Ragam Variasi Bacaan I’tidal Menurut Riwayat Muhaditsin

Ragam Variasi Bacaan I’tidal Menurut Riwayat Muhaditsin

PeciHitam.org – Bacaan I’tidal dalam shalat ternyata memiliki beberapa ragam yang sangat jarang diketahui oleh banyak orang, diantaranya dibahas dalam beberapa riwayat hadits yang akan saya jelaskan dibawah ini.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Ada beberapa wirid atau bacaan yang pernah dibaca oleh Rasulullah  saat berdiri i’tidal ini. Suatu saat Rasulullah  membaca satu zikir, di saat lain membaca zikir yang lain pula.

Ada banyak macamnya bacaan i’tidal yang diajarkan dalam islam. Sikap yang tepat dalam hal ini ialah dengan berusaha menghafal semua doa itu dan dibaca secara bergantian. Misalnya ketika i’tidal shalat asar baca lafal A, i’tidal shalat maghrib baca lafal B, dst.

Bagi orang yang sedanga shalat, hanya boleh membaca doa i’tidal setelah dia berdiri sempurna dan dibolehkan mengulang-ulang bacaan i’tidal, meskipun lebih dari 3 kali, sesuai dengan panjangnya i’tidal.

Juga orang yang shalat harus membaca bacaan i’tidal, meskipun hanya sekali. Karena para ulama menilai bahwa bacaan i’tidal hukumnya wajib.

Bacaan bangkit ruku’ ini, atau yang dikenal dengan bacaan I’tidal, dibaca setelah kita membaca sami’alloohu liman hamidah.

Doa Bangun Dari Ruku’

سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Sami’allaahu liman hamidah.

Semoga Allah mendengar pujian orang yang memujiNya. HR. Al-Bukhari 

Doa I’tidal pertama

رَبَّنَا لَكَ الحَمْدُ

Robbanaa lakal hamdu

Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji. (HR. al-Bukhari no. 722)

Doa I’tidal kedua

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الحَمْدُ

Allaahumma robbanaa lakal hamdu

Ya Allah, Tuhan kami, bagi-Mu segala puji. (HR. Bukhori No: 796 Muslim no. 902 dari Abu Musa al-Asy’ari)

Doa I’tidal ketiga

رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ

Robbanaa walakal hamdu

Ya Tuhan kami, dan bagi-Mu segala puji. (HR. al-Bukhari no.732 no.689 dan Muslim no.866 dari Abu Hurairah)

Doa I’tidal keempat

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ

Allaahumma robbanaa wa lakal hamdu

Ya Allah, ya Tuhan kami, dan bagi-Mu segala puji. (HR. Bukhori No: 795)

Baca Juga:  Sebenarnya Hujan Itu Berkah atau Musibah? Sehingga Ada Anjuran Membaca Doa Turun Hujan

Doa I’tidal kelima

رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ

Robbanaa walakal hamdu hamdan katsiiron toyyiban mubaarokan fiih

Tuhan kami, dan bagi-Mu segala puji, dengan pujian yang banyak, yang baik, yang diberkahi di dalamnya.* HR. Bukhori No: 799 dari hadits Rifa’ah ibnu Rafi’.

Pernah seseorang yang shalat di belakang Rasulullah membaca: (doa di atas) saat bangkit dari ruku’ setelah ucapan “Sami’allaahu liman hamidah”. Selesai dari shalat, Rasulullah bertanya, “Siapa yang mengucapkannya tadi?” Orang itu berkata, “Saya, wahai Rasulullah.” Rasulullah bersabda, “Sungguh aku melihat lebih dari 30 malaikat berlomba-lomba, siapa di antara mereka yang paling dahulu mencatatnya”

Doa I’tidal keenam

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ، مِلْءُ السَّمَاوَاتِ، وَمِلْءُ الْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Allaahumma robbanaa lakal hamdu, mil-us samaawaati, wa mil-ul ardli, wa mil-u maa syi’ta min syai-in ba’du

Ya Allah, ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit, sepenuh bumi, sepenuh apapun yang Engkau kehendaki setelah itu. HR. Muslim No: 476 (HR. Muslim no. 1067 dari hadits Abdullah ibnu Abi Aufa

Doa I’tidal ketujuh

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ، وَمِلْءَ الْأَرْضِ، وَمِلْءَ مَا بَيْنَهُمَا، وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Allaahumma robbanaa lakal hamdu, mil-us samaawaati, wa mil-ul ardli, wa mil-u maa bainahumaa, wa mil-u maa syi’ta min syai-in ba’du

Ya Allah, ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit, sepenuh bumi, sepenuh apa yang ada di antara keduanya, sepenuh apapun yang Engkau kehendaki setelah itu. – HR. Muslim No: 771

Doa I’tidal kedelapan

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ، مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءُ الْأَرْضِ، وَمَا بَيْنَهُمَا، وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ، أَهْلَ الثَّنَاءِ وَالْمَجْدِ، لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

Baca Juga:  Ragam Doa Setelah Adzan Menurut Para Ulama

Allaahumma robbanaa lakal hamdu, mil-us samaawaati, wa mil-ul ardli, wa maa bainahumaa, wa mil-u maa syi’ta min syai-in ba’du, ahlats tsanaa-i wal majdi, laa maani’a limaa a’toita, wa laa mu’tiya limaa mana’ta, wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu

Ya Allah, ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit, sepenuh bumi, dan apa yang ada di antara keduanya, sepenuh apapun yang Engkau kehendaki setelah itu. Yang berhak disanjung dan dimuliakan. Tidak ada yang dapat menghalangi apa yang akan Engkau berikan, tidak ada yang dapat memberikan apa yang Engkau tahan, dan tidak bermanfaat suatu kekayaan, terhadap orang yang memiliki kekayaan, dari keputusan-Mu (HR. Muslim No 478 & no 1072 dari Ibnu Abbas).

Doa I’tidal kesembilan

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ، أَهْلَ الثَّنَاءِ وَالْمَجْدِ، أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْدُ، وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ: اللهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

robbanaa lakal hamdu, mil-us samaawaati, wal ardli, wa mil-u maa syi’ta min syai-in ba’du, ahlats tsanaa-i wal majdi, ahaqqu maa qoolal ‘abdu, wa kullunaa laka ‘abdun, alloohumma laa maani’a limaa a’toita, wa laa mu’tiya limaa mana’ta, wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu

Ya Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh apapun yang Engkau kehendaki setelah itu. Yang berhak disanjung dan dimuliakan. Yang paling pantas dikatakan oleh seorang hamba, dan kami semua adalah hamba-Mu: Ya Allah, tidak ada yang dapat menghalangi apa yang akan Engkau berikan, tidak ada yang dapat memberikan apa yang Engkau tahan, dan tidak bermanfaat suatu kekayaan, terhadap orang yang memiliki kekayaan, dari keputusan-Mu (HR. Muslim No.477 & no.1071 dari Abu Sa’id al-Khudri).

Baca Juga:  Ini Doa Bercermin Sesuai Anjuran Rasulullah

Doa I’tidal kesepuluh

لِرَبِّيَ الْحَمْدُ، لِرَبِّيَ الْحَمْدُ

Lirobbiyal hamdu-lirobbiyal hamdu

Hanya untuk Rabb-ku segala puji, hanya untuk Rabb-ku segala puji.

HR. Nasai No: 1069 sahih. HR. Abu Dawud no. 874 dan yang lainnya dari hadits Hudzaifah, dinyatakan sahih dalam Shahih Sunan Abi Dawud dan al-Irwa’ no. 335.

Beliau terus mengulang-ulangi ucapan ini, hingga lama berdirinya saat itu sama dengan lama ruku’nya, padahal lama ruku’ beliau mendekati lamanya beliau berdiri pada rakaat yang pertama, yang beliau membaca surat al-Baqarah.

Sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang ada di antara keduanya, dan sepenuh apa yang Engkau inginkan dari sesuatu setelahnya. Engkau adalah Dzat yang berhak mendapat pujian dan kemuliaan. (Ucapan ini) yang paling pantas diucapkan seorang hamba, dan semua kami adalah hamba-Mu semata. Ya Allah, tidak ada yang bisa menahan apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang bisa memberikan apa yang Engkau tahan. Tidak bermanfaat kekayaan bagi orang yang memilikinya (kecuali iman dan amal shalihnya), hanya dariMu kekayaan itu. (HR. Muslim 1/346).

Mohammad Mufid Muwaffaq

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *