Kisah Aminah, Ibunda Rasulullah yang Jarang Kita Ketahui dan Ditulis Para Ulama

Kisah Aminah, Ibunda Rasulullah yang Jarang Kita Ketahui dan Ditulis Para Ulama

PeciHitam – Membahas mengenai kisah hidup Nabi Muhammad Saw memang tidak ada habisnya. Hal ini bukan tanpa alasan, karena memang banyak sekali rekaman sejarah yang memuat kisah-kisah tersebut, antara lain, al-Quran, hadis, sirah Nabawi, atau dari sumber-sumber israilliyat juga sering kita temui.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Nabi Muhammad, terlahir dari rahim seorang wanita, yang bernama Aminah binti Wahab bin Abdul Manaf bin Zuhrah bin Kilab. Aminah dilahirkan di kota Mekkah dari seorang ibu yang bernama Barrah binti Abdul Uzza bin Utsman bin Abduddar bin Qushay. Sedangkan ayahanda Aminah, yaitu Wahab bin Abdul Manaf  bin Zuhrah bin Kilab merupakan seorang pemimpin Bani Zuhrah.

Memang tidak ada yang mengetahui secara pasti, kapan dilahirkannya Ibunda Rasulullah, Aminah tersebut. Kebanyakan hanya menyebutkan tahun wafatnya Ibunda Rasulullah, yaitu pada tahun 577 Hijriyah.

Peristiwa ini terjadi ketika dalam perjalanan menuju Yatsrib untuk mengajak Nabi Muhammad SAW kecil, mengunjungi pamannya dan berziarah ke makam ayahnya.

Dalam kitab yang membahas khusus mengenai Ibunda Rasulullah Muhammad Saw, yaitu kitab Ummun Nabi ‘Alaihi Shallatu Wassalam, karya Aisyah Abdurrahman Bintu Syathi’ atau yang dikenal sebagai Bintu Syathi, juga menceritakan kekagumannya pada sosok Ibunda Rasulullah, sebagai berikut:

Baca Juga:  Kisah Orang-orang yang Masuk Surga Karena Seekor Lalat

“Setiap saya membaca wahyu-kalamullah, saya selalu teringat bahwa Nabi kami yang sungguh mulia itu, adalah manusia yang dahulu ada di dalam kandunganmu sebagai janin di dalam rahimmu. Lalu engkau melahirkannya sebagai manusia biasa, sebagaimana para perempuan lain melahirkan anak-anaknya.”

Sedikit sekali tulisan yang membahas mengenai Ibunda Rasulullah, Aminah semasa hidupnya. Karya Bintu Syathi’ ini merupakan salah satunya dari yang sedikit itu. Berbanding terbalik dengan karya-karya yang membahas mengenai kehidupan Nabi Saw.

Jika kita pahami, peran Ibunda Rasulullah tersebut sangat krusial. Dari rahimnya lah, seorang Nabi akhir zaman dilahirkan ke dunia ini untuk menyempurnakan akhlak manusia. Belum lagi ketika Rasulullah masih dalam kandungan, Aminah berjuang sendiri, karena pada masa itu, ayahanda Nabi Muhammad, Abdullah telah meninggal.

Oleh sebab itu, menyadari akan sedikitnya rujukan yang membahas mengenai kisah hidup ibunda Nabi inilah yang mendasari Bintu Syathi’ menuliskan karya ini. Hal ini dirasakan oleh seorang tokoh perempuan asal Mesir, Aisyah Abdurrahman dalam upayanya menuliskan kehidupan ibunda Siti Aminah. Sebagaimana ia kemukakan dalam bukunya berjudul Ummunnabi ‘Alaihi Sholatu Wassalam sebagai berikut:

Saya memulai usaha ini, menyelidiki riwayat hidup Ibu Siti Aminah, dalam keadaan saya betul-betul menyadari, bahwa data dan sumber-sumber yang membahas dan mengulas ibu yang mulia ini sangat langka sekali.

Baca Juga:  Mahasiswi Ini Keluar dari Salafi Wahabi, Tak Tahan Dilarang Bershalawat Nariyah

Namun saya tidak merasa gelisah karena kekurangan itu, sebab saya telah menetapkan niat, saya akan membicarakan ibu darai manusia yang agung itu, ibu dari seorang pahlawan.

Ungkapan Bintu Syathi’ tersebut berdasarkan fakta atas langkanya buku-buku yang membahas tentang ibunda Nabi Muhammad SAW di atas menunjukkan bahwa menuliskan tentang ibu Aminah bukanlah perkara yang mudah. Terlebih jarak antara masa sekarang dengan periode ibunda terbentang sangat cukup jauh.

Oleh sebab itu, diperlukan kesabaran serta ketelitian dalam menyusun data-data tentang beliau yang berserakan di tumpukan buku-buku sejarah dan tentunya juga melalui tuturan-tuturan kanjeng Nabi sendiri tentang ibundanya yang tercecer dalam kitab-kitab hadis kanonik.

Menurut Ibnu Ishaq, Aminah ketika masih anak anak diasuh oleh keluarganya yaitu keturunan Bani Zuhrah. Ayahnya yang mrrupakan seorang pemimpin Bani Zuhrah inilah menjadikannya keturunan seorang bangsawan. Kemurnian keturunan berkumpul dengan ketinggian kebangsawanan dalam dirinya, sehingga dapatlah ia menjadi kebanggaan bagi masyarakat Mekkah pada waktu itu.

Aminah menikah dengan Abdullah bin Abdul Muthalib. Kisah pernikahan ini sedikit diceritakan oleh Ibn Ishaq, bahwa keluarga Abdul Muthalib (Ayah Abdullah sekaligus Kakek kanjeng Nabi) sambil memegang tangan putranya, Abdullah, berangkat menuju Wahab ibnu Manaf (keluarga bunda Aminah) untuk melangsungkan pernikahan Aminah dan Abdullah.

Baca Juga:  Kisah Nabi Musa Telanjang Berlarian Mengejar Batu

Ibn Hisyam dalam kitabnya, as-Sirah an-Nabawiyyah, menceritakan bahwa pada saat Aminah hendak melahirkan Nabi, dikatakan kepada beliau, “Engkau mengandung seseorang yang kelak akan menjadi panutan umat (sayyidul ummat), jika kelak bayi itu lahir, maka berdoalah kepada Tuhan agar sang bayi akan dijaga oleh-Nya. Dan namakan bayi tersebut dengan nama Muhammad.”

Mohammad Mufid Muwaffaq