Surah Al-Hajj Ayat 11-13; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Hajj Ayat 11-13

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Hajj Ayat 11-13 ini, Allah menjelaskan bentuk kerugian yang besar yang akan mereka alami, yaitu mereka menyembah tuhan-tuhan selain Allah atau mereka mengakui adanya kekuatan gaib selain Allah lalu mereka sembah, atau mereka menganggap bahwa ada mahluk yang dapat dijadikan perantara untuk menyampaikan sesuatu permohonan atau doa kepada Allah, padahal tuhan-tuhan itu tidak memberikan mudarat atau manfaat bagi mereka, baik di dunia maupun di akhirat.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Perbuatan yang demikian itu adalah perbuatan yang amat jauh menyimpang dari kebenaran. Mereka seperti seorang yang telah jauh tersesat di tengah padang pasir, akan kembali ke jalan yang semula amat jauh dan melelahkan.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Hajj Ayat 11-13

Surah Al-Hajj Ayat 11
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ

Terjemahan: Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.

Tafsir Jalalain: وَمِنَ النَّاسِ مَن يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ (Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi) ia ragu di dalam ibadahnya itu. Keadaannya diserupakan dengan seseorang yang berada di tepi bukit, yakni ia tidak dapat berdiri dengan tetap dan mantap,

فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ (maka jika ia memperoleh kebaikan) maksudnya kesehatan dan kesejahteraan pada diri dan harta bendanya اطْمَأَنَّ بِهِ ۖ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ (tetaplah ia dalam keadaan itu dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana) cobaan pada hartanya dan penyakit pada dirinya انقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ (berbaliklah ia ke belakang) ia kembali menjadi kafir.

خَسِرَ الدُّنْيَا (Rugilah ia di dunia) disebabkan terlepasnya semua apa yang ia harapkan dari dunia وَالْآخِرَةَ (dan di akhirat) disebabkan kekafirannya itu. ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ (Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata) jelas ruginya.

Tafsir Ibnu Katsir: Mujahid, Qatadah dan selain keduanya berkata: ‘عَلَى حَرْفٍ (“Berada di tepi,”) yaitu di atas keraguan.” Sedangkan selain mereka berkata: “Yaitu berada di atas tepi, di antaranya ialah, yaitu tepi gunung.” Yakni, dia masuk ke dalam agama di tepinya, jika ia mendapatkan apa yang disenanginya maka dia tetap berada di dalamnya, dan jika tidak (disenanginya) dia pun berlalu.

Al-Bukhari berkata dari Ibnu Abbas tentang Ayat: وَمِنَ النَّاسِ مَن يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ (“Dan di antara manusia ada orang yang beribadah kepada Allah dengan berada di tepi.”) Yaitu, seorang laki-laki yang menuju Madinah. Jika isterinya melahirkan seorang anak laki-laki dan kudanya pun berkembangbiak, maka dia berkata:

“Ini agama yang baik.” Jika isterinya tidak melahirkan serta kudanya tidak berkembang biak, maka dia berkata: “Ini agama yang buruk.” Mujahid berkata tentang firman-Nya: انقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ (“Berbaliklah ia ke belakang,”) yaitu kembali kepada kekafiran.

Baca Juga:  Surah Al-Hajj Ayat 26-27; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Firman-Nya: خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ (“Rugilah dia di dunia dan di akhirat,”) yaitu, dia tidak meraih apa pun di dunia, sedangkan di akhirat saat dia berada dalam kekufuran kepada Allah Yang Mahaagung, maka dia berada di dalam puncak kecelakaan dan kehinaan.

Untuk itu Allah Ta’ala berfirman: ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ (“Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata,”) yaitu sebuah kerugian yang besar dan perdagangan yang merugi.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa ada pula sebagian manusia yang menyatakan beriman dan menyembah Allah dalam keadaan bimbang dan ragu-ragu; mereka berada dalam kekhawatiran dan kecemasan; apakah agama Islam yang telah mereka anut itu benar-benar dapat memberikan kebahagiaan kepada mereka di dunia dan di akhirat.

Mereka seperti keadaan orang yang ikut pergi perang, sedang hati mereka ragu-ragu untuk ikut itu. Jika nampak bagi mereka tanda-tanda pasukan mereka akan memperoleh kemenangan dan akan memeroleh harta rampasan yang banyak, maka mereka melakukan tugas dengan bersungguh-sungguh, seperti orang-orang yang benar-benar beriman.

Sebaliknya jika nampak bagi mereka tanda-tanda bahwa pasukannya akan menderita kekalahan dan musuh akan menang, mereka cepat-cepat menghindarkan diri, bahkan kalau ada kesempatan mereka berusaha untuk menggabungkan diri dengan pihak musuh.

Keadaan mereka itu dilukiskan Allah dalam Ayat ini. Jika mereka memperoleh kebahagiaan hidup, rezeki yang banyak, kekuasaan atau kedudukan, mereka gembira memeluk agama Islam, mereka beribadat sekhusyu-khusyunya, mengerjakan perbuatan baik dan sebagainya. Tetapi jika mereka memperoleh kesengsaraan, kesusahan hidup, cobaan atau musibah, mereka menyatakan bahwa semuanya itu mereka alami karena mereka menganut agama Islam.

Mereka masuk Islam bukanlah karena keyakinan bahwa agama Islam itulah satu-satunya agama yang benar, agama yang diridai Allah, tetapi mereka masuk Islam dengan maksud mencari kebahagiaan duniawi, mencari harta yang banyak, mencari pangkat dan kedudukan atau untuk memperoleh kekuasaan yang besar. Karena itulah mereka kembali menjadi kafir, jika tujuan yang mereka inginkan itu tidak tercapai. Pada Ayat-Ayat yang lain Allah menerangkan perilaku mereka:

(yaitu) orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu. Apabila kamu mendapat kemenangan dari Allah mereka berkata, “Bukankah kami (turut berperang) bersama kamu?” Dan jika orang kafir mendapat bagian, mereka berkata,

“Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang mukmin?” Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu pada hari Kiamat. Allah tidak akan memberi jalan kepada orang kafir untuk mengalahkan orang-orang beriman. (an-Nisa’/4: 141)

Tujuan mereka melakukan tindakan-tindakan yang demikian itu dijelaskan Allah dengan Ayat berikut: Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka.

Apabila mereka berdiri untuk salat mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali. (an-Nisa`/4: 142)

Baca Juga:  Surah Al-Mujadalah Ayat 20-22; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Kemudian Allah menerangkan bahwa orang-orang yang demikian adalah orang-orang yang telah menyia-nyiakan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi dirinya sendiri baik di dunia, apalagi di akhirat. Akibatnya di dunia mereka mendapat bencana,

kesengsaraan dan penderitaan lahir dan batin, dan di akhirat nanti mereka akan memperoleh siksa yang amat berat dengan dimasukkan ke dalam api neraka. Karena ketidaksabaran dan tidak tabah itu mereka akan memperoleh kerugian yang besar dan menimbulkan penyesalan selama-lamanya.

Tafsir Quraish Shihab: Ada kelompok ketiga, yaitu orang yang belum kuat imannya. Keyakinannya masih goncang dan dikuasai oleh maslahat-maslahat pribadi. Orang seperti ini, apabila mendapatkan kebaikan, akan merasa tenang dan bahagia. Sebaliknya, apabila dirinya, hartanya atau anaknya ditimpa kesulitan, akan kembali kepada kekafiran.

Dengan begitu, orang ini di dunia akan merugi karena telah kehilangan nyamannya keyakinan kepada ketentuan Allah. Di akhirat pun ia akan merugi karena tidak mendapatkan pahala yang telah dijanjikan Allah kepada orang-orang Mukmin yang sabar dan kokoh imannya. Kerugian ganda itu adalah kerugian yang sebenarnya dan nyata.

Surah Al-Hajj Ayat 12
يَدْعُو مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُ وَمَا لَا يَنفَعُهُ ذَلِكَ هُوَ الضَّلَالُ الْبَعِيدُ

Terjemahan: Ia menyeru selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat dan tidak (pula) memberi manfaat kepadanya. Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.

Tafsir Jalalain: يَدْعُو (Ia menyeru) menyembah مِن دُونِ اللَّ (selain Allah) yakni berhala-berhala مَا لَا يَضُرُّهُ (sesuatu yang tidak dapat memberi mudarat kepada dirinya) jika ia tidak menyembahnya وَمَا لَا يَنفَعُهُ (dan pula tidak dapat memberi manfaat kepada dirinya) jika ia menyembahnya. ذَلِكَ (Yang demikian itu) penyembahan itu هُوَ الضَّلَالُ الْبَعِيدُ (adalah kesesatan yang jauh) sekali dari kebenaran.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: يَدْعُو مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُ وَمَا لَا يَنفَعُهُ (“Ia menyeru selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat dan tidak pula memberi manfaat,”) yaitu berhala-berhala dan patung-patung yang dimintakan bantuan, pertolongan dan rizki, padahal mereka tidak memberikan manfaat dan mudharat. ذَلِكَ هُوَ الضَّلَالُ الْبَعِيدُ (“Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.”)

Tafsir Kemenag: Pada Ayat ini Allah menjelaskan bentuk kerugian yang besar yang akan mereka alami, yaitu mereka menyembah tuhan-tuhan selain Allah atau mereka mengakui adanya kekuatan gaib selain Allah lalu mereka sembah, atau mereka menganggap bahwa ada mahluk yang dapat dijadikan perantara untuk menyampaikan sesuatu permohonan atau doa kepada Allah, padahal tuhan-tuhan itu tidak memberikan mudarat atau manfaat bagi mereka, baik di dunia maupun di akhirat.

Perbuatan yang demikian itu adalah perbuatan yang amat jauh menyimpang dari kebenaran. Mereka seperti seorang yang telah jauh tersesat di tengah padang pasir, akan kembali ke jalan yang semula amat jauh dan melelahkan.

Tafsir Quraish Shihab: Orang yang merugi itu menyembah berhala-berhala selain Allah yang tidak membahayakan apabila tak disembah dan tidak mendatangkan manfaat apabila disembah. Perbuatan yang ia lakukan itu adalah kesesatan yang jauh dari kebenaran.

Baca Juga:  Surah Al-Hajj Ayat 3-4; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Surah Al-Al-Hajj Ayat 13
يَدْعُو لَمَن ضَرُّهُ أَقْرَبُ مِن نَّفْعِهِ لَبِئْسَ الْمَوْلَى وَلَبِئْسَ الْعَشِيرُ

Terjemahan: Ia menyeru sesuatu yang sebenarnya mudharatnya lebih dekat dari manfaatnya. Sesungguhnya yang diserunya itu adalah sejahat-jahat kawan.

Tafsir Jalalain: يَدْعُو لَمَن (Ia menyeru sesuatu) huruf Lam adalah Zaidah ضَرُّهُ (yang sebenarnya mudaratnya) jika ia menyembahnya أَقْرَبُ مِن نَّفْعِهِ (lebih dekat dari manfaatnya) jika menurut khayalannya ia dapat memberikan manfaat.

لَبِئْسَ الْمَوْلَ (Sesungguhnya sejahat-jahat penolong) adalah sesembahan itu وَلَبِئْسَ الْعَشِيرُ (dan sejahat-jahat kawan) adalah dia pula. Sesudah Allah swt. menyebutkan tentang orang-orang yang ragu dengan akibatnya yaitu kerugian, kemudian Allah mengiringinya dengan kisah mengenai orang-orang Mukmin dengan akibatnya, yaitu mendapatkan pahala dari-Nya. Untuk itu Allah swt. berfirman:.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: يَدْعُو لَمَن ضَرُّهُ أَقْرَبُ مِن نَّفْعِهِ (“Ia menyeru sesuatu yang sebenarnya mudharatnya lebih dekat dari manfaatnya,”) yaitu bahayanya di dunia sebelum di akhirat lebih dekat dari pada manfaat yang didapatkan di dalamnya. Sedangkan di akhirat, maka bahayanya pasti dan yakin terjadi. Firman-Nya:

لَبِئْسَ الْمَوْلَى وَلَبِئْسَ الْعَشِيرُ (“Sesungguhnya yang diserunya itu adalah sejahat jahat penolong dan sejahat jahat kawan.”) Mujahid berkata: “Berhala-berhala itu seburuk-buruk penolong yang diseru selain Allah. وَلَبِئْسَ الْعَشِيرُ (“Dan sejahatjahat kawan,”) yaitu kawan dan keluarga.

Tafsir Kemenag: Orang-orang kafir sebagaimana disebutkan dalam Ayat ini adalah orang-orang yang menyembah sesuatu yang lebih banyak mudaratnya dari manfaatnya. Mereka menyembah sesuatu selain Allah, baik berupa manusia, maupun benda atau patung-patung. Disebabkan kekafirannya itu Allah menimpakan azab kepada mereka di dunia dan di akhirat.

Di akhirat mereka akan mengetahui bahwa semua yang mereka puja dan sembah selama hidup di dunia, dan semua yang mereka anggap sebagai penolong, sebagai sesuatu yang dapat mengabulkan segala permintaan mereka dan sebagai teman yang baik, di akhirat nanti tidak mempunyai arti sedikitpun, bahkan semuanya itu akan menjadi teman-teman yang sama-sama ditimpa kemurkaan dan azab Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Juga memohon doa kepada selain Allah yang bahayanya–berupa perusakan akal pikiran dan penguasaan takhayul–lebih dekat ke jiwa daripada kebenaran pertolongannya. Sesembahan seperti itu adalah penolong dan kerabat yang paling jelek.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Hajj Ayat 11-13 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S