Misteri Letak Bukit Tursina, Tempat Nabi Musa Berdialog Langsung dengan Allah

bukit tursina

Pecihitam.org – Bukit Tursina merupakan salah satu tempat yang memiliki nilai historis bagi kenabian Musa alaihissallam. Di sanalah, Nabi Musa p berdoa kepada Allah untuk menunjukkan bukti kenabian kepada kaumnya. Di bukit ini pula, dua mukjizat Nabi Musa diberikan oleh Allah dalam wujud tongkat yang bisa berubah menjadi ular dan tangan yang bercahaya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Selain itu, bukit Tursina juga menjadi saksi bahwa Nabi Musa pernah berdialog langsung dengan Allah, sebagaimana Nabi Muhammad Saw yang pernah berdialog langsung dengan Allah di Shidratul Muntaha.

Bahkan di bukit ini pula kita akan temui dua jenis buah yaitu buah tin dan zaitun.

وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ وَطُورِ سِينِينَ وَهَٰذَا ٱلْبَلَدِ ٱلْأَمِينِ

”Demi buah tin dan zaitun. Demi (Bukit) Thursina. Dan, demi negeri yang aman ini.” (Attin ayat 1-3).

Tiga ayat di atas merupakan sumpah Allah SWT, sebagaimana sumpah yang juga terdapat pada beberapa surah dan ayat lain dalam Alquran.

Namun ternyata memahami ayat tersebut, tidaklah mudah. Bahkan hingga kini banyak pertanyaan yang muncul mengenai sumpah Allah tersebut. Apa keistimewaan buah tin dan buah zaitun, serta di mana sesungguhnya keberadaan Bukit Tursina, dan di mana negeri yang aman itu?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut setidaknya kita sedikit bisa melihat beberapa pendapat para ahli berikut:

Daftar Pembahasan:

Pendapat Ahli Tentang Letak Bukit Tursina

Dalam menafsirkan ketiga ayat di atas, ternyata sejumlah ahli tafsir pun berbeda pendapat. Misalnya tentang bukit Tursina. Meski semua ahli tafsir sepakat bahwa Tursina adalah bukit dimana Nabi Musa menerima wahyu dari Allah. Namun, mereka berbeda pendapat mengenai letak Bukit tersebut. Setidaknya, ada tiga pendapat tentang letak Bukit Tursina.

Pendapat Pertama

Sebagaimana disebutkan dalam surah At tin, sebagian ahli tafsir meyakini bahwa Bukit Tursina berada di wilayah Mesir yang lokasinya berada di Gunung Munajah, di sisi Gunung Musa. Lokasi ini dikaitkan karena disana ada Semenanjung Sinai. Pendapat ini didukung oleh Sayyid Quthb dalam tafsirnya Fi Zhilal al-Qur’an.

Selain itu, bagi pihak yang meyakini bahwa wilayah Mesir adalah tempat yang disebutkan sebagai Tursina juga karena di daerah ini terdapat sebuah patung anak lembu. Patung ini dikaitkan dengan perbuatan salah seorang pengikut Nabi Musa yang berkhianat bernama Samiri.

Peristiwa ini terdapat dalam surah Al-A’raf ayat 148,

”Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah orang-orang yang dzalim.”

Ketika kaum Bani Israil keluar dari tanah Mesir, mereka banyak membawa perhiasan berupa emas dan perak. Para wanita Bani Israil telah meminjamnya dari mereka untuk dipakai sebagai perhiasan. Perhiasan tersebut dibawa ketika Allah memerintahkan Bani Israil keluar dari Mesir. Karena diharamkan, mereka kemudian melepaskan semua perhiasan tersebut.

Baca Juga:  Cara Menghadapi Orang yang Sakaratul Maut dalam Islam

Ketika Nabi Musa pergi ke Bukt Tursina untuk berjumpa dengan Rabb-nya, Samiri mengambil perhiasan itu dan menjadikannya sebagai patung anak lembu yang bisa mengeluarkan suara melenguh jika angin masuk ke dalamnya. Mungkin, segenggam tanah yang dia ambil dari jejak utusan (Jibril) membuat patung anak lembu tersebut dapat melenguh.

Sedangkan, dalam Kitab Perjanjian Lama, disebutkan bahwa,

”Ketika bangsa itu melihat Musa sangat lambat saat turun dari gunung, mereka lalu berkumpul mengelilingi Harun dan berkata, ‘Buatkanlah tuhan yang dapat berjalan di hadapan kami. Sebab, Musa ini orang yang telah memimpin kami keluar dari Mesir. Kami tidak tahu apa yang terjadi dengannya.’

Harun kemudian berkata kepada mereka, ‘Lepaskan dan serahkanlah kepadaku anting-anting emas yang ada pada istri, putra, dan putri kalian.’ Seluruh kaum itu pun menanggalkan anting-anting emas dan menyerahkannya kepada Harun.

Harun menerima perhiasan-perhiasan itu. Dia lalu melelehkan dan menuangkannya ke patung yang bergambar anak lembu. Mereka kemudian berkata, ‘Hai Israil, inilah tuhan-tuhanmu yang telah mengeluarkan kalian dari negeri Mesir.” (Kitab Keluaran ayat 2-5).

Pada Kitab Perjanjian Lama, dikisahkan Harun telah berbuat salah. Namun sebaliknya, Al-Quran justru membebaskan Harun dari perbuatan yang dituduhkan tersebut.

Dari sini kemudian sebagian ahli tafsir, berpendapat bahwa Tursina terletak di Sinai.

Namun, dalam bukunya Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, Sami bin Abdullah al-Maghluts mengatakan bahwa pendapat bukit Tursina berada di wilayah Mesir ini sangat lemah. Karena, perkataan itu hanya mengandung kekeliruan pemahaman yang diidentikkan dengan kata ‘Sinai’.

”Siapa yang bisa memastikan bahwa yang dimaksud Allah SWT dengan Tursina itu adalah Sinai, Mesir? Jika memang benar demikian, tentunya Allah SWT tidak mengatakan Siniin jika yang maksud adalah Sinai.

Baca Juga:  Sabar Dalam Islam, Keutamaan dan Kategorinya

Pendapat Kedua

Muhammad bin Abdul Mun’im al-Himyari, dalam bukunya Al-Raudh al-Mi’thar fi Khabari al-Aqthar dan Syauqi Abu Khalil dalam Atlas Hadis, berpendapat bahwa Tursina adalah bukit yang terletak di barat daya negeri Syam. Di sinilah, saat itu Nabi Musa berdialog langsung dengan Allah SWT.

Sementara itu, dalam al-Qamus al-Islam, kata ‘Thursina’ adalah gunung yang tandus atau gersang. Nama bukit ThurSina disebutkan dalam Alquran sebagaimana surah Attin ayat 1 dan surah Almu’minun ayat 20.

Ar-Razi dalam tafsirnya menyebutkan, banyak dalil yang menguatkan pendapat bahwa yang dimaksud Thuur Siniin adalah bukit di Baitul Maqdis.

Di antara pendapat yang disebutkan Ar-Razi adalah mufassir seperti Qatadah dan al-Kalibi yang menyatakan kata Thuur Siniin (Sinai) adalah bukit yang berpepohonan dan berbuah-buahan. Apakah ini adalah Sinai, Mesir? ”Kalau memang ya, tentu tak seorang pun yang membantahnya,” kata Sami.

Menurut Sami bin Abdullah al-Maghluts, justru yang dimaksud dalam ayat itu adalah Thur Sina, bukit di Baitul Maqdis dan Balad al-Amin adalah Mekkah. Argumentasi tersebut berangkat dari firman Allah,

وَشَجَرَةً تَخْرُجُ مِن طُورِ سَيْنَآءَ تَنۢبُتُ بِٱلدُّهْنِ وَصِبْغٍ لِّلْءَاكِلِينَ

”Dan, pohon kayu yang keluar dari Thursina (pohon zaitun) yang menghasilkan minyak dan menjadi makanan bagi orang-orang yang makan.” (Al Mu’minun ayat 20).

Menurut Sami, ayat ini mengikat dan menghimpun dengan kuat antara ‘Thursina’ dan hasil bumi serta tumbuh-tumbuhan penghasil minyak bagi orang yang makan. Sedangkan, jika Sinai di Mesir tidak ada pohon zaitun yang mampu menghasilkan buah, apalagi mengeluarkan minyak.

Maka dari itu, menurutnya, surah Almu’minun ayat 20 dan surah At tin ayat 1-3 itu justru merujuk pada tanah suci di Palestina. Karena di Palestina terdapat banyak pohon zaitun yang terus berproduksi di sepanjang tahun sehingga para penduduk menamakannya dengan ”Bukit Zaitun” dan Allah SWT telah berseru kepada Musa di tempat yang diberkahi di sisi bukit.

فَلَمَّآ أَتَىٰهَا نُودِىَ مِن شَٰطِئِ ٱلْوَادِ ٱلْأَيْمَنِ فِى ٱلْبُقْعَةِ ٱلْمُبَٰرَكَةِ مِنَ ٱلشَّجَرَةِ أَن يَٰمُوسَىٰٓ إِنِّىٓ أَنَا ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَ

”Maka, tatkala Musa sampai ke (tempat) api, diserulah Dia (arah) pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi dari sebatang pohon kayu.” (Al Qashash ayat 30).

Hal senada juga diungkapkan Shalahuddin Ibrahim Abu ‘Arafah, seorang ulama asal Palestina. Menurutnya, Bukit Tursina adalah tempat yang diberkahi dan tempat yang diberkahi itu adalah Palestina. Hal ini sebagaimana surah Al-Isra ayat 1 yang menceritakan peristiwa Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga:  Inilah 7 Huruf yang Tidak Ada dalam Surat Al-Fatihah, Lalu Apa Hikmahnya?

Keterangan ini juga semakin diperkuat dengan ayat berikut:

إِذْ نَادَىٰهُ رَبُّهُۥ بِٱلْوَادِ ٱلْمُقَدَّسِ طُوًى

”Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci, yaitu Lembah Thuwa.” (An Naziat: 16).

يَٰقَوْمِ ٱدْخُلُوا۟ ٱلْأَرْضَ ٱلْمُقَدَّسَةَ ٱلَّتِى كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوا۟ عَلَىٰٓ أَدْبَارِكُمْ فَتَنقَلِبُوا۟ خَٰسِرِينَ

”Hai kaumku, masuklah ke tanah Suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu.” (Al Maidah: 21).

Kemudian merujuk pada hadis Nabi Saw yang menyatakan fitnah Dajjal dan Isa bin Maryam. Bahwa Allah SWT akan memberi wahyu kepada Nabi Isa sesudah dia membunuh Dajjal di gerbang Lod di Baitul Maqdis, ”Bawalah hamba-hamba-Ku berlindung ke bukit.”

Para ulama menyepakati bahwa konteks hadis itu adalah Baitul Maqdis, bukan Sinai, Mesir. Apalagi, jika dikaitkan dengan peristiwa Nabi Musa yang diperintahkan Allah agar keluar dari Mesir akibat kejaran Firaun. Karena itu, hal ini menegaskan bahwa letak bukit Tursina itu sudah berada di luar Mesir.

Pendapat Ketiga

Selain kedua pendapat di atas, masih ada satu lagi tempat yang diduga sebagai Bukit Tursina. Tempat tersebut merupakan bukit yang berada di sebelah selatan Nablus (Palestina) atau yang dinamakan Jurzayem.

Pendapat ini merujuk pada Bangsa Kan’an yang membangun Kota Nablus dan menamakannya Syukaim, yaitu nama yang diubah bangsa Ibrani pertama menjadi Syukhaim, tempat tersebarnya kaum Yahudi dari sekte Samiri.

Mereka adalah sekte yang meyakini lima kitab dari Perjanjian Lama serta memercayai bahwa tempat suci Yahudi terletak Bukit Thur, yaitu sebelah selatan Nablus.

Lokasi Bukit Tursina

Jika melihat semua keterangan di atas, nampaknya kita akan melihat ada dua pendapat yang kemungkinannya sangat kuat mengenai dimana letak bukit Tursina, yaitu di Sinai di Mesir dan Baitul Maqdis di Palestina. Lantas, manakah Bukit Tursina yang sesungguhnya? Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik