Kitab Minhajul Abidin Karya Imam al-Ghazali

kitab minhajul abidin

Pecihitam.org – Ibadah merupakan karunia, pahala, kenikmatan abadi, dan sarana menuju surga Allah yang kekal. Kelak terasa indah, seindah hati kaum ahli ibadah (abiddin) yang menjalaninya dengan ikhlas dan ihsan. Inilah jalan para nabi, para auliya, shalihin dan mukhlisin.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Namun jalan menuju ke surga-Nya itu bukanlah jalan yang mudah dilalui oleh para hamba yang mudah tergoda indahnya dunia. Berbagai rintangan menghadang, siap menarik seorang hamba ke jurang maksiat, hingga semakin jauh dari tujuan ibadahnya.

Rasulullah saw bersabda; “Ketahuilah bahwa jalan menuju surga itu penuh rintangan dan lika-liku, sedangkan jalan ke neraka itu mudah dan rata.”

Melalui kitab Minhajul Abidin ini, Imam al-Ghazali membagi perjalanan seorang ahli ibadah itu kedalam tujuh tahapan.

Ini merupakan risalah bimbingan yang menjadi wasiat terakhir Imam Ghazali bagi umat, karena tak lama sesudah menyusun kitab ini, sang imam Hujjatul Islam ini meninggalkan dunia, menghadap sang Rabbul Alamin yang selalu beliau rindukan.

Imam Ghazali menerangkan tips-tips dan wasiat penting agar seseorang selalu waspada terhadap setiap rintangan yang ada. Sehingga dapat keluar dari perangkap tersebut.

Baca Juga:  Tujuan Utama Mengamalkan Ajaran Tasawuf dalam Islam

Imam Al Ghazali dalam kitab Minhajul Abidin ini, mengatakan, bahwa Ilmu yang fardlu ain (yang wajib dituntut) oleh seorang muslim adalah mencakup 3 hal, yaitu :

  1. Ilmu Tauhid
  2. Ilmu Syariat
  3. Ilmu Sir (Ilmu tentang hati)

Dan tidaklah ilmu-ilmu itu semua dituntut untuk tujuan berargumentasi atau memberikan keyakinan kepada orang lain baik yang beragama Islam maupun bukan.

Tetapi ilmu tersebut fardlu ain untuk dituntut, yang berhubungan dengan untuk perubahan diri. Ilmu Tauhid dan syariat, dikalangan ummat Islam sekarang ini demikian popular untuk dipelajari. Namun jarang sekali orang yang mempelajari dan mengerti mengenai Ilmu Sir (Ilmu tentang hati).

Lantas mungkin kita akan bertanya, untuk apakah belajar Ilmu tentang hati, atau macam manakah ilmu tentang hati tersebut?

Rasulullah SAW pernah bersabda sebagaimana hadits berikut:
“Dalam diri manusia ada segumpal darah. Yang apabila shalih (tidak rusak), maka akan shalih seluruhnya, tetapi apabila buruk maka akan buruk pula seluruhnya, itulah hati”.

Bahkan di hadits lain, Rasulullah SAW mengatakan : “Sesungguhnya sebuah amal itu bergantung dari niatnya”.

Sungguh, hal-hal ibadah syariat yang kita laksanakan sepanjang hari akan tidak mempunyai nilai, bila tidak disertai niat yang shalih. Dan letak niat itu adalah di hati.

Baca Juga:  Tasawuf Pamoring Kawulo Gusti dalam Wirid Hidayat Jati Ronggowarsito

Demikian besar dan pentingnya fungsi hati, oleh sebab itu wajar saja jika Imam al Ghazali mengkategorikan Ilmu ini menjadi ilmu yang fardlu ain (wajib) untuk dituntut.

Dikajian tasawuf, pembahasan tentang hati merupakan agenda utama. Hal ini sesungguhnya untuk penyelarasan dari Ilmu Tauhid dan Syariat, yang sebelumnya (oleh kebanyakan orang) telah dipelajari.

Dalam sebuah kalam hikmah mengatakan bahwa : “Man ‘Arofa Nafsahu faqod ‘Arofa Rabbahu“. “Barangsiapa mengenal dirinya (nafsahu) maka ia akan mengenal Tuhannya”. (sebagian ulama mengatakan ini sebagai hadits dari Rasulullah SAW).

Sementara sayyidina Ali. KRA mengatakan bahwa : “Awwaluddina Ma’rifatullah“. “Awalnya beragama adalah mengenal Allah”.

Sehingga dapat dilihat hubungannya, bahwa Mengenal diri (An-Nafs) merupakan awal dari seorang beragama dengan haq. Wallahu’alam Bisshawab.

Baca Juga:  Meluruskan Salah Paham Tentang Tarekat

Silahkan download kitab tersebut pada link dibawah ini:

Kitab Minhajul Abidin karya Imam al-Ghazali

Penting: Kitab ini berbentuk digital, jika anda menemukan link download yang error atau isi kitab yang tidak sesuai dengan teks aslinya silahkan komentar dibawah atau kirimkan email ke redaksi. Dan disarankan lebih baik membeli kitab yang berbentuk cetakan asli dari penerbit terpercaya sebagai bentuk kehati-hatian. Terima kasih

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *