Surah An-Nur Ayat 26; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah An-Nur Ayat 26

Pecihitam.org – Kandungan Surah An-Nur Ayat 26 ini, menerangkan bahwa perempuan-perempuan yang tidak baik biasanya menjadi istri laki-laki yang tidak baik pula. Begitu pula laki-laki yang tidak baik adalah untuk perempuan-perempuan yang tidak baik pula, karena bersamaan sifat-sifat dan akhlak itu, mengandung adanya persahabatan yang akrab dan pergaulan yang erat.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nur Ayat 26

Surah An-Nur Ayat 26
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ أُولَئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

Terjemahan: Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).

Tafsir Jalalain: الْخَبِيثَاتُ (Wanita-wanita yang keji) baik perbuatannya maupun perkataannya لِلْخَبِيثِينَ (adalah untuk laki-laki yang keji) pula وَالْخَبِيثُونَ (dan laki-laki yang keji) di antara manusia لِلْخَبِيثَاتِ (adalah buat wanita-wanita yang keji pula) sebagaimana yang sebelumnya tadi وَالطَّيِّبَاتُ (dan wanita-wanita yang baik) baik perbuatan maupun perkataannya لِلطَّيِّبِينَ (adalah untuk laki-laki yang baik) di antara manusia,

وَالطَّيِّبُونَ (dan laki-laki yang baik) di antara mereka لِلطَّيِّبَات (adalah untuk wanita-wanita yang baik pula) baik perbuatan maupun perkataannya. Maksudnya, hal yang layak adalah orang yang keji berpasangan dengan orang yang keji, dan orang baik berpasangan dengan orang yang baik.

أُولَئِكَ (Mereka itu) yaitu kaum laki-laki yang baik dan kaum wanita yang baik, antara lain ialah Siti Aisyah dan Sofwan مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ (bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka) yang keji dari kalangan kaum laki-laki dan wanita. لَهُ (Bagi mereka) yakni laki-laki yang baik dan wanita yang baik itu مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (ampunan dan rezeki yang mulia) di surga.

Baca Juga:  Surah Az-Zumar Ayat 21-22; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Siti Aisyah merasa puas dan bangga dengan beberapa hal yang ia peroleh, antara lain, ia diciptakan dalam keadaan baik, dan dijanjikan mendapat ampunan dari Allah, serta diberi rezeki yang mulia.

Tafsir Ibnu Katsir: ‘Abdullah bin ‘Abbas berkata: “Maksudnya, kata-kata yang buruk hanya pantas bagi laki-laki yang buruk. Dan laki-laki yang jahat yang pantas baginya hanyalah kata-kata yang buruk. Kata-kata yang baik hanya pantas bagi laki-laki yang baik dan laki-laki baik, yang pantas baginya hanyalah kata-kata yang baik. Ayat ini turun berkenaan dengan ‘Aisyah dan ahlul ifki.”

Demikianlah diriwAyatkan dari Mujahid, ‘Atha’, Sa’id bin Jubair, asy-Sya’bi, al-Hasan al-Bahsri, Habib bin Abi Tsabit, adh-Dhahhak dan pendapat yang dipilih oleh Ibnu Jarir ath-Thabari. Intinya, perkataan yang buruk lebih pantas ditujukan kepada orang-orang yang jahat dan perkataan baik hanya pantas bagi orang-orang yang baik.

Tuduhan keji yang ditujukan kaum munafik kepada ‘Aisyah sebenarnya lebih pantas ditujukan kepada mereka. dan ‘Aisyah lebih pantas bersih dari tuduhan itu daripada mereka. oleh sebab itu, Allah berfirman: أُولَئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ (“Mereka [yang dituduh] itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka [yang menuduh].”)

‘Abdurrahman bin Zaid bin Aslam mengatakan: “Wanita yang jahat hanya pantas bagi laki-laki yang jahat dan laki-laki yang jahat hanya cocok bagi wanita yang jahat. Wanita yang baik hanya layak bagi laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik hanya pantas bagi wanita yang baik.

Baca Juga:  Surah An-Nur Ayat 6-10; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Perkataan ini merupakan konsekuensi lazim, yaitu tidaklah Allah menjadikan ‘Aisyah sebagai istri Rasulullah saw. melainkan ia adalah seorang wanita yang baik, karena Rasulullah saw. adalah manusia yang paling baik. Sekiranya ‘Aisyah tidak baik, tentu secara syar’i dan kauni tidak pantas bagi beliau.

Oleh karena itulah Allah berfirman: أُولَئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ (“Mereka [yang dituduh] itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka [yang menuduh]”) mereka jauh dari apa yang dituduhkan oleh mereka [yang menuduh]”). Mereka jauh dari yang dituduhkan oleh ahlul ifki.

Firman Allah: لَهُم مَّغْفِرَةٌ (“Bagi mereka ampunan”) karena tuduhan dusta yang ditujukan kepada mereka. firman Allah: وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (“Dan rizky yang mulia”) di sisi Allah, yaitu surga yang penuh kenikmatan. Ayat ini berisi janji bahwa istri-istri Rasulullah saw berada dalam Jannah.

Tafsir Kemenag: Pada Ayat ini Allah menerangkan bahwa perempuan-perempuan yang tidak baik biasanya menjadi istri laki-laki yang tidak baik pula. Begitu pula laki-laki yang tidak baik adalah untuk perempuan-perempuan yang tidak baik pula, karena bersamaan sifat-sifat dan akhlak itu, mengandung adanya persahabatan yang akrab dan pergaulan yang erat.

Perempuan-perempuan yang baik-baik adalah untuk laki-laki yang baik-baik pula sebagaimana diketahui bahwa keramah-tamahan antara satu dengan yang lain terjalin karena adanya persamaan dalam sifat-sifat, akhlak, cara bergaul dan lain-lain.

Begitu juga laki-laki yang baik-baik adalah untuk perempuan-perempuan yang baik-baik pula, ketentuan itu tidak akan berubah dari yang demikian itu. Oleh karena itu, kalau sudah diyakini bahwa Rasulullah adalah laki-laki yang paling baik, dan orang pilihan di antara orang-orang dahulu dan orang kemudian, maka tentulah istri Rasulullah Aisyah r.a. adalah perempuan yang paling baik pula.

Baca Juga:  Surah Al-Muddatstsir Ayat 38-56; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Ini merupakan kebohongan dan tuduhan yang dilontarkan kepada diri Aisyah r.a. Mereka yang baik-baik, baik laki-laki maupun perempuan termasuk Safwan bin Muattal dan Aisyah r.a. adalah bersih dari tuduhan yang dilontarkan oleh orang-orang yang keji, baik laki-laki maupun perempuan, mereka itu memperoleh ampunan dari Allah dan rezeki yang mulia di sisi Allah dalam surga.

Tafsir Quraish Shihab: Wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan sebaliknya, laki-laki yang keji adalah untuk wanita yang keji. Begitu pula, wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan sebaliknya, laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik. Jika demikian, maka bagaimana mungkin dapat terbayang suatu kekejian dapat terjadi pada diri seorang wanita yang terjaga, istri seorang lelaki yang baik lagi terpercaya, yaitu Rasulullah?

Orang-orang yang baik itu bebas dari tuduhan yang dilontarkan orang-orang yang keji. Dosa- dosa kecil mereka–yang tak seorang manusia pun luput darinya–akan mendapat ampunan dari Allah. Bagi mereka juga penghormatan yang agung, berupa kenikmatan dan kebaikan surga.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah An-Nur Ayat 26 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S