Surah Al-Mulk Ayat 28-30; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Al-Mulk Ayat 28-30

Pecihitam.org – Kandungan Surah Al-Mulk Ayat 28-30 ini, menerangkan tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya. Allah memerintahkan Muhammad mengatakan kepada orang-orang kafir, “Hai orang-orang kafir, cobalah terangkan kepadaku, apa yang terpikir olehmu, seandainya atas kehendak Allah seluruh air yang mengalir di permukaan bumi ini meresap ke dalam tanah, sehingga sumber-sumber air dan sumurmu menjadi kering, timba-timbamu tidak dapat menimba air lagi.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Mulk Ayat 28-30

Surah Al-Mulk Ayat 28
قُلۡ أَرَءَيۡتُمۡ إِنۡ أَهۡلَكَنِىَ ٱللَّهُ وَمَن مَّعِىَ أَوۡ رَحِمَنَا فَمَن يُجِيرُ ٱلۡكَٰفِرِينَ مِنۡ عَذَابٍ أَلِيمٍ

Terjemahan: “Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersama dengan aku atau memberi rahmat kepada kami, (maka kami akan masuk surga), tetapi siapakah yang dapat melindungi orang-orang yang kafir dari siksa yang pedih?”

Tafsir Jalalain: قُلۡ أَرَءَيۡتُمۡ إِنۡ أَهۡلَكَنِىَ ٱللَّهُ وَمَن مَّعِىَ (Katakanlah!, “Terangkanlah kepadaku jika Allah mematikan aku dan orang-orang yang bersama dengan aku) yakni orang-orang mukmin, kami binasa karena azab-Nya, sebagaimana yang kalian maksudkan أَوۡ رَحِمَنَا (atau memberi rahmat kepada kami) maksudnya, Dia tidak mengazab kami فَمَن يُجِيرُ ٱلۡكَٰفِرِينَ مِنۡ عَذَابٍ أَلِيمٍ (tetapi siapakah yang dapat melindungi orang-orang yang kafir dari siksa yang pedih?”) Tentu saja tiada seorang pun yang dapat melindungi mereka dari azab-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman: قُلۡ (“Katakanlah”) hai Muhammad, kepada orang-orang yang menyekutukan Allah dan yang mengingkari nikmat-nikmat-Nya tersebut: أَرَءَيۡتُمۡ إِنۡ أَهۡلَكَنِىَ ٱللَّهُ وَمَن مَّعِىَ أَوۡ رَحِمَنَا فَمَن يُجِيرُ ٱلۡكَٰفِرِينَ مِنۡ عَذَابٍ أَلِيمٍ (“Terangkanlah kepadaku jika Allah mematikanku dan orang-orang yang bersama denganku atau memberi rahmat kepada kami, tetapi siapakah yang dapat melindungi orang-orang kafir dari siksa yang pedih?”) maksudnya, selamatkanlah diri kalian karena sesungguhnya tidak ada yang dapat menyelamatkan kalian dari adzab Allah kecuali taubat dan inabah serta kembali kepada agama-Nya.

Dan ditimpakan adzab dan siksaan kepada kami seperti yang kalian harapkan, sama sekali tidak bermanfaat bagi kalian. Sama saja, baik Allah mengadzab kami atau mengasihi kami, maka sesungguhnya tidak ada tempat berlindung bagi kalian dari siksa dan adzab-Nya yang pedih yang pasti akan menimpa kalian.

Tafsir Kemenag: Rasulullah saw menyeru orang-orang kafir agar beriman kepada Allah Yang Maha Esa dan menerangkan bahwa orang-orang yang menyembah berhala itu adalah orang yang bodoh, karena mereka menyembah sesuatu yang tidak dapat mendatangkan manfaat dan mudarat. Sebagai reaksi terhadap seruan Rasulullah itu, mereka berkata kepada teman-temannya, “Tunggu sajalah sampai saat tuhan kita membunuh atau mencelakakan Muhammad dan pengikut-pengikutnya.

Jika mereka telah rusak binasa atau terbunuh semuanya, tentu mereka akan berhenti dengan sendirinya menyiarkan agama mereka. Pada waktu itu barulah kita terlepas dari gangguan dan hasutan-hasutannya.” Bukankah Allah yang mencukupi hamba-Nya? Mereka menakut-nakutimu dengan (sesembahan) yang selain Dia.

Barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk kepadanya. (az-Zumar/39: 36) Allah membantah perkataan mereka dengan memerintahkan Nabi Muhammad untuk mengatakan kepada mereka,

“Wahai orang-orang musyrik, cobalah terangkan kepadaku, apakah faedah dan manfaat yang akan kamu peroleh, jika doamu itu diperkenankan oleh berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah, sementara aku dan semua orang-orang yang beriman rusak binasa dan mati semua? Apakah kebinasaan aku dan orang-orang yang beriman bersamaku itu dapat membebaskan kamu dari azab Allah yang kamu durhakai itu?

Baca Juga:  Surah Al-Mumtahanah Ayat 13; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tidaklah kamu sekalian ingat bahwa telah menjadi ketetapan-Nya, bahwa azab itu tetap diberikan kepada setiap orang yang ingkar kepada-Nya dan selalu berbuat kejahatan? Apakah kamu tidak pernah memikirkan akibat doamu itu hai orang-orang kafir? Seandainya aku dan pengikut-pengikutku mati semua dan dimasukkan-Nya ke dalam surga yang dijanjikan-Nya kepada kami, apakah kamu akan lepas dari azab Allah, dan siapakah yang dapat melepaskan kamu dari azab Allah itu?”

Jawaban yang disampaikan oleh Rasulullah saw di atas merupakan jawaban yang sangat tepat dan mempengaruhi hati dan pikiran kaum musyrikin, karena yang menyampaikan perkataan itu kepada mereka adalah orang yang mereka percayai, segani, dan akui kepemimpinannya.

Orang itu adalah Nabi Muhammad yang pernah mereka serahi menyelesaikan perselisihan yang terjadi antar mereka, dan mereka mengakui penyelesaiannya itu adalah penyelesaian yang paling tepat dan adil.

Walaupun ajaran yang disampaikan Muhammad itu berbeda dengan kepercayaan yang mereka anut, tetapi pribadi Muhammad itu adalah jawaban yang dapat diterima oleh orang yang mau mempergunakan akal pikirannya dengan benar.

Tafsir Quraish Shihab: Katakanlah, “Beritahukanlah kepadaku apakah Allah mematikan aku dan orang-orang Mukmin yang bersamaku seperti yang kalian inginkan, atau Dia memberi rahmat kepada kami dengan menunda ajal kami dan menyelamatkan kami dari siksa-Nya.

Dengan dua kemungkinan di atas, Dia tetap menyelamatkan kami. Maka siapakah yang melindungi orang-orang kafir dari siksa pedih yang berhak mereka terima lantaran kekafiran dan kebanggaan mereka terhadap tuhan-tuhan mereka?

Surah Al-Mulk Ayat 29
قُلۡ هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ءَامَنَّا بِهِۦ وَعَلَيۡهِ تَوَكَّلۡنَا فَسَتَعۡلَمُونَ مَنۡ هُوَ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ

Terjemahan: “Katakanlah: “Dialah Allah Yang Maha Penyayang kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya-lah kami bertawakkal. Kelak kamu akan mengetahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata”.

Tafsir Jalalain: قُلۡ هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ءَامَنَّا بِهِۦ وَعَلَيۡهِ تَوَكَّلۡنَا فَسَتَعۡلَمُونَ (Katakanlah!, “Dialah Allah Yang Maha Penyayang kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nyalah kami bertawakal. Kelak kalian akan mengetahui) bilamana mereka menyaksikan azab itu. Lafal fasatalamuuna dapat pula dibaca fasayalamuuna, artinya kelak mereka akan mengetahui di saat mereka menyaksikan azab مَنۡ هُوَ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ (siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata.”) Kami-kah atau mereka?.

Tafsir Ibnu Katsir: قُلۡ هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ءَامَنَّا بِهِۦ وَعَلَيۡهِ تَوَكَّلۡنَا (“Katakanlah: ‘Dia lah Allah Yang Mahapemurah, kami beriman kepada-Nya dan kepada-Nya lah kami bertawakkal.”) maksudnya, kami beriman kepada Rabb seru sekalian alam, Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang. Dan kepada-Nya kami bertawakkal dalam segala urusan kami. Oleh karena itu, Dia berfirman:

فَسَتَعۡلَمُونَ مَنۡ هُوَ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ (“Kelak kamu akan mengatahui siapakah yang berada dalam kesesatan yang nyata.”) maksudnya, antara kami dan kalian. Dan bagi siapakah kemenangan itu akan diberikan di dunia dan di akhirat?

Tafsir Kemenag: Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad untuk mengatakan kepada orang-orang kafir Mekah, “Hai orang-orang kafir; aku dan pengikut-pengikutku telah beriman kepada Tuhan semesta alam, Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya, Tuhan yang menetapkan hukum dengan adil.

Baca Juga:  Inilah Alasan Kenapa Surat Al-Fatihah Disebut Sebagai Ummul Qur'an

Hanya kepada-Nya sajalah kami serahkan diri dan segala urusan kami, karena Dialah yang menentukan keadaan diri kami dan hanya kepada-Nya sajalah kami mohon pertolongan, karena hanya Dialah yang memberi pertolongan dan memberi kami rezeki untuk kelangsungan hidup dan kehidupan kami. Hanya Dialah yang dapat membebaskan kami dari semua bencana dan malapetaka yang mungkin menimpa kami.”

Ayat ini seolah-olah mencela sikap dan tindakan orang-orang kafir yang menyembah patung-patung yang mereka buat sendiri yang tidak dapat memberi manfaat dan mudarat bahkan harus mereka sendiri yang memelihara dan merawatnya. Demikian pula sikap orang-orang kafir yang selalu membangga-banggakan kekayaan, kekuasaan, dan keturunan mereka, sebagaimana Allah berfirman:

Dan mereka berkata, “Kami memiliki lebih banyak harta dan anak-anak (daripada kamu) dan kami tidak akan diazab.” (Saba’/34: 35) Karena kekafiran itu, mereka tidak akan memperoleh kesenangan hidup di akhirat nanti. Kelak mereka akan mengetahui, siapa di antara mereka dan orang-orang mukmin yang menempuh jalan yang benar dan siapa yang menempuh jalan yang sesat. Yang menempuh jalan yang benar sampai ke tempat yang baik penuh kenikmatan dan yang menempuh jalan yang sesat tentu akan sampai di tempat yang sesat pula, penuh kesengsaraan dan penderitaan.

Tafsir Quraish Shihab: Dialah Zat Yang Maha Pemurah yang kami yakini dan kalian tidak meyakini-Nya. Hanya kepada-Nyalah kami bertawakkal, sementara kalian bertawakkal kepada yang lain-Nya. Tatkala siksa itu datang, kalian akan tahu manakah di antara kedua kelompok itu yang tersesat jauh dari kebenaran.”

Surah Al-Mulk Ayat 30
قُلۡ أَرَءَيۡتُمۡ إِنۡ أَصۡبَحَ مَآؤُكُمۡ غَوۡرًا فَمَن يَأۡتِيكُم بِمَآءٍ مَّعِينٍ

Terjemahan: “Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?”.

Tafsir Jalalain: قُلۡ أَرَءَيۡتُمۡ إِنۡ أَصۡبَحَ (Katakanlah, “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kalian menjadi kering;) yakni airnya masuk jauh ke dalam bumi مَآؤُكُمۡ غَوۡرًا فَمَن يَأۡتِيكُم بِمَآءٍ مَّعِينٍ (maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagi kalian?”) Sehingga air itu menyumber dan dapat dicapai oleh tangan atau oleh timba-timba, sebagaimana air yang kalian miliki sekarang?

Tiada seorang pun yang dapat mendatangkannya selain Allah swt. Maka, mengapa kalian mengingkari adanya hari berbangkit, yaitu hari di mana Dia membangkitkan kalian menjadi hidup kembali. Disunahkan bagi pembaca surah ini, bila bacaannya sampai kepada lafal ma`iin, hendaknya ia mengucapkan kalimat jawabannya, yaitu “allaahu rabbul ‘aalamiina/Allah Rabb semesta alam yang dapat mengeluarkannya.

Demikianlah menurut keterangan yang dikemukakan di dalam hadis. Dan ayat ini dibacakan terhadap sebagian orang-orang yang bersifat angkara murka, maka menurut perawinya, bahwa cangkul dan sekop penggali tanah terus menghunjam ke tanah, akan tetapi sumber air tidak muncul-muncul juga; ia telah pergi jauh meresap ke dalam bumi yang tidak dapat dicapainya. Kami berlindung kepada Allah dari perbuatan berani melawan Allah dan ayat-ayat-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Selanjutnya Allah berfirman untuk memperlihatkan kasih sayang kepada makhluk-Nya: قُلۡ أَرَءَيۡتُمۡ إِنۡ أَصۡبَحَ مَآؤُكُمۡ غَوۡرًا (“Katakanlah: ‘Terangkanlah kepadaku jika sumber airmu menjadi kering.’”) yakni, mengalir di atas bumi ke bawah yang tidak dapat diperoleh melalui kapak-kapak yang tajam dan tidak juga oleh pembantu-pembantu yang tangguh. Kata al-ghaa-ir [kering] itu kebalikan dari kata an-naabi [sumber air]. Oleh karena itu, Dia berfirman:

Baca Juga:  Surah Al-Mulk Ayat 1-5; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

فَمَن يَأۡتِيكُم بِمَآءٍ مَّعِينٍ (“Maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?”) maksudnya yang memancarkan lagi mengalir di permukaan bumi. Dengan kata lain, tidak ada yang sanggup melakukan hal tersebut kecuali Allah swtl.

Dengan demikian, di antara karunia dan kemurahan-Nya adalah memancarkan dan mengalirkan air bagi kalian di seluruh pelosok bumi sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh makhluk, sedikit maupun banyak. Karenanya, segala puji dan sanjungan hanya milik Allah.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Allah menerangkan lagi tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan-Nya, setelah pada ayat yang lalu Dia memerintahkan agar bertawakal kepada-Nya. Allah memerintahkan Muhammad mengatakan kepada orang-orang kafir,

“Hai orang-orang kafir, cobalah terangkan kepadaku, apa yang terpikir olehmu, seandainya atas kehendak Allah seluruh air yang mengalir di permukaan bumi ini meresap ke dalam tanah, sehingga sumber-sumber air dan sumurmu menjadi kering, timba-timbamu tidak dapat menimba air lagi. Apakah tuhanmu yang lain dapat mendatangkan air itu, sehingga kamu dapat minum, kebun-kebunmu menjadi subur kembali dan binatang-binatang ternakmu dapat berkembang biak?

Tidak ada sesuatu pun yang dapat mendatangkan air itu kecuali Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. Kenapa kamu masih menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang tidak layak bagi-Nya?” Ayat ini menyuruh orang-orang kafir membandingkan dasar ketuhanan menurut pengertian mereka dengan sifat pemahaman ketuhanan menurut agama yang disampaikan Muhammad saw.

Tuhan yang disembah menurut yang diajarkan Rasulullah adalah Tuhan pencipta seluruh makhluk, dan menjaga kelangsungan hidup semua yang hidup di alam ini. Dia Mahakuasa dan Maha Menentukan segala sesuatu, tidak memerlukan sesuatu apa pun untuk menolong-Nya dan sebagainya. Bukan Tuhan yang dibuat manusia atau diangkat oleh manusia sendiri untuk disembah, seperti pemahaman ketuhanan orang-orang musyrik.

Ayat ini seakan mengingatkan mereka bahwa Tuhan yang pantas disembah itu hanyalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak beranak, tidak dilahirkan, tidak berserikat dengan suatu apa pun, dan tidak memerlukan makhluk-makhluk lain untuk membantu-Nya melaksanakan setiap urusan.

Tafsir Quraish Shihab: Katakanlah, “Terangkanlah kepadaku jika air kalian menghilang dari bumi dan tidak dapat kalian temukan dengan cara apapun. Siapakah–selain Allah–yang dapat mendatangkan kepada kalian air suci yang memancar ke siapa saja yang menginginkannya.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Al-Mulk Ayat 28-30 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S