Surah Fussilat Ayat 19-24; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Fussilat Ayat 19-24

Pecihitam.org – Kandungan Surah Fussilat Ayat 19-24 ini, menerangkan perintah Allah kepada Nabi Muhammad agar menyampaikan kepada orang-orang yang ingkar itu keadaan mereka pada hari Kiamat nanti.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pada hari itu, semua musuh-musuh Allah dan orang-orang yang ingkar kepada-Nya akan dikumpulkan dalam neraka. Mereka dihalau ke dalamnya seperti orang menggiring dan menghalau binatang ternak. Tidak ada satu pun yang luput dan tertinggal di antara mereka.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Fussilat Ayat 19-24

Surah Fussilat Ayat 19
وَيَوۡمَ يُحۡشَرُ أَعۡدَآءُ ٱللَّهِ إِلَى ٱلنَّارِ فَهُمۡ يُوزَعُونَ

Terjemahan: “Dan (ingatlah) hari (ketika) musuh-musuh Allah di giring ke dalam neraka, lalu mereka dikumpulkan semuanya.

Tafsir Jalalain: وَ (Dan) ingatlah يَوۡمَ يُحۡشَرُ (hari ketika digiring) dapat dibaca Yuhsyaru atau Nahsyuru أَعۡدَآءُ ٱللَّهِ إِلَى ٱلنَّارِ فَهُمۡ يُوزَعُونَ (musuh-musuh Allah ke dalam neraka lalu mereka dikumpulkan semuanya) yakni digiring semuanya ke dalam neraka.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَيَوۡمَ يُحۡشَرُ أَعۡدَآءُ ٱللَّهِ إِلَى ٱلنَّارِ فَهُمۡ يُوزَعُونَ (“Dan [ingatlah] hari [ketika] musuh-musuh Allah digiring digiring ke neraka lalu mereka dikumpulkan [semuanya].”) yaitu, ingatlah kepada orang-orang musyrik itu pada hari ketika mereka digiring ke dalam neraka. lalu mereka dikumpulkan. Artinya, para malaikat Zabaniyah mengumpulkan mereka dari awal hingga akhir.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan perintah Allah kepada Nabi Muhammad agar menyampaikan kepada orang-orang yang ingkar itu keadaan mereka pada hari Kiamat nanti. Pada hari itu, semua musuh-musuh Allah dan orang-orang yang ingkar kepada-Nya akan dikumpulkan dalam neraka. Mereka dihalau ke dalamnya seperti orang menggiring dan menghalau binatang ternak. Tidak ada satu pun yang luput dan tertinggal di antara mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Sebutkan kepada mereka, wahai Nabi, saat musuh-musuh Allah dikumpulkan menjadi satu menuju neraka untuk diperlihatkan bahwa tuduhan yang memberatkan mereka itu adalah benar.

Surah Fussilat Ayat 20
حَتَّىٰٓ إِذَا مَا جَآءُوهَا شَهِدَ عَلَيۡهِمۡ سَمۡعُهُمۡ وَأَبۡصَٰرُهُمۡ وَجُلُودُهُم بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ

Terjemahan: “Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.

Tafsir Jalalain: حَتَّىٰٓ إِذَا (Sehingga apabila) huruf Maa di sini adalah Zaidah atau tambahan مَا جَآءُوهَا شَهِدَ عَلَيۡهِمۡ سَمۡعُهُمۡ وَأَبۡصَٰرُهُمۡ وَجُلُودُهُم بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ (mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.).

Tafsir Ibnu Katsir: Dan firman Allah: حَتَّىٰٓ إِذَا مَا جَآءُوهَا (“sehingga apabila mereka sampai di neraka.”) artinya mereka berhenti di atasnya.
شَهِدَ عَلَيۡهِمۡ سَمۡعُهُمۡ وَأَبۡصَٰرُهُمۡ وَجُلُودُهُم بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُون (“Pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.”) yaitu, amal perbuatan mereka, yang mereka lakukan dahulu dan kemudian tidak ada satu huruf pun yang dapat disembunyikan dari-Nya.

Tafsir Kemenag: Tatkala mereka sampai di pinggir neraka, mereka ditanya tentang perbuatan-perbuatan yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia. Sebagai saksi atas perbuatan yang telah mereka lakukan itu ialah seluruh anggota badan mereka yang langsung melakukan perbuatan-perbuatan dosa itu, seperti telinga, mata, dan anggota-anggota tubuh mereka.

Tiap-tiap makhluk ditanya sesuai dengan keadaan dan sifatnya. Apa yang ditanya dan bagaimana jawaban makhluk-makhluk itu, termasuk ilmu yang gaib, hanya Allah sendiri yang mengetahuinya. Mungkin ada soal yang berhubungan dengan niat dan isi hatinya, atau mengenai perbuatan-perbuatannya.

Jika pertanyaan itu tentang ketaatan beribadah, sopan-santun, hubungan silaturrahim, amal saleh, dan yang serupa dengan itu dihadapkan kepada orang yang suka mengerjakan perbuatan itu selama hidup di dunia, tentu orang-orang itu akan menjawabnya dengan gembira kepada Allah. Jika budi pekerti yang buruk, memutuskan hubungan silaturrahim, perbuatan jahat, dan perbuatan lain yang serupa dengan itu, dihadapkan kepada orang yang mengerjakannya, tentulah mereka menjawab dengan gemetar dan penuh ketakutan. Allah Maha Mengetahui tentang itu.

Tafsir Quraish Shihab: Sampai ketika mereka telah tiba di neraka, kemudian ditanya tentang dosa-dosa yang pernah mereka lakukan di dunia lalu mereka membantahnya, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka memberikan persaksian atas perbuatan-perbuatan yang mereka lakukan itu.

Surah Fussilat Ayat 21
وَقَالُواْ لِجُلُودِهِمۡ لِمَ شَهِدتُّمۡ عَلَيۡنَا قَالُوٓاْ أَنطَقَنَا ٱللَّهُ ٱلَّذِىٓ أَنطَقَ كُلَّ شَىۡءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمۡ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ

Terjemahan: “Dan mereka berkata kepada kulit mereka: “Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?” Kulit mereka menjawab: “Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dialah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan”.

Tafsir Jalalain: وَقَالُواْ لِجُلُودِهِمۡ لِمَ شَهِدتُّمۡ عَلَيۡنَا قَالُوٓاْ أَنطَقَنَا ٱللَّهُ ٱلَّذِىٓ أَنطَقَ كُلَّ شَىۡءٍ (Dan mereka berkata kepada kulit mereka, “Mengapa kalian menjadi saksi terhadap kami?” Kulit mereka menjawab, “Allah yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai berkata) yakni segala sesuatu yang dikehendaki-Nya dapat berbicara.

وَهُوَ خَلَقَكُمۡ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ (dan Dialah Yang menciptakan kalian pada kali yang pertama dan hanya kepada-Nyalah kalian dikembalikan”) menurut suatu pendapat, dikatakan bahwa perkataan ini adalah perkataan kulit.

Menurut pendapat yang lain, perkataan ini adalah firman Allah swt. sebagaimana hal yang telah diterangkan sebelumnya, dan hal ini mirip sekali dengannya, yaitu: Bahwasanya Tuhan Yang mampu menciptakan kalian pada kali yang pertama, lalu menghidupkan kalian kembali sesudah mati, Dia mampu pula untuk menjadikan kulit kalian dan anggota tubuh kalian lainnya untuk dapat berbicara.

Baca Juga:  Surah Fussilat Ayat 37-39; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: وَقَالُواْ لِجُلُودِهِمۡ لِمَ شَهِدتُّمۡ عَلَيۡنَا (“Dan mereka berkata kepada kulit mereka: ‘Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?’”) yaitu mereka mencaci maki anggota tubuh dan kulit-kulit mereka tatkala bersaksi terhadap mereka. Di saat itu anggota tubuh menjawab:

قَالُوٓاْ أَنطَقَنَا ٱللَّهُ ٱلَّذِىٓ أَنطَقَ كُلَّ شَىۡءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمۡ أَوَّلَ مَرَّةٍ (“Mereka menjawab: ‘Allah telah menjadikan segala sesuatu pandai berkata, telah menjadikan kami pandai [pula] berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama.’”) artinya, tidak ada yang mampu menentang atau mencegah-Nya dan hanya kepada-Nya kalian dikembalikan.

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan bahwa Ibnu ‘Abbas ra. berkata kepada Ibnul Azraq: “Sesungguhnya hari kiamat mendatangi manusia di saat mereka tidak berbicara, tidak memiliki alasan dan tidak dapat berkomunikasi, hingga diberi izin kepada mereka.

Kemudian mereka mendapatkan izin, lalu merekapun berdebat, dimana orang yang menentang mengingkari kesyirikannya kepada Allah Ta’ala, mereka bersumpah kepada-Nya sebagaimana mereka dahulu bersumpah kepada kalian. Maka di saat mereka mengingkarinya, Allah Ta’ala mengirimkan kepada mereka saksi-saksi dari diri mereka sendiri, berupa kulit, mata, tangan dan kaki mereka, sedangkan Dia mengunci mulut mereka. Kemudian mulut-mulut itu dibuka, lalu anggota tubuh itu saling bertengkar dan berkata:

قَالُوٓاْ أَنطَقَنَا ٱللَّهُ ٱلَّذِىٓ أَنطَقَ كُلَّ شَىۡءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمۡ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ (“Mereka menjawab: ‘Allah telah menjadikan segala sesuatu pandai berkata, telah menjadikan kami pandai [pula] berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan’”) maka lisan-lisan itu mengakuinya setelah sebelumnya mengingkari.

Tafsir Kemenag: Tatkala mendengar dan melihat bahwa kulitnya sendiri menjadi saksi atas perbuatan-perbuatannya, orang-orang kafir mencela kulit mereka itu dengan mengatakan, “Mengapa kamu menjadi saksi atas diri kami, padahal kamulah yang membantu dan mendorong kami berbuat maksiat selama hidup di dunia?”

Kulit-kulit mereka menjawab, “Allah Yang Mahakuasa telah menjadikan kami pandai berbicara, sehingga kami dapat menerangkan dengan jelas dan lengkap segala yang pernah kamu perintahkan kepada kami untuk mengerjakannya.”

Firman Allah: Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (Yasin/36: 65) Mengenai pertanyaan dan persaksian di akhirat ini diterangkan dalam hadis Nabi saw yang diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata: Ketika kami bersama Rasulullah saw, beliau tertawa lalu berkata, “Apakah kamu mengetahui kenapa aku tertawa?” Kami menjawab,

“Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau berkata, “Aku tertawa karena pembicaraan seorang hamba dengan Tuhan (di hari Kiamat). Hamba berkata, “Hai Tuhanku Apakah Engkau tidak melindungi aku dari kezaliman?” Rasulullah berkata, “Tuhan berkata, ‘Benar.”

Rasulullah berkata, “Hamba itu mengatakan, ‘Maka saya tidak mengizinkan diriku kecuali saksi dari diriku sendiri.” Rasulullah saw berkata, “Allah berfirman, ‘Cukuplah diri engkau menjadi saksi atas perbuatanmu sendiri pada hari ini, dan persaksian malaikat yang mencatat.” Rasulullah berkata,

“Kemudian ditutuplah mulut orang itu dan dikatakan kepada anggota-anggota badannya, ‘Berbicaralah, maka anggota-anggota badan itu menerangkan perbuatannya.” Rasulullah berkata, “Kemudian dibiarkan orang itu berbicara terhadap anggota badan mereka.” Nabi berkata, “Maka hamba itu berkata (kepada anggota badannya), ‘Celaka dan hancurlah kamu semua. Aku ini berjuang untuk membela kamu.”(Riwayat Muslim dan Ibnu hibban)

Allah menerangkan bahwa Dialah Yang menciptakan manusia pada kali yang pertama, dari tidak ada kepada ada, dan Dia pula yang menjadikan untuk mereka dalil-dalil yang nyata. Jika Allah sanggup menciptakan manusia pada kali yang pertama, tentu Dia sanggup pula mengulangi penciptaan itu pada kali yang kedua, dengan membangkitkan manusia sesudah matinya, kemudian Dia membalas semua perbuatan manusia dengan adil.

Tafsir Quraish Shihab: Musuh-musuh Allah berkata kepada kulit-kulit mereka, “Mengapa kalian memberikan persaksian yang memberatkan kami?” Kulit mereka menjawab, “Kami dijadikan dapat berbicara oleh Allah yang menjadikan segala sesuatu dapat berbicara. Dia menciptakan kalian pada mulanya dari ketiadaan. Hanya kepada-Nya kalian akan kembali setelah kebangkitan, kemudian Dia membalas perbuatan yang pernah kalian lakukan.

Surah Fussilat Ayat 22
وَمَا كُنتُمۡ تَسۡتَتِرُونَ أَن يَشۡهَدَ عَلَيۡكُمۡ سَمۡعُكُمۡ وَلَآ أَبۡصَٰرُكُمۡ وَلَا جُلُودُكُمۡ وَلَٰكِن ظَنَنتُمۡ أَنَّ ٱللَّهَ لَا يَعۡلَمُ كَثِيرًا مِّمَّا تَعۡمَلُونَ

Terjemahan: “Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari kesaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu kepadamu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.

Tafsir Jalalain: وَمَا كُنتُمۡ تَسۡتَتِرُونَ (Dan kalian sekali-kali tidak dapat bersembunyi) bila kalian berbuat hal-hal yang keji أَن يَشۡهَدَ عَلَيۡكُمۡ سَمۡعُكُمۡ وَلَآ أَبۡصَٰرُكُمۡ وَلَا جُلُودُكُمۡ (dari persaksian pendengaran, penglihatan dan kulit kalian terhadap kalian) karena sesungguhnya kalian tidak percaya dengan adanya hari berbangkit وَلَٰكِن ظَنَنتُمۡ (bahkan kalian mengira) sewaktu kalian menyembunyikan diri أَنَّ ٱللَّهَ لَا يَعۡلَمُ كَثِيرًا مِّمَّا تَعۡمَلُونَ (bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kalian kerjakan.).

Tafsir Ibnu Katsir: Banyak hadits dan atsar yang telah disebutkan sebelumnya pada firman Allah Ta’ala dalam surah Yaasiin: “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkata kepada Kami tangan mereka dan kaki mereka memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (Yaasiin: 65) maka tidak perlu diulangi lagi.

Firman Allah: وَمَا كُنتُمۡ تَسۡتَتِرُونَ أَن يَشۡهَدَ عَلَيۡكُمۡ سَمۡعُكُمۡ وَلَآ أَبۡصَٰرُكُمۡ وَلَا جُلُودُكُمۡ (“Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu terhadapmu.”) yaitu anggota-anggota tubuh dan kulit-kulit itu berkata kepada mereka ketika mereka mencelanya karena mengutarakan persaksiannya:

Baca Juga:  Surah An-Nahl Ayat 35-37; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

“Kalian sekali-sekali tidak dapat menyembunyikan apa yang kalian kerjakan itu dari kami, bahkan kalian jelas-jelas menyatakan kekufuran dan kemaksiatan kalian kepada Allah. Dan kalian tidak peduli kepada-Nya dalam prasangka kalian, karena kalian tidak meyakini bahwa Dia Mahamengetahui seluruh perbuatan kalian.

Untuk itu Allah وَلَٰكِن ظَنَنتُمۡ أَنَّ ٱللَّهَ لَا يَعۡلَمُ كَثِيرًا مِّمَّا تَعۡمَلُونَ (“Bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan.)Prasangka yang rusak itu adalah keyakinan kalian, bahwa Allah tidak dapat mengetahui kebanyakan dari apa yang kalian kerjakan.

Tafsir Kemenag: Diriwayatkan dari al-Bukhari dan Muslim beserta imam-imam yang lain dari Ibnu Mas’ud ia berkata, “Ketika aku bersembunyi di belakang tirai Ka’bah, maka datanglah tiga orang: seorang Quraisy dan dua orang Bani saqif, atau seorang Bani saqif dan dua orang Quraisy, sedikit sekali ilmunya dan amat buncit perut mereka, mereka mengucapkan perkataan yang tidak pernah aku dengar.

Maka salah seorang mereka berkata, ‘Apakah kamu berpendapat bahwa Allah mendengar perkataan kita ini? Maka yang lain menjawab, ‘Sesungguhnya apabila kita mengeraskan suara kita, niscaya Dia mendengarnya dan apabila kita tidak mengeraskannya niscaya Dia tidak mendengarnya. Maka yang lain berkata, ‘Jika Dia mendengar sesuatu daripadanya, pasti Dia mendengar seluruhnya.”

Maka Ibnu Mas’ud menyampaikan yang demikian pada Nabi saw, maka Allah menurunkan ayat ini sampai kepada firman-Nya: mi nal khasirin. Ayat ini menerangkan bahwa manusia itu tidak dapat menyembunyikan dan merahasiakan perbuatan-perbuatan kejinya, sekalipun ia berbuat kemaksiatan, kejahatan, dan kekafiran secara terang-terangan dan mengingkari hari kebangkitan dan pembalasan Allah. Bahkan, ia mengira di saat ia menyembunyikan perbuatannya dari manusia, Allah pun tidak mengetahui apa-apa yang mereka kerjakan.

Oleh karena itu, ia tidak akan dapat menghukum dan memberi pembalasan. Ayat ini memperingatkan orang-orang yang beriman agar selalu waspada dan memikirkan benar-benar perbuatan-perbuatan yang akan mereka lakukan, karena Allah mengetahui segala yang mereka perbuat, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya.

Tafsir Quraish Shihab: Kalian tidak bisa menyembunyikan perbuatan-perbuatan buruk kalian agar tidak dipersaksikan oleh pendengaran, penglihatan dan kulit kalian. Kalian hanya berprasangka bahwa Allah tidak mengetahui banyak perbuatan yang kalian lakukan secara sembunyi-sembunyi.

Surah Fussilat Ayat 23
وَذَٰلِكُمۡ ظَنُّكُمُ ٱلَّذِى ظَنَنتُم بِرَبِّكُمۡ أَرۡدَىٰكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم مِّنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ

Terjemahan: “Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka kepada Tuhanmu, Dia telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi.

Tafsir Jalalain: وَذَٰلِكُمۡ (Dan yang demikian itu) menjadi Mubtada ظَنُّكُمُ (adalah prasangka kalian) menjadi Badal dari lafal Dzaalika ظَنَنتُم بِرَبِّكُمۡ (yang kalian sangka terhadap Rabb kalian) menjadi Na’at, sedangkan Khabar Mubtada ialah أَرۡدَىٰكُمۡ (akan menghancurkan kalian) akan membinasakan diri kalian sendiri فَأَصۡبَحۡتُم مِّنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ (maka jadilah kalian termasuk orang-orang yang merugi.”).

Tafsir Ibnu Katsir: وَذَٰلِكُمۡ ظَنُّكُمُ ٱلَّذِى ظَنَنتُم بِرَبِّكُمۡ أَرۡدَىٰكُمۡ (Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Rabbmu, prasangka itu telah membinasakanmu.”) Prasangka yang rusak itu adalah keyakinan kalian, bahwa Allah tidak dapat mengetahui kebanyakan dari apa yang kalian kerjakan. Itulah yang menghancurkan dan membinasakan kalian dari sisi Rabb kalian.

فَأَصۡبَحۡتُم مِّنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ (“Maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”) yakni, di tempat berkumpul pada hari kiamat, kalian akan membuat rugi diri kalian sendiri dan keluarga kalian.

Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Abdullah berkata: “Dahulu aku pernah bersembunyi di belakang tirai Ka’bah, lalu datanglah tiga orang, satu orang Quraisy dan dua orang iparnya dari Tsaqif –atau satu orang dari Tsaqif dan dua orang iparnya dari Quraisy-. Perut mereka buncit dan akal fikiran mereka sedikit.

Mereka berbicara tentang sesuatu yang tidak dapat aku dengar. Maka salah seorang dari mereka berkata: “Bagaimana pendapatmu, apakah Allah mendengar apa yang kita katakan?” yang lain menjawab: “Jika kita berbicara keras Ia akan mendengar, tetapi jika berbisik maka tentu tidak.” Tetapi seorang lagi berkata: “Jika Dia dapat mendengar di waktu kita bicara keras, pasti Dia mendengar seluruhnya.

Tafsir Kemenag: Dugaan orang-orang kafir bahwa Allah tidak mengetahui dan tidak melihat perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukannya adalah persangkaan yang tidak baik. Persangkaan yang demikian akan menimbulkan keberanian untuk melakukan perbuatan-perbuatan terlarang, sehingga berakibat kerugian pada diri sendiri.

Akibat persangkaan yang demikian itu, mereka akan mendapat kerugian dan kehinaan di dunia dan azab pedih di akhirat nanti. Dari ayat ini, dapat dipahami bahwa sangkaan yang baik ialah meyakini bahwa Allah mengetahui segala perbuatan hamba-Nya sejak dari yang halus sampai kepada yang besar, sejak dari yang nampak sampai kepada yang tersembunyi, dan Allah mengetahui segala isi hatinya.

Jika seseorang telah memercayai yang demikian, maka ia selalu meneliti segala yang akan diperbuatnya, mana yang diridai Allah dan mana yang tidak diridai-Nya. Ia akan menghentikan serta menjauhkan diri dari segala perbuatan yang tidak diridai Allah, karena ia telah yakin bahwa Allah melihat dan mengetahui semua perbuatannya itu.

Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, Abu Dawud., dan Ibnu Majah dari Jabir bin ‘Abdullah: Rasulullah saw bersabda, “Kamu jangan sekali-kali mati kecuali berbaik sangka kepada Allah. (Riwayat Ahmad, Muslim, Abu Dawud, dan Ibnu Majah) Para ulama berpendapat bahwa sangkaan itu ada dua macam:

Baca Juga:  Surah Fussilat Ayat 6-8; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

pertama, sangkaan yang baik, yaitu menyangka bahwa Allah mempunyai rahmat, keutamaan, dan kebaikan yang akan dilimpahkan-Nya kepada manusia, sebagaimana tersebut dalam hadis Qudsi: Allah berfirman, “Aku menuruti sangkaan hamba-Ku kepada-Ku.”(Riwayat Muslim dari Anas) Kedua, sangkaan yang jelek, yaitu menyangka bahwa Allah tidak mengetahui segala perbuatan hamba-hamba-Nya.

Menurut Qatadah, sangkaan itu ada dua macam, yaitu: pertama, sangkaan yang menyelamatkan seperti yang diterangkan firman Allah: Sesungguhnya aku yakin, bahwa (suatu saat) aku akan menerima perhitungan terhadap diriku. (al-haqqah/69: 20) Dan firman Allah: (Yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (al-Baqarah/2: 46)

Kedua, sangkaan yang merusak, seperti yang diterangkan firman Allah ini. Umar bin Khaththab berkata tentang ayat ini, “Mereka adalah orang-orang yang terus-menerus berbuat maksiat, tidak bertobat dari perbuatan itu, dan mereka berdebat tentang ampunan Tuhan, sehingga mereka meninggalkan dunia tidak membawa apa-apa.”

Kemudian Umar membaca ayat ini. Al-hasan al-Bashri berkata, “Sesungguhnya satu kaum yang diperdaya oleh angan-angannya yang kosong sehingga mereka meninggal dunia, dan tiadalah mereka mempunyai suatu kebaikan pun.

Salah seorang dari mereka berkata, ‘Sesungguhnya aku berbaik sangka terhadap Tuhanku. Sesungguhnya ia telah berdusta. Jika baik sangkaannya, tentu baik pula amalnya.” Kemudian Al-hasan al-Bashrimembaca ayat ini.

Tafsir Quraish Shihab: Prasangka buruk yang kalian tujukan terhadap Tuhan itu membuat kalian hancur. Dan pada hari kiamat kelak, kalian betul-betul merugi.

Surah Fussilat Ayat 24
فَإِن يَصۡبِرُواْ فَٱلنَّارُ مَثۡوًى لَّهُمۡ وَإِن يَسۡتَعۡتِبُواْ فَمَا هُم مِّنَ ٱلۡمُعۡتَبِينَ

Terjemahan: “Jika mereka bersabar (menderita azab) maka nerakalah tempat diam mereka dan jika mereka mengemukakan alasan-alasan, maka tidaklah mereka termasuk orang-orang yang diterima alasannya.

Tafsir Jalalain: فَإِن يَصۡبِرُواْ (Jika mereka bersabar) menderita azab فَٱلنَّارُ مَثۡوًى (maka nerakalah tempat tinggal) tempat kediaman لَّهُمۡ وَإِن يَسۡتَعۡتِبُواْ (bagi mereka, dan jika mereka mengemukakan alasan-alasan) maksudnya, jika mereka meminta kerelaan فَمَا هُم مِّنَ ٱلۡمُعۡتَبِينَ (maka tidaklah mereka termasuk orang-orang yang diterima alasannya) yakni orang-orang yang tidak mendapat kerelaan.

Tafsir Ibnu Katsir: Lalu hal itu aku ceritakan kepada Rasulullah saw. maka Allah menurunkan:(“Kamu sekali-sekali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu terhadapmu.”) sampai pada firman-Nya: “termasuk orang-orang yang merugi.” Demikian pula diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, juga al-Bukhari dan Muslim dari hadits Sufyanain, dari Ibnu Mas’ud.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Jabari ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Janganlah salah seorang kalian mati kecuali dia dalam kedaan berbaik sangka kepada Allah. Sungguh ada suatu kaum yang menjadi binasa karena buruk sangka mereka kepada Allah, maka Allah berfirman: ‘Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangkakan terhadap Rabb-mu, prasangka itu telah membinasakanmu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”

Firman Allah: فَإِن يَصۡبِرُواْ فَٱلنَّارُ مَثۡوًى لَّهُمۡ وَإِن يَسۡتَعۡتِبُواْ فَمَا هُم مِّنَ ٱلۡمُعۡتَبِينَ (“Jika mereka bersabar [menerima adzab], maka nerakalah tempat diam mereka. Dan jika mereka mengemukakan alasan-alasan, maka tidaklah mereka termasuk orang-orang yang diterima alasannya.” Artinya, sama saja bagi mereka, bersabar ataupun tidak, mereka tetap berada di neraka, tidak dapat lolos dan tidak ada jalan keluar bagi mereka. Jika mereka meminta dimaafkan dan mengemukakan alasan-alasan, maka alasan mereka itu tidak diterima dan kesalahan mereka tidak dapat dimaafkan.

Ibnu Jarir berkata: “Makna firman Allah: وَإِن يَسۡتَعۡتِبُواْ yaitu jika mereka meminta dikembalikan ke dunia, maka tidak lagi diperkenankan.” Hal ini seperti firman Allah yang telah memberitakan tentang mereka: “Mereka berkata:

‘Ya Rabb kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan kami adalah orang-orang yang tersesat. Ya Rabb kami, keluarkanlah kami darinya [dan kembalikanlah kami ke dunia], maka jika kami kembali [juga kepada kekafiran], sesungguhnya kami adalah orang-orang yang dhalim.’ Allah berfirman: ‘Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan-Ku.’”

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah menerangkan keadaan orang-orang yang berburuk sangka terhadap Allah, yaitu mereka akan dimasukkan ke dalam neraka. Semuanya dimasukkan ke dalam neraka tidak ada kecualinya dan neraka inilah tempat kembali mereka. Seandainya di antara mereka ada yang minta ditangguhkan azab atau minta ampun kepada Allah dan bersedia kembali ke dunia seandainya Allah memberi mereka kesempatan, maka semuanya tidak akan dikabulkan.

Permohonan mereka tidak mungkin dikabulkan karena mereka telah meninggalkan dunia. Tempat beramal dan dunia itu pun telah hancur, sedang akhirat bukanlah tempat beramal, tetapi tempat menerima hasil amal seseorang semasa hidup di dunia.

Tafsir Quraish Shihab: Kalau mereka menyembunyikan rasa sakit mereka, maka neraka adalah akhir dan tempat tinggal mereka yang abadi. Dan kalau mereka meminta perkenan Allah, maka permintaan itu tidak akan dikabulkan.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Fussilat Ayat 19-24 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S