Pecihitam.org – Perempuan memang diciptakan dengan penuh kemenarikan bagi laki-laki, salah satu hal yang membuat menarik adalah kecantikan. Sehingga kecantikan membuat para laki-laki terkadang dijadikan prioritas dalam pemilihan pasangan hidup.
Namun perlu diperhatikan ketika memandang perempuan hendaknya sewajarnya saja, sesuai dengan apa yang sudah diperingatkan oleh Allah:
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (٣٠) وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, Agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman, Agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya…” (QS. An-Nuur: 30-31).
Rasulullah juga telah memberikan contoh agar terhindar dari pandangan yang dapat merusak, seperti apa yang telah beliau contohkan, ketika sahabat Al-Fadl Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu yang saling memandang dengan seorang perempuan. Sayyiduna Ibnu Abbas radhiyallahu’anhu menuturkan:
كَانَ اَلْفَضْلُ بْنُ عَبَّاسٍ رَدِيفَ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَجَاءَتِ اِمْرَأَةٌ مَنْ خَثْعَمَ، فَجَعَلَ اَلْفَضْلُ يَنْظُرُ إِلَيْهَا وَتَنْظُرُ إِلَيْهِ، وَجَعَلَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يَصْرِفُ وَجْهَ اَلْفَضْلِ إِلَى اَلشِّقِّ اَلْآخَرِ… ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ, وَاللَفْظُ لِلْبُخَارِيِّ
Suatu hari Al-Fadl Ibnu Abbas radhiyallaahu‘anhuma duduk di belakang Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam, lalu seorang perempuan dari suku khats’am datang. Kemudian mereka (Fadl bin abbas dan penanya perempuan) saling memandang. Lalu Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam memalingkan muka al-Fadl ini ke arah lain… (Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Imam Bukhari)
Namun, ketertarikan melalui pandangan memanglah hal yang wajar. Tapi sangat dianjurkan ketika melihat hal yang menakjubkan perlu dibarengi dengan berdzikir kepada Allah. Dalam kitab Al-Futuhatur Rabbaniyyah alal Adzkarin Nawawiyyah karya Muhammad bin Alan As-Shiddiqi beliau menerangkan:
باب التعجب بلفظ التسبيح والتهليل ونحوهما أى كالتكبير والحوقلة. وترجم البخارى باب التكبير والتسبيح عند التعجب، أخرج البخارى فى تعليقاته بصيغة الجزم عن ابن أبى ثور عن ابن عباس عن عمر قال قلت للنبى صلى الله عليه وسلم طلقت نسائك قال لا قلت الله أكبر
Artinya, “Bab takjub yang diekspresikan dengan lafal tasbih, tahlil, dan lafal serupa keduanya antara lain seperti lafal takbir, la hawla wa la quwwata illa billah (hawqalah). Imam Bukhari mendahului bab takbir dan tasbih ketika takjub oleh sesuatu. Ia meriwayatkan hadits dalam Ta‘liqat-nya dari Ibnu Abi Tsaur, dari Ibnu Abbas, dari Sayyidina Umar RA. ‘Aku bertanya, ‘Apakah benar kamu ceraikan istri-istrimu?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Tidak.’ ‘Allahu akbar,’ kujawab,’”
Adapun ketika kita melihat sesuatu yang menakjubkan, baik berupa kejadian alam, pemandangan, keindahan, kecantikan wanita atau ketampanan seseorang, agar sesuatu tersebut tidak membahayakan kita, maka kita dianjurkan untuk membaca doa berikut:
مَا شَاءَ اللهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Masya Allah la quwwata illa billah.
“Sesuatu dikehendaki Allah. Tiada kekuatan selain kekuatan Allah.”
Dalam hadits riwayat Ibnu Sunni dari Anas bin Malik, dia berkata bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda;
من رأى شيئا فأعجبه فقال : ما شاء الله لا قوة إلا بالله لم يضره
“Barangsiapa yang melihat sesuatu yang membuatnya takjub, kemudian dia mengucapkan, ‘Masya Allah la quwwata illa billah (Sesuatu dikehendaki Allah. Tiada kekuatan selain kekuatan Allah), maka sesuatu tersebut tidak akan membahayakannya.”
Demikianlah doa ketika kita melihat sesuatu yang menakjubkan, baik itu kejadian alam, keindahan, kecantikan wanita ataupun hal-hal yang lainnya. Semoga bermanfaat. Wallahua’lam bisshawab.