Mewaspadai Gerakan Senyap Para Perusak NKRI, Ini Nama Gerakannya!

gerakan senyap para perusak NKRI

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya” Bung Karno.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pecihitam.org – Baru saja kita merayakan semarak Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74, usia yang sudah matang untuk sebuah negara yang sedang berkembang.

Menjadi sebuah negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, meminjam istilah cak nun dengan sebutan penggalan surga memang menjadi sasaran empuk bagi negara-negara yang lainnya.

Dus, kita akan faham ketika menengok dan niteni kembali sejarah penjajahan yang berabad-abad lamanya di negeri tercinta ini.

Selain ekspansi wilayah setiap penjajahan yang dilakukan akan membawa visi 3G yakni, gold, glory dan gospel. Ketika kekuasaan dan sumber daya sudah didapatkan maka akan dilakukan pengaruh keyakinan dalam beragama yang dianut oleh para penjajah.

Dalam kasus penjajahan di negeri kita Indonesia yang paling tidak mampu dilakukan oleh para penjajah adalah menyebarkan faham atau agama baru.

Sebab tradisi dan keyakinan masyarakat nusantara itu bak memecahkan batu dengan tangan kosong, begitu kuat sehingga tidak mudah untuk mengubahnya. Contohnya ketika Hadratusyekh KH. Hasyim asy’ari diminta oleh jepang untuk melakukan seikerei yakni penghormatan kepada dewa matahari beliau menolak kendatipun nyawa taruhannya.

Baca Juga:  Kualitas Spiritual Warga Negara dan Kemajuan Bangsa

Setelah bertahun-tahun lamanya Indonesia merdeka, ada ancaman baru yang justru muncul dari dalam selimut. Sebuah gerakan yang berkedok agama dalam upaya merongrong dan merebut kedaulatan negara yakni HTI.

Hizbut tahrir Indonesia atau HTI adalah organisasi sosial keagamaan yang menjadikan Islam sebagai idiologinya dan menginginkan juga sebagai idiologi negara untuk mengganti pancasila.

Sontak banyak yang memberikan penolakan keras terutama dari dua sayap Islam terbesar di indonesia yakni Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Sebab jikalau Islam menjadi idiologi Negara maka akan menjadikan Islam lebih sempit dan kurang diterima oleh yang lain.

Keterlibatan NU dalam pergerakan untuk mewujudkan Indonesia merdeka keberadaanya tidak bisa dipungkiri lagi. Secara Doktrin NU menganggap bahwa kewajiban berbangsa dan bernegara adalah sesuatu yang final.

Karena dianggap mengancam keutuhan dan stabilitas negara, mengingat HTI juga menolak adanya sistem demokrasi, maka pada tanggal 19 juli 2019 HTI di Indonesia dibubarkan.

Baca Juga:  Menelisik Sastra Pesantren di Tengah Perkembangan Sastra Islami

Seperti kata pepatah mati satu tumbuh seribu. Pun halnya dengan ex-HTI, setelah dibubarkan banyak bermunculan gerakan-gerakan yang didalamnya merupakan anggota-anggota bekas HTI atau simpatisan HTI.

Menurut Kiyai Miftah Faqih Benda Kerep Cirebon, gerakan ini memiliki tujuan yang sama dengan HTI yaitu melakukan upaya untuk bisa merebut kursi kemerdekaan bagi seluruh rakyat Indonesia. Berikut nama gerakan yang didalamnya masih berafiliasi dengan HTI:

  • Lajnah Thalabun Nusrah yang bergerak dalam lingkungan keamanan negara
  • Lajnah Fa’aliyah yang bergerak dalam lembaga negara
  • Lajnah siyasiyah yang bertugas membuat opini di masyarakat
  • Lanjnah khos Ulama yang bergerak dalam lingkungan lembaga keagamaan seperti majlis taklim
  • Lajnah thullab wal jamiyah yang bergerak untuk merekrut di lingkungan pelajar dalam semua tingkatan
  • Lajnah Dosen dan peneliti

Gerakan diatas merupakan gerakan HTI secara fungsional tidak secara struktural keorganisasian, gerakannya dilakukan secara diam-diam dan sering disisipkan dalam kegiatan sosial keagamaan sehingga tidak mudah terlacak oleh negara. (Dr. Hc. KH Miftah faqih Benda kerep)

Baca Juga:  Jika HTI Menolak Saran Ini, Lebih Baik Berhenti "Menjual" Ilusi Khilafahnya

Maka Nahdlatul ulama yang selama ini konsisten dalam menjaga kedaulatan NKRI harus menjadi benteng pertahanan yang kokoh bersama dengan instrumen negara lainnya untuk bisa mengantisipasi gerakan-gerakan yang sedikit demi sedikit ingin mencaplok negara kita.

Dari sejarah panjang bangsa Indonesia gagasan negara bangsa adalah hasil dari pahit getirnya proses perjuangan nusantara. Para pendiri bangsa sadar bahwa dalam pancasila tidak ada prinsip yang bertentangan dengan agama, sebaliknya dalam pancasila merefleksikan pesan-pesan utama semua agama yang menjadi kemaslahatan bersama the common good (Abdurrahman wahid, Ilusi negara Islam: 17). Tabik!

Fathur IM

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *