tidak mengulangi kembali perbuatan yang jahat dan dosa yang besar itu pada masa-masa yang akan datang.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nur Ayat 16-18

Surah An-Nur Ayat 16
وَلَوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ قُلْتُم مَّا يَكُونُ لَنَا أَن نَّتَكَلَّمَ بِهَذَا سُبْحَانَكَ هَذَا بُهْتَانٌ عَظِيمٌ

Terjemahan: Dan mengapa kamu tidak berkata, diwaktu mendengar berita bohong itu: “Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini, Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar”.

Tafsir Jalalain: وَلَوْلَا إِذْ (Dan mengapa tidak, sewaktu) ketika سَمِعْتُمُوهُ قُلْتُم مَّا يَكُونُ (kalian mendengar berita bohong itu, kalian tidak mengatakan, “Sekali-kali tidaklah pantas) maksudnya tidak layak لَنَا أَن نَّتَكَلَّمَ بِهَذَا سُبْحَانَكَ (bagi kita memperkatakan ini. Maha Suci Engkau) lafal Subhaanaka menunjukkan makna Ta’ajjub هَذَا بُهْتَانٌ عَظِيمٌ (ini adalah dusta) bohong (yang besar.”).

Tafsir Ibnu Katsir: Ini adalah pengajaran, apabila terlintas perkara yang tidak layak diucapkan tentang seorang hamba yang terbaik, maka tindakan yang seharusnya mereka ambil adalah berbaik sangka. Dan janganlah mereka berprasangka selain itu.

Jika masih terlintas sesuatu yang mengganggu dan mengusik fikirannya, maka seyogyanya ia tidak mengucapkannya, karena Rasulullah telah bersabda, “Sesungguhnya Allah memaafkan ummatku atas apa yang terlintas di dalam hati mereka selama mereka tidak mengucapkannya dan tidak melakukannya.” (HR Bukhari-Muslim)

Firman Allah: وَلَوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ قُلْتُم مَّا يَكُونُ لَنَا أَن نَّتَكَلَّمَ بِهَذَا (“Dan mengapa kamu tidak berkata, diwaktu mendengar berita bohong itu: ‘Sekali-sekali tidaklah pantas bagi kita mengatakan ini.”) yakni tidak layak bagi kami untuk mengucapkan perkataan ini dan menyampaikannya kepada orang lain.

Baca Juga:  Surah Ar-Ra'd Ayat 18; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Firman Allah: سُبْحَانَكَ هَذَا بُهْتَانٌ عَظِيمٌ (“Mahasuci Engkau [ya Rabb kami], ini adalah dusta yang besar.”) yakni Mahasuci Allah, tidak patut tuduhan seperti itu ditujukan kepada istri Rasul-Nya dan kesayangan dan kekasih-Nya.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah menyayangkan sikap sebagian kaum Muslimin yang tidak menyetop membicarakan fitnah itu dan tidak merasa layak memperkatakan dan menyambung-nyambungnya. Mereka seharusnya menyucikan Allah, bahwa Allah tidak akan mungkin membiarkan kekejian seperti itu menimpa istri seorang nabi apalagi Nabi yang paling dimuliakan-Nya. Seharusnya mereka menyikapinya bahwa berita itu adalah bohong besar.

Tafsir Quraish Shihab: Semestinya, ketika mendengar berita bohong itu, kalian menasihati mereka agar tidak melakukan tuduhan karena hal itu tidak pantas buat kalian. Semestinya pula kalian heran terhadap kebohongan yang sangat hina dan berbahaya yang mereka perbuat itu.

Surah An-Nur Ayat 17
يَعِظُكُمُ اللَّهُ أَن تَعُودُوا لِمِثْلِهِ أَبَدًا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

Terjemahan: Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman.

Tafsir Jalalain: يَعِظُكُمُ اللَّهُ (Allah memperingatkan kalian) yakni melarang kalian أَن تَعُودُوا لِمِثْلِهِ أَبَدًا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ (agar jangan kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kalian orang-orang yang beriman) yang mau mengambil pelajaran dari hal tersebut.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: يَعِظُكُمُ اللَّهُ أَن تَعُودُوا لِمِثْلِهِ أَبَدًا (“Allah memperingatkan kamu agar [jangan] kembali membuat yang seperti itu selama-lamanya.”) yakni Allah melarang dan mengancammu agar tidak melakukan perbuatan seperti itu selama-lamanya, yakni pada masa-masa yang akan datang.

Baca Juga:  Surah An-Nur Ayat 1-2; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Oleh karena itu Allah berfirman: إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ (“Jika kamu orang-orang yang beriman”) yakni jika kamu beriman kepada Allah dan syariat-Nya serta mengagungkan Rasulullah saw.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini Allah memperingatkan kepada orang-orang mukmin supaya tidak mengulangi kembali perbuatan yang jahat dan dosa yang besar itu pada masa-masa yang akan datang. Hal itu bila mereka memang beriman. Orang yang beriman tentunya mengambil pelajaran dari apa yang diajarkan Allah, mengerjakan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya.

Allah sudah mengajarkan sikap yang harus diambil menghadapi berita yang tidak jelas ujung pangkalnya, yang merugikan seorang atau kaum Muslimin, bahwa berita itu tidak boleh disambung-sambung, tetapi disikapi sebagai berita bohong.

Tafsir Quraish Shihab: Allah melarang kalian untuk kembali melakukan bentuk kemaksiatan seperti ini, jika kalian benar-benar beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala Sebab, sifat beriman berlawanan dengan tindakan seperti itu.

Surah An-Nur Ayat 18
وَيُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

Terjemahan: dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Tafsir Jalalain: وَيُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ (Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian) mengenai perintah dan larangan. وَاللَّهُ عَلِيمٌ (Dan Allah Maha Mengetahui) tentang apa yang Dia perintahkan dan apa yang Dia larang حَكِيمٌ (lagi Maha Bijaksana) dalam hal ini.

Tafsir Ibnu Katsir: Adapun orang yang memiliki sifat kufur, maka baginya hukum yang lain pula. وَيُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ (“Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu.”) yakni menjelaskan hukum-hukum syar’i kepadamu dan hukum-hukum qadari [kauni]. Lalu Allah berfirman:

Baca Juga:  Surah An-Nur Ayat 22; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (“Dan Allah Mahamengetahui lagi Mahabijaksana”) yakni Mahamengetahui apa saja yang membawa maslahat bagi hamba-hamba-Nya dan Mahabijaksana dalam syariat dan takdir yang diputuskan-Nya.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menjelaskan di dalam kitab-Nya secara terperinci mengenai syariat-Nya, akhlak dan adab yang baik, perbuatan dan kelakuan yang diridai-Nya. Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Tidak ada sesuatu yang tersembunyi bagi-Nya bagaimana pun kecilnya, Allah membalas dengan baik amal orang yang berbuat baik, dan membalas dengan siksa orang-orang yang berbuat jahat, Allah Mahabijaksana mengatur kepentingan hamba-hamba-Nya membebankan di atas pundak mereka hal-hal yang mendatangkan kebahagiaan kepada mereka di dunia dan di akhirat.

Tafsir Quraish Shihab: Allah menurunkan bukti-bukti kuat yang menunjukkan kebenaran hukum-hukum-Nya. Dan Dia Mahaluas ilmu-Nya, tidak ada sesuatu pun yang luput dari pengetahuan-Nya. Dia Mahabijaksana pada setiap hukum yang ditetapkan dan setiap makhluk yang diciptakan-Nya. Semua ketentuan hukum dan semua ciptaan-Nya selalu sesuai dengan hikmah kebijaksanaan-Nya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah An-Nur Ayat 16-18 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S