Ulama Wahabi Ini Ambil Berkah Dari Saluran Air Ka’bah

Pecihitam.org – Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin, ulama Wahabi kontemporer di Saudi Arabia yang sangat populer dan kharismatik, mempunyai seorang guru yang sangat alim dan kharismatik di kalangan kaum Wahabi, yaitu Syaikh Abdurrahman bin Nashir al-Sa’di. ia dikenal dengan julukan Syaikh Ibnu Sa’di.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Ia memiliki banyak karangan. di antaranya yang paling populer adalah karyanya yang berjudul Tafsir al-Karim ar-Rahman fi tafsir Kalam al-Mannan. Kitab tafsir setebal 5 jilid yang mengikuti paradigma pemikiran Wahhabi. Tafsir ini di kalangan Wahhabi menyamai kedudukan Tafsir Jalalain di kalangan kaum Sunni.

Syaikh Ibnu Sa’di dikenal sebagai ulama Wahhabi yang ekstrem. Namun demikian. terkadang ia mudah insyaf dan mau mengikuti kebenaran. dari manapun kebenaran itu datangnya. .

Suatu ketika, aI-Imam aI-Sayyid Alwi bin Abbas aI-Maliki al-Hasani (ayahanda alSayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki) sedang duduk-duduk di serambi masjid Al-Haram bersama murid-muridnya dalam halaqah pengajiannya. Di bagian lain serambi Masjidil Haram tersebut. Syaikh Ibnu Sa’di juga duduk-duduk bersama anak buahnya.

Sementara orang-orang di Masjidil Haram sedang larut dalam ibadah. Ada yang shalat dan ada pula yang thawaf. Pada saat itu. langit di atas Masjid Al-Haram diselimuti mendung tebal yang menggelantung. Sepertinya sebentar lagi hujan lebat akan segera mengguyur tanah suci umat Islam itu.

Tiba-tiba air hujan itu pun turun dengan lebatnya. Akibatnya. saluran air di atas Ka’bah mengalirkan air hujan itu dengan derasnya. Melihat air begitu deras dan saluran air di atas kiblat kaum Muslimin yang berbentuk kubus itu. Orang-orang Hijaz seperti kebiasaan mereka segera berhamburan menuju saluran itu dan mengambil air tersebut. Air itu mereka tuangkan ke baju dan tubuh mereka. dengan harapan mendapatkan berkah dari air itu.

Melihat kejadian tersebut. para polisi pamong praja Kerajaan Saudi Arabia. yang sebagian besar berasal dari orang badui daerah Najd itu, menjadi terkejut dan mengira bahwa orang-orang Hijaz tersebut telah terjerumus dalam lumpur kesyirikan dan menyembah selain Allah subhanahu wa ta’ala dengan ngalap barokah dari air itu. .

Baca Juga:  Trinitas Tauhid ala Salafi-Wahabi Ternyata Bermasalah

Akhimya para polisi pamong praja itu menghampiri kerumunan orang-orang Hijaz dan berkata kepada mereka yang sedang mengambil berkah air hujan yang mengalir dari saluran air Ka’bah itu. “Hai orang orang musyrik, jangan lakukan itu. Itu perbuatan Syirik. Itu perbuatan syirik. Hentikan !!” Demikian teguran keras para polisi pamong praja kerajaan Wahhabi itu.

Mendengar teguran para polisi pamong praja itu. orang-orang Hijaz itu pun segera membubarkan diri dan pergi menuju Sayyid ‘Alwi yang sedang mengajar murid-muridnya di halaqah tempat beliau mengajar secara rutin. Kepada beliau, mereka menanyakan perihal hukum mengambil berkah dari air hujan yang mengalir dari saluran air di Ka’bah itu. Ternyata Sayyid Alwi membolehkan dan bahkan mendorong mereka untuk terus melakukannya.

Menerima fatwa Sayyid Alwi yang melegitimasi perbuatan mereka. akhirnya untuk yang kedua kalinya. orang orang Hijaz itu pun berhamburan lagi menuju saluran air di Ka’bah itu. dengan tujuan mengambil berkah air hujan yang jatuh darinya. Tanpa mengindahkan teguran para polisi Baduwi tersebut. Bahkan ketika para polisi Baduwi itu menegur mereka untuk yang kedua kalinya. orang-orang Hijaz itu menjawab. “Kami tidak peduli teguran Anda. setelah Sayyid Alwi berfatwa kepada kami tentang kebolehan mengambil berkah dari air ini.”

Akhirnya, melihat orang-orang Hijaz itu tidak mengindahkan teguran. para polisi Baduwi itu pun segera mendatangi halaqah Syaikh Ibnu Sa’di, guru mereka. Mereka mengadukan perihal fatwa Sayyid Alwi yang menganggap bahwa air hujan itu ada berkahnya. Akhirnya. setelah mendengar laporan para polisi Baduwi. yang merupakan anak buahnya itu. Syaikh Ibnu Sa’di segera mengambil selendangnya dan bangkit berjalan menghampiri halaqah Sayyid Alwi. Kemudian dengan perlahan Syaikh Ibn Sa’di itu duduk di sebelah Sayyid Alwi. Sementara orang-orang dari berbagai golongan berkumpul mengelilingi kedua ulama besar itu. Mereka menunggu-nunggu, apa yang akan dibicarakan oleh dua ulama besar itu.

Baca Juga:  Sangat Keliru Jika Membagi Tauhid menjadi 3, Ini Penjelasannya

Dengan penuh sopan santun dan etika layaknya seorang ulama besar. Syaikh lbnu Sa’di bertanya kepada Sayyid Alwi: “Wahai Sayyid, benarkah Anda berkata kepada orang-orang itu bahwa air hujan yang turun dan saluran air di Ka’bah itu ada berkahnya?“ Mendengar pertanyaan Syaikh lbn Sa’di. Sayyid ‘Alwi menjawab: ”Benar. Bahkan air tersebut memiliki dua berkah.“ Mendengar jawaban tersebut. Syaikh lbnu Sa’di terkejut dan berkata: “Bagaimana hal itu bisa terjadi?“ .

Sayyid ”Alwi menjawab. “Karena Allah subhanahu wa ta’ala berirman dalam Kitab-Nya tentang air hUjan:

ونزلنامن السماء ماءمباركا(ق:٩)

“Dan Kami turunkan dari langit AIR yang MENGANDUNG BERKAH “(QS. 50 : 9). .

Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman mengenai Ka’bah:
ان اول بيت وضع للناس للذى ببكة مباركاوهدى للعالمين (العمران:٩٦)

”Sesungguhnya rumah yang pertama kali diletakkan bagi umat manusia adalah rumah yang ada di Bekkah (MAKKAH), YANG DIBERKAHI(oleh Allah) dan menjadi petunjuk bagi semua manusia ” (OS. 3 : 96). .

Dengan demikian air hujan yang turun dari saluran air di atas Ka’bah itu memiliki dua berkah. yaitu berkah yang turun dan langit dan berkah yang terdapat pada Baitullah ini.” .

Mendengar Jawaban tersebut. Syaikh Ibnu Sa’di merasa heran dan kagum kepada Sayyid Alwi. Kemudian dengan penuh kesadaran, mulut Syaikh Ibnu Sa’di itu melontarkan perkataan yang sangat mulia, sebagai pengakuannya akan kebenaran ucapan Sayyid ‘Alwi ”Subhanallah (Maha Suci Allah). bagaimana kami bisa lalai dari kedua ayat ini.”

Baca Juga:  Penghancuran Situs-Situs Islam Oleh Wahabi yang Katanya "Sarang Syirik"

Kemudian Syaikh Ibnu Sa’di mengucapkan terima kasih kepada Sayyid Alwi dan meminta izin untuk meninggalkan halaqah tersebut. Namun Sayyid Alwi berkata kepada Syaikh lbnu Sa’di:

“Tenang dulu wahai Syaikh Ibnu Sa’di. Aku melihat para poIisi baduwi itu mengira bahwa apa yang dilakukan oleh kaum Muslimin dengan mengambil berkah air hujan yang mengalir dari saluran air di Ka’bah itu sebagai perbuatan syirik. Mereka tidak akan berhenti mengkafirkan dan mensyirikkan orang dalam masalah ini sebelum mereka melihat orang seperti Anda melarang mereka. Oleh karena itu, sekarang bangkitlah Anda menuju saluran air di Ka’bah itu. Lalu ambillah air di Situ di depan para polisi Baduwi itu. sehingga mereka akan berhenti mensyirikkan orang lain.”

Akhirnya mendengar saran Sayyid Alwi, Syaikh lbnu Sa’di segera bangkit menuju saluran air di Ka’bah. Ia basahi pakaiannya dengan air itu. dan ia pun mengambil air itu untuk diminumnya dengan tujuan mengambil berkahnya. Melihat tindakan Syaikh lbnu Sa’di ini. para polisi Baduwi itu pun akhirnya pergi meninggalkan Masjidil Haram dengan perasaan malu. .

Kisah ini disebutkan oleh Syaikh Abdul Fattah Rawwah. dalam kitab Tsabat (kumpulan sanad sanad keilmuannya). Beliau murid Sayyid ‘Alwi al Maliki dan termasuk salah seorang saksi mata kejadian itu.

Redaksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *