Kisah Iblis Ketika Membangunkan Khalifah Muawiyah untuk Shalat

Kisah Iblis Ketika Membangunkan Khalifah Muawiyah untuk Shalat

Pecihitam.org – Perseteruan hebat antara iblis dan manusia dimulai sejak diusirnya iblis dari surga. Iblis yang terlebih dahulu diciptakan dari Adam, menolak sujud kepadanya. Hal ini membuat Allah murka, dan mengeluarkan iblis dari kenikmatan surga.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Namun, tak disangka, iblis mengeluarkan perkataan yang terduga, dia akan terus menerus menggoda manusia sebanyak-banyaknya agar tidak dirinya saja yang tinggal dalam kepedihan neraka. Maka setiap hari iblis tidak henti-hentinya menggoda agar anak adam mau mengikutinya. 

Gempuran godaan iblis sangat dahsyat, sekali terkena akan sulit untuk terlepas bahkan cenderung terus menerus melakukan hal negatif yang sama. Manusia harus selalu mawas diri dan waspada terhadap tipu daya yang dilakukan oleh sang iblis. Doa harus selalu dipanjatkan, mendekatkan diri kepada Allah swt, dan meminta perlindungan kepadaNya.

Biasanya godaan iblis selalu mengarah kepada kedurhakaan kepada Allah swt. Melakukan hal-hal terlarang agar mendapat dosa dan jauh dari lindungan Allah swt.

Namun, tidak jarang pula iblis mengajak kepada kebaikan untuk selanjutnya dijerumuskan ke dalam jurang kesesatan. Hal ini pula yang dialami oleh Muawiyyah yang sedang digoda oleh iblis dan diabadikan dalam Matsnawi karya Jalaluddin ar-Rumi.

Baca Juga:  Ketika Abu Nawas Diusir Raja dari Tanah Kelahirannya

Suatu hari ketika khalifah Mu’awiyyah sedang tidur, sang iblis menghampiri dan membangunkan khalifah Mu’awiyah yang terlelap tidur dalam istananya.

Iblis yang berwujud orang asing, segera diketahui identitasnya oleh khalifah Mu’awiyah. Ketika khalifah terbangun, maka beliau segera menanyai iblis tersebut, dan terjadilah dialog panjang antar mereka.

“Kenapa tiba-tiba kau membangunkanku?” tanya khalifah pada Iblis.

“Waktu sholat akan segera tiba, dan aku khawatir jika engkau ketinggalan melaksanakannya,” jawab Iblis.

“Tidak mungkin engkau membangunkan diriku untuk tujuan itu, tugasmu adalah menyesatkan manusia ke jalan yang benar” ungkap sang khalifah menanggapi pernyataan Iblis.

“Ketahuilah, wahai khalifah! Walaupun aku sempat membangkang kepada Allah swt, namun 700 tahun aku sempat mengabdi kepadaNya. Aku tidak mungkin ingkar kepadanya, aku membangkang karena rasa cemburuku kepada Adam. Aku masih tunduk kepadaNya, wahai khalifah,” ungkap Iblis pada khalifah.

“Aku tetap tidak akan mempercayai perkataanmu. Perkataanmu seperti ucapan pemburu yang berlagak halus kepada buruannya untuk membunuhnya. Kau yang menyebabkankan kehancuran umat Nuh, kaum Ad, kaum Luth, Fir’aun, dan seterunya,” ucap Khalifah yang ragu dengan perkataan iblis.

Baca Juga:  Abu Nawas Mengajar Keledai Mengaji Al-Qur’an

“Kau sungguh salah besar, wahai khalifah jika menganggapku sebagai penyebab kehancuran umat manusia terdahulu. Siapalah Aku yang bisa menentukan kejahatan di muka bumi? Aku hanyalah boneka Allah yang sedang tidak berdaya di hadapan kekuasaan-Nya,” ucap Iblis seraya meyakinkan khalifah.

Mendengar jawaban meyakinkan dan menggoda dari iblis, tak lantas khalifah percaya akan perkataannya. Khalifah kemudian berdoa kepada Allah untuk meminta perlindungan dari godaan-godaan makhluk yang ingin menyesatkan dirinya. Terlebih dari kefasihan dan kelicikan iblis dalam menyesatkan dirinya.   

Setelah berdoa, khalifah terus saja mendesak iblis untuk berkata jujur kepadanya mengenai tujuan membangunkan dirinya. Sang khalifah mendesak namun sang iblis terus saja berkelit.

Sang iblis terus mengutarakan pendapatnya bahwa penyebab kehancuran umat terdahulu adalah kecerobohan dan nafsu jahat manusia itu sendiri, bukan campur tangan dari sang iblis.

Baca Juga:  Kesombongan Kecil Itu, Mampu Menghancurkan Amalan Sebesar Gunung

Hal ini semakin membuat khalifah geram dan muak dibuatnya. Akhirnya kemarahan sang khalifah membuat iblis mengungkapkan kejujurannya perihal membangunkan dirinya.  

“Baiklah, khalifah! Aku akan mengungkapkan tujuanku yang membangunkanmu untuk melaksanakan sholat tepat waktu. Khalifah, jika engkau tertidur dan kehilangan waktu sholatmu, maka engkau akan sangat menyesal.

Penyesalan itulah yang akan membawa dirimu pada dzikir kepada Allah dengan rasa penuh penyesalan. Zikir penuh penyesalan itu lebih aku takuti daripada shalatmu, wahai khalifah. Karena setiap zikir yang penuh dengan penyesalan kepada Allah akan bernilai dua ratus kali lebih banyak daripada sholat atau doa yang biasa engkau lakukan,” ungkap Iblis pada khalifah.     

Muhammad Nur Faizi