Surah An-Nur Ayat 27-29; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah An-Nur Ayat 27-29

Pecihitam.org – Kandungan Surah An-Nur Ayat 27-29 ini, Allah mengajarkan kepada orang-orang mukmin tata cara bergaul untuk memelihara dan memupuk cinta dan kasih sayang serta pergaulan yang baik di antara mereka, yaitu janganlah memasuki rumah orang lain kecuali sesudah diberi izin dan memberi salam terlebih dahulu, agar tidak sampai melihat aib orang lain, melihat hal-hal yang tidak pantas orang lain melihatnya, tidak menyaksikan hal-hal yang biasanya disem-bunyikan orang dan dijaga betul untuk tidak dilihat orang lain.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Seseorang yang meminta izin untuk memasuki rumah orang, yang ditandai dengan memberi salam, jika tidak mendapat jawaban sebaiknya dilakukan sampai tiga kali. Kalau sudah ada izin, barulah masuk dan kalau tidak sebaik ia pulang.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nur Ayat 27-29

Surah An-Nur Ayat 27
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونٌَ

Terjemahan: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.

Tafsir Jalalain: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا (Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah kalian sebelum meminta izin) maksudnya sebelum kalian meminta izin kepada empunya وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا (dan memberi salam kepada penghuninya). Seseorang jika mau memasuki rumah orang lain hendaknya ia mengucapkan, “Assalaamu Alaikum, bolehkah aku masuk?” demikianlah menurut tuntunan hadis.

ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ (Yang demikian itu lebih baik bagi kalian) daripada masuk tanpa izin لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (agar kalian selalu ingat) lafal Tadzakkaruuna dengan mengidgamkan huruf Ta kedua kepada huruf Dzal; maksudnya supaya kalian mengerti akan kebaikan meminta izin itu, kemudian kalian mengerjakannya.

Tafsir Ibnu Katsir: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang bukan rumah kalian sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian, agar kalian (selalu) ingat. Jika kalian tidak menemui seseorang di dalamnya, maka janganlah kalian masuk sebelum kalian mendapat izin. Dan jika dikatakan kepada kalian, “Kembali (saja)lah?, “maka hendaklah kalian kembali. Itu lebih bersih bagi kalian dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.

Tidak ada dosa atas kalian memasuki rumah yang tidak disediakan untuk didiami, yang di dalamnya ada keperluan kalian, dan Allah mengetahui apa yang kalian nyatakan dan apa yang kalian sembunyikan. Inilah etika-etika syariat yang diajarkan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, yaitu etika dalam meminta izin masuk kedalam rumah orang lain untuk keperluan.

Allah menandaskan bahwa mereka tidak boleh memasuki rumah orang lain sebelum meminta izin kepada para penghuninya dan memberikan ucapan salam kepada mereka.

Tafsir Kemenag: Pada Ayat ini Allah mengajarkan kepada orang-orang mukmin tata cara bergaul untuk memelihara dan memupuk cinta dan kasih sayang serta pergaulan yang baik di antara mereka, yaitu janganlah memasuki rumah orang lain kecuali sesudah diberi izin dan memberi salam terlebih dahulu, agar tidak sampai melihat aib orang lain, melihat hal-hal yang tidak pantas orang lain melihatnya, tidak menyaksikan hal-hal yang biasanya disem-bunyikan orang dan dijaga betul untuk tidak dilihat orang lain.

Baca Juga:  Surah Al-Maidah Ayat 119-120; Seri Tadabbur Al Qur'an

Seseorang yang meminta izin untuk memasuki rumah orang, yang ditandai dengan memberi salam, jika tidak mendapat jawaban sebaiknya dilakukan sampai tiga kali. Kalau sudah ada izin, barulah masuk dan kalau tidak sebaik ia pulang.

Cara yang demikian itulah yang lebih baik, yaitu apabila akan memasuki rumah orang lain, harus lebih dahulu minta izin, memberi salam dan menunggu sampai ada izin, kalau tidak, lebih baik pulang saja.

Tafsir Quraish Shihab: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang bukan milik kalian kecuali setelah meminta izin kepada penghuninya untuk memperkenankan kalian masuk setelah memberi salam.

Permintaan izin dan pemberian salam itu lebih baik bagi kalian ketimbang masuk begitu saja, tanpa izin dan salam. Allah menentukan demikian agar kalian dapat mengambil pelajaran dan melaksanakannya.

Surah An-Nur Ayat 28
فَإِن لَّمْ تَجِدُوا فِيهَا أَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوهَا حَتَّى يُؤْذَنَ لَكُمْ وَإِن قِيلَ لَكُمُ ارْجِعُوا فَارْجِعُوا هُوَ أَزْكَى لَكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

Terjemahan: Jika kamu tidak menemui seorangpun didalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu: “Kembali (saja)lah, maka hendaklah kamu kembali. Itu bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Tafsir Jalalain: فَإِن لَّمْ تَجِدُوا فِيهَا أَحَدًا (Jika kalian tidak menemukan seorang pun di dalamnya) maksudnya orang yang mengizinkan kalian masuk فَلَا تَدْخُلُوهَا حَتَّى يُؤْذَنَ لَكُمْ وَإِن قِيلَ لَكُمُ ا (maka janganlah kalian masuk sebelum kalian mendapat izin. Dan jika dikatakan kepada kalian) sesudah kalian meminta izin رْجِعُوا فَارْجِعُوا هُوَ (“Kembalilah” maka hendaklah kalian kembali. Itu) yakni kembali itu أَزْكَى (lebih bersih) dan lebih baik لَكُمْ (bagi kalian) daripada berdiam menunggu di pintu,

وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ (dan Allah terhadap apa yang kalian kerjakan) yakni mengenai memasuki rumah orang lain dengan memakai izin atau tidak عَلِيمٌ (Maha Mengetahui) Dia kelak akan membalasnya kepada kalian.

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian ia mengajak Rasulullah saw. ke rumah. Sa’ad menyodorkan cuci tangan kepada beliau dan beliau pun mencuci tangan. Kemudian ia memberikan selimut yang dicelup dengan za’faran atau daun wars, lalu beliau berselimut dengannya. Kemudian Rasulullah saw. mengangkat kedua tangannya dan berdoa: “Ya Allah, turunkanlah pujian dan rahmat-Mu atas keluarga Sa’ad bin ‘Ubadah.”

Kemudian Rasulullah mencicipi hidangan yang disediakan. Ketika beliau hendak kembali, Sa’ad menyediakan seekor keledai yang telah dialas dengan kain. Rasulullah saw. menaikinya. Sa’ad berkata kepada Qais: “Sertailah Rasulullah saw.”

Qais berkata: “Rasulullah berkata: ‘Naiklah.’” Aku menolak naik, Rasulullah saw. berkata: ‘Naiklah atau engkau kembali saja.’ aku pun memilih kembali.’” Hadits ini diriwAyatkan dengan beberapa versi lainnya, hadits ini jayyid dan kuat, wallaaHu a’lam.

Bagi yang meminta izin masuk ke rumah orang lain, janganlah ia berdiri di depan pintu, hendaklah ia berdiri di sisi atau di kanan pintu berdasarkan hadits yang diriwAyatkan oleh Abu Dawud. DiriwAyatkan dari ‘Abdullah bin Bisyr, ia berkata: “Apabila Rasulullah saw. mendatangi rumah orang, beliau tidak berdiri di depan pintu, akan tetapi di samping kanan atau di samping kiri. Kemudian beliau mengucapkan salam: ‘Assalaamu ‘alaikum!’ [karena saat itu rumah-rumah belum dilengkapi dengan tirai].” (Abu Dawud seorang diri meriwAyatkan hadits ini)

Baca Juga:  Surah Al-Anfal Ayat 73; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Abu Dawud juga meriwAyatkan dari Huzail, ia berkata, “Seorang lelaki –‘Utsman bin Abi Syaibah menyebutkan, lelaki ini adalah Sa’ad bin Abi Waqqash ra.- ia berdiri di depan pintu Rasulullah saw. untuk meminta izin. Ia berdiri tepat di depan pintu.

‘Utsman bin Abi Syaibah mengatakan: ‘Berdiri menghadap pintu.’ Rasulullah saw. berkata kepadanya: “Menyingkirlah dari depan pintu, sesungguhnya meminta izin disyariatkan untuk menjaga pandangan mata.”

Dalam kitab ash-Shahihain, diriwAyatkan dari Rasulullah saw. bahwa beliau berkata: “Sekiranya ada seseorang yang mengintip rumahmu tanpa izin, lalu engkau melemparnya dengan batu hingga tercungkil matanya, maka tiada dosa atasmu.”

Tafsir Kemenag: Pada Ayat ini Allah menerangkan bahwa apabila hendak memasuki rumah orang lain dan tidak menemukan seorang di dalamnya yang berhak memberi izin atau tidak ada penghuninya, janganlah sekali-kali memasukinya, sebelum ada izin, kecuali ada hal yang mendesak seperti ada kebakaran di dalamnya, yang mengkhawatirkan akan menjalar ke tempat lain, atau untuk mencegah suatu perbuatan jahat yang akan terjadi di dalamnya, maka bolehlah memasukinya meskipun tidak ada izin.

Tetapi kalau orang yang berhak memberi izin untuk masuk, menganjurkan supaya pulang, karena ada hal-hal di dalam rumah yang oleh pemilik rumah merasa malu dilihat orang lain, maka ia harus pulang karena yang demikian itu lebih menjamin keselamatan bersama. Allah Maha Mengetahui isi hati dan niat yang terkandung di dalamnya.

Tafsir Quraish Shihab: Jika kalian tidak menemui seseorang pun di rumah itu yang dapat dimintai izin, maka jangan sekali-kali kalian masuk sampai ada yang memperkenankannya. Dan jika kalian tidak diperkenankan masuk dan disuruh kembali, maka kembalilah. Jangan kalian memaksa agar diperkenankan masuk.

Sesungguhnya, dengan kembali kalian lebih terhormat dan jiwa kalian lebih dapat tersucikan. Allah Maha Mengetahui segala ihwal kalian dan akan membalasnya. Maka janganlah kalian melanggar petunjuk-petunjuk-Nya.

Surah An-Nur Ayat 29
لَّيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ مَسْكُونَةٍ فِيهَا مَتَاعٌ لَّكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا تَكْتُمُونَ

Terjemahan: Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak disediakan untuk didiami, yang di dalamnya ada keperluanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan.

Tafsir Jalalain: لَّيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَن تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ مَسْكُونَةٍ فِيهَا مَتَاعٌ (Tidak ada dosa atas kalian memasuki rumah yang tidak disediakan untuk didiami, yang di dalamnya ada keperluan) maksudnya, ada manfaat لَّكُمْ (bagi kalian) misalnya dijadikannya sebagai tempat tinggal sementara atau untuk keperluan yang lainnya, seperti rumah-rumah asrama dan lain sebagainya وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ (dan Allah mengetahui apa yang kalian nyatakan) yakni semua apa yang kalian lahirkan,

Baca Juga:  Surah Ali Imran Ayat 158-165; Seri Tadabbur Al Qur'an

وَمَا تَكْتُمُونَ (dan apa yang kalian sembunyikan) artinya yang kalian rahasiakan sewaktu kalian masuk ke dalam rumah yang bukan rumah kalian, termasuk maksud baik atau maksud-maksud lainnya. Pada pembahasan yang akan datang akan diceritakan, bahwa mereka para sahabat, jika mereka memasuki rumah mereka sendiri, mereka mengucapkan salam kepada diri mereka sendiri.

Tafsir Ibnu Katsir: DiriwAyatkan oleh al-Jamarah, dari jalur Syu’bah, dari Muhammad bin al-Munkadir, dari Jabir, ia berkata: “Aku datang menemui Rasulullah saw. untuk melunasi hutang ayahku. Aku mengetuk pintu rumah beliau. Beliau bertanya: ‘Siapa?’ ‘Saya.’ Jawabku.

Beliau membalas: ‘Saya, saya!’ sepertinya beliau tidak menyukai jawabanku tadi. Karena tuan rumah tidak dapat mengenali identitas si tamu dengan jawaban seperti itu hingga ia menyebutkan namanya atau kunyah-nya yang biasa dipakai. Sebab semua orang bisa menyebut dirinya dengan ‘saya’, dan itu tidak memenuhi maksud dari isti’dzaan [syariat meminta izin] atau isti’naas yang diperintahkan dalam Ayat.”

Tafsir Kemenag: DiriwAyatkan oleh al-Wahidi, bahwa Abu Bakar Siddiq pernah berkata, “Wahai Rasulullah sesungguhnya Allah telah menurunkan kepada engkau Ayat yang memerintahkan supaya meminta izin untuk memasuki suatu rumah. Di dalam melakukan perdagangan, kami adakalanya tinggal di penginapan. Apakah tidak boleh juga memasuki penginapan tanpa izin?” Maka turunlah Ayat ini.

Pada Ayat ini Allah menerangkan bahwa tempat-tempat yang tidak disediakan khusus untuk tempat tinggal, tetapi hanya untuk menginap sementara bagi orang yang memerlukannya, seperti hotel, losmen, tempat rekreasi, peristirahatan dan sebagainya, tidak ada halangan dan dosa memasukinya tanpa izin, karena ada sesuatu keperluan di dalamnya. Hal-hal yang biasanya kurang layak dan tidak sopan dilihat orang lain di suatu rumah tempat tinggal, tidak terdapat di tempat tersebut di atas.

Allah mengetahui apa yang dinyatakan dalam ucapan seseorang ketika meminta izin untuk memasuki rumah tempat tinggal, dan mengetahui apa yang disembunyikan di dalam hati untuk melihat aib dan hal-hal yang tidak wajar dan memalukan pemilik rumah.

Tafsir Quraish Shihab: Jika kalian hendak memasuki rumah milik umum yang tidak ditempati oleh sekelompok orang tertentu dan di situ kalian mempunyai keperluan, seperti toko, hotel, dan rumah ibadah, maka tiada dosa bagi kalian jika memasukinya dengan tanpa izin. Allah Maha Mengetahui segala perbuatan lahir dan batin kalian. Maka janganlah kalian melanggar ketentuan-Nya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah An-Nur Ayat 27-29 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S